Breaking News

KKSB Sandera 15 Guru dan Tenaga Medis di Papua

D'On, Papua,- Langkah pemerintah menangani kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) perlu diperbaiki. Kendati telah melibatkan TNI, hingga saat ini KKSB tetap menebar ancaman. Yang paling baru, terjadi penyanderaan terhadap 15 guru dan tenaga medis di Mapenduma, Kabupaten Nduga oleh KKSB.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan bahwa terjadi penyanderaan terhadap 15 orang tersebut. Awalnya, terdapat laporan penyanderaan itu, akhirnya Polda Papua melakukan pengecekan. ”Dari ibukota kabupaten itu jauh jarak Mapenduma, hanya bisa lewat udara,” tuturnya.

Begitu petugas sampai di Mapenduma, ternyata diketahui guru dan tenaga medis tersebut telah dibebaskan. Dari 15 orang tersebut, ada satu orang yang mengalami luka serius. ”Mereka sedang diperiksa untuk mengetahui sejauh apa tindakan dan penyekapan KKSB,” ujarnya.

Tidak hanya penganiayaan, ternyata juga terjadi pemerkosaan terhadap salah satu korban penyanderaan berinisial MT. Kabidhumas Polda Papua Kombespol A. M. Kamal menuturkan bahwa dalam penyanderaan yang dilakukan sejak 3 Oktober itu memang terjadi tindakan asusila. ”Lima orang KKSB memperkosa salah satu sandera,” tuturnya.

15 sandera itu baru bisa dibebaskan 17 Oktober lalu dengan difasilitasi kepala puskesmas. Menurutnya, saat ini pengejaran sedang dilakukan terhadap KKSB tersebut. ”Informasinya ada sepuluh orang KKSB yang melakukan penyanderaan di distrik itu,” paparnya.

Dia menjelaskan, untuk mencegah kejadian yang sama terulang, tentunya perlu untuk pengamanan terhadap sekolah-sekolah dan fasilitas kesehatan yang berada di wilayah rawan KKSB. ”Namun, juga perlu untuk kepedulian masyarakat. Sekolah dan fasilitas kesehatan itu kebutuhan. Seharusnya dijaga bersama,” tuturnya.

Khusus untuk di Mapenduma, dia menuturkan bahwa aktivitas sekolah dan kesehatan belum beroperasi. Tentu dikarenakan kejadian penyanderaan tersebut. ”Ya, guru dan tenaga medis disuruh pulang,” paparnya.

Soal penyebab penyanderaan, dia mengatakan bahwa dalam pemeriksaan terhadap korban penyanderaan diketahui bahwa KKSB itu menduga ada agen yang menyusup menjadi guru dan tenaga medis. ”Dipikirnya begitu,” ujarnya.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi turut menyampaikan bahwa instansinya sudah menerima laporan insiden di Mapenduma. ”Bahwa betul telah terjadi penyekapan terhadap para guru dan tenaga medis yang bertugas,” ungkap pria yang lebih akrab dipanggil Aidi itu. Kodam setempat menduga pelaku dibalik tindakan tersebut merupakan KKSB di bawah komando Egianus Kageya. (fini)