Breaking News

Kembali Beraksi, Besok KPK Boyong 22 Anggota Dewan Untuk Diperiksa

D'On, Malang,- Besok (3/9) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memboyong 22 anggota DPRD Kota Malang. Diduga, wakil rakyat itu akan diperiksa terkait tiga kasus. Yakni, pembahasan suap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2015, fee satu persen APBD murni 2015, Mulyorejogate atau suap pengelolaan lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun. Siapa 22 legislator itu dan apakah mereka akan langsung ditahan usai menjalani pemeriksaan?
Informasi yang dihimpun dilapangan, mayoritas dari 22 anggota dewan itu sudah diperiksa penyidik KPK di Polres Malang Kota (Makota) kemarin (1/9). Pantauan awak media, para legislator yang memenuhi panggilan KPK di Polres Makota adalah Indra Tjahyono, Bambang Triyoso, Asia Iriani, Een Ambarsari, Moch. Fadli, Letkol (Purn) Suparno, Imam Ghozali, Choeroel Anwar, Teguh Mulyono, dan Sugiarto.
Sebelumnya, KPK sudah menahan 19 legislator. Sebelum ditahan, belasan legislator itu menjalani pemeriksaan di Polres Makota. Lalu, pemeriksaan lanjutan di Jakarta dan berujung penahanan.
Mayoritas ditahan atas tiga kasus. Untuk suap pembahasan APBD-P 2015 yang belakangan disebut dana pokok pikiran (pokir), masing-masing diduga menerima dana Rp 12,5 juta–Rp 15 juta. Dari beberapa fakta persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya, dana senilai Rp 700 juta itu dibagi untuk semua legislator.
Sementara untuk fee 1 persen APBD murni tahun 2015, masing-masing legislator diduga menerima dana Rp 50 juta. Namun, beberapa legislator yang dituding turut menerima, membantah dalam persidangan. Sedangkan Mulyorejogate merupakan proyek pengelolaan lahan TPA Supiturang antara Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan investor asal Jerman.
Dalam proyek senilai sekitar Rp 230 miliar itu, pemkot perlu persetujuan dari parlemen. Agar dewan menyetujui memorandum of understanding (MoU), masing-masing diduga mendapat jatah Rp 5 juta.
Ketua Komisi A (Bidang Pemerintahan) DPRD Indra Tjahyono keluar ruang pemeriksaan lebih awal jika dibanding puluhan legislator lainnya. Politikus Partai Demokrat (PD) itu selesai diperiksa sekitar pukul 11.00. ”Diperiksa soal berita acara pemeriksaan (BAP) lama,” kata legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Lowokwaru itu.
Setelah Indra, lalu disusul Sugiarto yang keluar ruang pemeriksaan. Anggota Komisi C (Bidang Pembangunan) DPRD itu keluar sekitar pukul 11.30 untuk istirahat. Politikus PKS itu mengungkapkan bahwa dia bersama 21 legislator lain akan diperiksa di Jakarta besok (3/9). ”Totalnya, ada 22 dewan (yang diperiksa KPK di Jakarta),” kata Sugiarto.
Sementara Asia Iriani yang usai diperiksa sekitar pukul 13.00, matanya tampak berkaca-kaca. Politikus dari Fraksi Persatuan Pembangunan Nasdem (PPN) itu juga dijadwalkan untuk diberangkatkan ke Jakarta besok. ”Iya Senin (diperiksa di Jakarta) semua. Kecuali Pak Moko (Priyatmoko Oetomo) dan Mbak Tutuk (Tutuk Hariyani),” terangnya.
Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan DPRD Choeroel Anwar yang keluar pukul 12.00, mengaku, pemeriksaan untuk 1 surat perintah penyidikan (sprindik) saja. Dia bersama puluhan legislator lain juga akan diperiksa di Jakarta. ”Diperiksa terkait APBD 2015. Saya akan ke Jakarta. Sepertinya ada 22 orang (yang diperiksa di Jakarta),” bebernya.
Anggota DPRD asal F-PDIP Teguh Mulyono blak-blakan menceritakan siapa saja yang diboyong KPK ke Jakarta. Dari 26 legislator yang masih aktif, 22 orang di antaranya akan diperiksa KPK di Jakarta. Dengan demikian hanya tersisa 4 legislator. ”Dan, 22 orang yang diperiksa, termasuk saya. Kan wes diperiksa bolak-balek (kan sudah bolak-balik diperiksa),” ucapnya.
