Gegara Uang Belanja Kurang, Guru SD Tega Bunuh Suami
D'On, Medan,- Personel Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Medan bersama Unit Reskrim PolsGadaek Pancurbatu akhirnya meringkus Chory Kumulia Dewi alias Dewi (25), warga Dusun 11 Ulu Brayun, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Langkat, yang merupakan istri Muhammad Yusuf diamankan dari kediamannya, terduga pelaku pembunuhan Muhammad Yusuf (33), Minggu (16/9/2018) sekira pukul 14.00 Wib kemarin.
Berdasarkan pengakuan wanita itu, polisi kini memburu Teman Tapi Mesra (TTM) -nya, terduga pelaku utama pembunuhan PNS Guru SD, Muhammad Yusuf–jasad yang ditemukan di ladang buah asam Jalan Jamin Ginting, Dusun I, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, Jumat (14/9/2018) lalu.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dr Dadang Hartanto didampingi Kasat Reskrim, AKBP Putu Yudha Prawira, membeberkan kronologis pengungkapan pembunuhan tersebut dalam konferensi pers di halaman Mapolrestabes Medan, Rabu (19/9/2018) kemarin.
“Awalnya kita mendapat informasi adanya penemuan mayat di kawasan Pancurbatu. Setelah kita lidik, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Setelah kita kembangkan lebih lanjut, akhirnya identitas korban berhasil didapatkan,” ujar Dadang.
Lebih lanjut dikatakan Dadang, pada saat pengembangan, polisi berhasil mengidentifikasi terduga pelaku setelah mendapatkan informasi bahwa istri dari Muhammad Yusuf mengambil sepeda motor yang dititipkan di Binjai SuperMall sejak 12 September 2018.
“Jadi, hari Sabtu tanggal 15 September 2018, sekira pukul 16.00 Wib, personel gabungan Jatanras Unit Pidum Polrestabes Medan dan Unit Reskrim Polsek Pancurbatu mendapat informasi bahwa Kumulia Dewi alias Chory alias Dewi bersama seorang laki-laki mengambil sepeda motor milik korban Muhammad Yusuf yang diparkir di Binjai Super Mall sejak tanggal 12 September 2018 dan keduanya terekam CCTV Mall,” sebut Kapolrestabes.
Mendapat informasi itu, polisi kemudian mendatangi kediaman Muhammad Yusuf di Jalan Klambir V. Di situ petugas gabungan bertemu istri dari Muhammad Yusuf yang bernama Chory Kumulia Dewi alias Chory alias Dewi.
Selanjutnya, polisi menginterogasi Dewi dan memperlihatkan rekaman CCTV dari Binjai SuperMall (BSM) kepadanya.
Melihat itu, Dewi berterus terang bahwa memang benar dia bersama suaminya Muhammad Yusuf dan temannya Ganda Winata alias Gandrung pada tanggal 12 September 2018, merental mobil.
“Mobil itu menurut pengakuan tersangka akan dipakai untuk mengajak suaminya menghadiri pesta keluarga tersangka yang tinggal di Aceh,” beber Dadang.
Berdasarkan keterangan Dewi tersebut, polisi kemudian membawanya untuk mencari GW, yang diduga ikut melakukan pembunuhan Muhammad Yusuf.
Dari pengungkapan tersebut, polisi juga menemukan barang bukti lainnya berupa 1 unit HP merk Micxon warna hitam, 1 unit HP merk Mito warna putih, 1 buah helm warna biru, 1 unit sepeda motor Honda Supra warna hitam, BK 6808 AQ.
Dengan temuan barang bukti tersebut polisi langsung mengamankan Dewi pada hari Minggu (16/9/2018), sekitar pukul 14.00 Wib.
Kombes Dadang menjelaskan, motif pembunuhan ini dikarenakan sakit hati. “Jadi menurut keterangan tersangka, korban selama setahun berumah tangga hanya memberikan nafkah sebesar Rp100 ribu sampai Rp200 ribu kepada istrinya. Bahkan, tersangka mengaku pernah diancam cerai oleh korban,” ungkapnya.
“Karena sakit hati, tersangka curhat kepada temannya itu. Kemudian, tersangka GW bersama istri korban merencanakan pura-pura ada pesta keluarga di Aceh dengan merentalkan mobil,” lanjut Dadang.
Lanjut Dadang, saat di perjalanan, persisnya di Jalan Bahorok Pantai Katak, Langkat, GW berpura-pura bahwa mobil itu mogok. Kemudian istrinya Dewi keluar pergi ke warung.
Saat itulah GW langsung menghabisi Muhammad Yusuf dengan cara menjerat lehernya menggunakan tali. “Setelah meninggal dunia, keduanya membuang jenazah korban ke kawasan Pancurbatu,” terangnya.
Dadang menambahkan, saat ini pihaknya tengah mendalami kasus tersebut guna memburu tersangka GW yang berhasil kabur.
Sementara itu, tersangka Chory mengaku, tidak ada hubungan istimewa antara dia dan tersangka Ganda Winata. “Dia cuma abang angkat ku. Aku nggak tahu lagi mau ngadu ke mana, makanya ku ceritakan masalah pribadi ku sama dia. Cuma sama dia aku biasa curhat. Aku juga gak tahu proses pembunuhan itu, aku tahunya waktu pas membuang mayatnya,” akunya.
Chory juga mengaku, kerap dianiaya dan tak diberi nafkah dengan suaminya tersebut. “Dari awal nikah sampai sekarang, gajinya tidak pernah diberikan kepadaku. Tiap bulan, aku hanya menerima Rp100 sampai Rp 200 ribu. Dia juga sering memukuli ku dan meminta cerai,” ungkapnya. (mlus)