EMS Sebut Ada Dugaan Keterlibatan Dirut PLN Dalam Kasus PLTU Riau-1
D'On, Jakarta,- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, dalam pemeriksaan, mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih menyebut Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir, diduga terlibat skandal suap proyek pembangunan PLTU Riau-1. Tapi, tak mau gegabah dalam menindak hal tersebut, diperlukan bukti-bukti penguat lainnya.
“Baru dari satu orang saja si Eni (yang menyebut Sofyan Basir). Nah, baru satu saksi itu saja,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan, Minggu (2/9).
Menurut Alex, Eni sejauh ini cukup kooperatif. Bahkan, dari keterangannya membongkar keterlibatan Idrus Marham. KPK menemukan bukti-bukti cukup untuk menjerat mantan sekjen Partai Golkar itu.
Alex menambahkan, berdasarkan pengakuan Eni, uang suap terkait proyek PLTU Riau-1 yang diterimanya akan dibagikan juga kepada Idrus dan Sofyan Basir.
“Dia (Eni pernah) menyampaikan kepada si IM (Idrus Marham), saya habis bertemu dengan SB (Sofyan Basir), nanti pembagiannya sama-sama,” kata Alex mengutip keterangan Eni kepada penyidik KPK.
Meskipun begitu, kata dia, KPK masih terus mengumpulkan bukti untuk memperkuat keterangan Eni terkait dugaan keterlibatan Sofyan dalam proyek investasi senilai US$900 juta tersebut.
“Kalau sudah cukup bukti pasti kami naikkan. Hanya sebatas sebagai saksi, karena alat buktinya belum cukup,” kata Alex.
Sebelumnya, dalam beberapa kali kesempatan, Eni telah menjelaskan bahwa dirinya membeberkan semua yang telah terjadi terkait suap PLTU Riau-1. Eni juga membeberkan pertemuan-pertemuan yang dihadiri Dirut PLN Sofyan Basir dan pemegang saham Blackgold Natural Insurance Limited, Johanes Budisutrisno Kotjo.
Adapun Idrus Marham diduga secara bersama-sama dengan Eni menerima hadiah atau janji dari Johanes untuk meloloskan Blackgold jadi anggota konsorsium PT Pembangkit Jawa-Bali dalam menggarap proyek PLTU Riau-1. (chanop)