Siapa empat legislator yang tidak diboyong KPK ke Jakarta? Teguh menyebut dua nama di antaranya. ”Yang belum (dipanggil) ya karena sakit. Tutuk dan Moko (Tutuk Hariyani dan Priyatmoko Oetomo),” kata Teguh setengah bercanda.
Sementara Moch. Fadli mengaku diperiksa terkait sprindik empat temannya. Yakni, Imam Ghozali, Arif Hermanto, Ribut Haryanto, dan Erni Farida. ”Ya ditanya juga soal 22 nama dewan. Kenal apa enggak,” kata politikus Partai Nasdem tersebut.
Oleh penyidik, Fadli ditanya terkait dua kasus. Yakni, suap APBD-P 2015 senilai total Rp 700 juta yang belakangan disebut suap dana pokok pikiran (pokir) dan Mulyorejogate. ”Saya sudah sampaikan ke penyidik KPK. Saya dari Nasdem hanya seorang diri. Tidak bisa berbuat apa-apa terkait APBD-P 2015 dan proyek sampah (Mulyorejogate),” ucapnya.
Ribut Hariyanto juga membenarkan jadwal pemeriksaannya di Jakarta. Rencananya, dia berangkat dari Bandara Abd Saleh pukul 14.00. ”Iya, Senin (3/9) ke sana (kantor KPK). Pemeriksaan ulang,” kata politikus Partai Golkar ini.
Ditanya apakah dipesani membawa pakaian oleh penyidik KPK? Ribut tidak menjawab. Politikus Partai Golkar itu menjelaskan telah diperiksa terkait tiga kasus. Yakni, suap pembahasan APBD-P 2015 senilai total Rp 700 juta, APBD murni tahun 2015, dan Mulyorejogate. ”Iya, seputar itu,” jelasnya singkat.
Terpisah, Teguh Puji Wahyono menambahkan, semua anggota dewan bakal ke Jakarta untuk diperiksa besok. Kecuali dua anggota dewan hasil penggantian antar waktu (PAW), Tutuk Hariyani dan Priyatmoko Oetomo. ”Semuanya ke sana (ke KPK), kecuali Bu Tutuk dan Moko (Priyatmoko Oetomo) karena sakit. Juga dewan hasil PAW (tidak ke KPK),” ungkap politikus Partai Gerindra ini.
Teguh mengaku diperiksa terkait empat kasus. Selain suap pokir, fee 1 persen APBD murni tahun 2015, Mulyorejogate, dan proyek pembangunan Jembatan Kedungkandang. ”Cuma ditanya tahu apa enggak (soal Jembatan Kedungkandang). Saya jawab nggak tahu karena bukan komisi saya,” terang anggota Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat) itu.
Legislator lain yang menjadi saksi, Tutuk Hariyani menyatakan, dia tidak pernah menerima suap pembahasan APBD-P 2015. ”Enggak ada (menerima), waktu itu sakit (saat pembahasan APBD-P 2015),” ungkap politikus PDIP ini. ”Saya enggak (ke Jakarta), nggak ada (panggilan),” imbuhnya.
Sementara Een Ambarsari, Imam Ghozali, dan Suparno yang keluar bersamaan, enggan memberikan keterangan kepada awak media. Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, mereka langsung pulang dengan kawalan dua orang yang diduga penasihat hukumnya.
Salah salah satu penyidik KPK yang keluar ruangan untuk salat Duhur sempat mengkode wartawan. Ditanya terkait kabar keberangkatan 22 dewan ke Jakarta, penyidik tersebut membenarkan dengan anggukan kepala. Sedangkan saat ditanya berapa jumlah legislator yang diberangkatkan ke Jakarta, dia mengisyaratkan dua jarinya digerakkan dua kali. Diduga, isyarat tersebut membenarkan bahwa ada 22 dewan yang diboyong ke Jakarta.
Terpisah, Juru Bicara KPK Febri Diansyah tidak menjelaskan, apakah pemeriksaan di Jakarta selalu berujung penahanan atau tidak. Pihaknya berjanji akan mengumumkan setelah penyidik menuntaskan kegiatan penyidik Kota Malang. Yaitu, penggeledahan, pemeriksaan, dan penyidikan yang dikembangkan dari kasus sebelumnya. ”Nanti kami umumkan secara resmi begitu selesai,” kata Febri. (cak)