Petuah Abu Bakar As Siddiq Kepada Umar Ibn Khattab
D'On, Padang,- Bagaimana Abu Bakar as Shiddiq menyampaikan amanahnya kepada Umar ibn Khattab, khalifah baru penggantinya, pada suatu hari di bulan Agustus 634? Inilah bunyi pidato salah satu Sahabat Nabi yang utama ini, seperti dicatat oleh sejarawan Abu Abdillah Muhammad al-Waqidi (747-822) dalam karyanya yang terkenal: Al Maghazi
"Hai Umar ibn Khattab! Hari ini Allah telah memikulkan tanggungjawab padamu di malam hari dan jangan tangguhkan itu kepada siang hari. Allah telah memikulkan tanggungjawab pada siang hari dan jangan tangguhkan olehmu di malam hari.Allah tidak akan menerima amal sunat sebelum amal fardhu dilaksanakan".
Bukankah kamu tahu, hai Umar! Bahwa timbangan seorang manusia akan berat pada Hari Kemudian dikarenakan ia melaksanakan kebenaran. Bukankah kamu tahu, hai Umar! Bahwa timbangan seorang manusia itu akan ringan pada Hari Kemudian disebabkan dia membela kepalsuan?
Bukankah kamu saksikan sendiri, hai Umar! Bahwa ayat-ayat berisi kabar gembira senantiasa diikuti oleh ayat-ayat yang membawa ancaman dari Allah. Begitu juga sebaliknya ayat-ayat berisi ancaman selalu diikuti oleh ayat-ayat yang berisi kabar gembira? Tujuannya jelas supaya manusia itu gembira disertai rasa gentar. Bergembira dengan penuh harap kepada hal-hal yang tentu saja bukan kepada hal-hal yang tidak diridhai Allah, hingga ia tak akan gentar saat menghadapi Allah kelak.
Bukankah kamu saksikan, wahai Umar ibn Khattab! Bahwa Allah bercerita tentang penderitaan penduduk neraka. Jikalau kamu mengngatnya, maka katakanlah di dalam hatimu:Janganlah aku termasuk dalam bagian manusia-manusia itu
Bukankah kamu juga saksikan, hai Umar! Bawa Allah telah berkisah tentang kebahagian penduduk sorga. Jikalau kamu mengingat itu, maka katakanlah dalam hatimu: Aku akan beramal seperti amal mereka.
Itulah amanahku kepada kamu. Jikalau kamu memegang amanahku itu maka doaku untukmu, wahai Umar: Mudah-mudahan kamu tidak lebih mencintai yang tak tampak dari pada yang tampak!
(Khalifah Abu Bakar mengucapkan pidato tersebut dalam kondisi sakit. Konon beberapa saat setelah menyampaikan pidato amanah tersebut, ia pun pun mangkat). (maulana abu khalil)