Inilah Sosok Pengganti Putra Mahkota Kerajaan Arab Jika Muhammad Bin Salman Terbukti Bersalah
D'On, Arab Saudi,- Kisruh kasus pembunuhan kolumnis Washington Post asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, rupanya berbuntut panjang. Bak bola panas yang bergulir cepat, peristiwa itu rupa-rupanya menyeret nama Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dilansir dari Dailymail, sang pangeran pun terancam dicopot kedudukannya sebagai penerus takhta kerajaan.
Sang Pengganti pun tak lain adalah adik kandungnya sendiri, Pangeran Khalid bin Salman. Jika memang benar terjadi, Mohammed bin Salman akan segera angkat kaki dari posisi Putera Mahkota yang dijabatnya saat ini. Secara bertahap, sang adik juga akan mengambil alih kedudukannya berdasarkan keputusan yang disepakati oleh anggota yang tergabung dalam Dewan Suksesi Kerajaan Arab Saudi (Allegiance Council). Sepak terjang Pangeran Khalid tentu sangat menarik untuk diikuti.
Sosok pangeran muda yang berotak cerdas
Pangeran Khalid bin Salman lulusan Univeristas ternama tak salah jika dirinya diangkat menjadi Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat. Dilansir dari eng-archive.aawsat.com, Pangeran Khalid merupakan lulusan ilmu penerbangan dari King Faisal Air Academy.
Tak lama, ia melanjutkan studinya di universitas Harvard, Amerika Serikat dan meraih sertifikat Senior Executives in National and International Security. Dirinya juga menambah ilmu kemiliteran dengan belajar teknik peperangan elektronik tingkat tinggi (advanced electronic warfare) di Paris, Perancis. Tak lama setelah lulus dari akademi penerbangan, Pangeran Khalid langsung bergabung ke skuadron tempur F-15S sebagai pilot.
Anak Raja yang juga seorang pilot Angkatan Udara Arab Saudi
Selain dikenal berotak cerdas, Pangeran Khalid juga merupakan anggota Angkatan Udara di kemiliteran Arab Saudi. Dilansir dari voaindonesia.com, saudara kandung Mohammed bin Salman itu merupakan pilot F-15S lulusan pelatihan penerbangan militer dari Pangkalan Angkatan Udara Columbus di Mississippi tahun 2009.
Dilansir dari eng-archive.aawsat.com, ia bertugas di 92nd Squadron for the 3rd Flying Wing yang berlokasi King Abdulaziz Air Base di Dhahran, Saudi Arabia. Saat memulai program terbangnya sebagai pilot F-15S, dirinya menempati posisi sebagai Tactical Intelligence Officer.
Keahliannya menerbangkan pesawat teruji saat Pangeran Khalid ikut terjun langsung menggempur pertahanan ISIS pada 2014 silam.
Diangkat menjadi Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat
Pangeran Khalid bin Salman menjadi ujung tombak hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Amerika Serikat. Hal ini terjadi setelah dirinya dipilih oleh Raja Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman sebagai Duta Besar untuk mewakili kerajaan.
Sementara sang kakak, Mohammed bin Salman, diangkat sebagai Putra Mahkota yang kelak menggantikan posisi ayah mereka. Dilansir dari eng-archive.aawsat.com, Pangeran Khalid tercatat sebagai Duta Besar termuda dari Arab Saudi untuk Amerika Serikat.
Sosok negarawan yang menjadi mitra berpengaruh di Amerika Serikat
Pengangkatan Pangeran Khalid sebagai Duta Besar AS tentu bukan sembarang keputusan. Ada beberapa hal yang membuat dirinya terpilih menjabat posisi tersebut.
Dilansir dari nytimes.com, pria berusia 28 tahun itu menjadi penghubung strategis bagi kepentingan kedua negara. Seperti yang kita tahu, Arab Saudi merupakan konsumen persenjataan buatan AS yang nilainya sangat mencapai ratusan miliar dollar. Keberadaannya di sana, menjadi semacam perantara dalam persetujuan pembelian dengan pabrik-pabrik Amerika.
Menjadi calon pengganti sang kakak sebagai Putra Mahkota
Buntut dari kasus hilangnya Jamal Khashoggi, Titel Pangeran Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi dikabarkan terancam.
Berdasarkan surat kabar Perancis, Le Figaro, Dewan Suksesi Kerajaan Arab Saudi berencana untuk menunjuk Pangeran Khalid bin Salman sebagai deputi putra mahkota yang baru. Entah kapan rencana penggantian tersebut. Yang jelas, informasinya masih dibahas oleh kalangan internal kerajaan.
Pergantian kekuasaan dalam sebuah negara kerajaan seperti Arab Saudi, memang lumrah terjadi. Terlebih, jika ada anggota internal keluarga yang dianggap bisa membahayakan citra negara di mata masyarakat. Kita tunggu saja, apakah benar Mohammed bin Salman akan segera digantikan oleh sang adik, Pangeran Khalid bin Salman. (mond/DM)