Mengenang Ade Irma Suryani, Tiga Peluru Tembus Punggung Sang Perisai Bangsa
D'On, Padang,- Kisah itu berawal pada pukul 3.30 WIB dini hari, ketika Jenderal AH Nasution dan istrinya, Johana Sunarti Nasution, terbangun dari tidur. Menyadari ada pasukan Cakrabirawa, istri AH Nasution menutup kembali pintu tersebut lalu mengatakan kepada suaminya, "Itu yang membunuh kamu sudah datang."
Lantas, AH Nasution membuka pintu, kemudian diberondong oleh tembakan Cakrabirawa, dan pintu kembali ditutup. Pintu ditutup oleh istri AH Nasution, dan AH Nasution pun menjatuhkan diri gara-gara ada tembakan lagi dari Cakrabirawa.
Lantaran memikirkan yang harus diselamatkan adalah AH Nasution, Johana meminta adik perempuan AH Nasution memegang Ade Irma Suryani. Adik AH Nasution menggendong Ade Irma Suryani, namun panik dan membuka pintu yang diberondong oleh pasukan Cakrabirawa dan tiga peluru menembus punggung si kecil setelah menembus pula tangan dari tante nya.
Setelah Ade Irma Suryani tertembak, pintu ditutup kembali oleh Johanna Nasution. Istri AH Nasution pun menggendong tubuh Ade Irma Suryani yang sudah tertembak, sambil mengantar AH Nasution untuk menyelamatkan diri.
Ketika pasukan Tjakrabirawa meninggalkan rumah, Johanna dan keluarga langsung membawa Ade yang bersimbah ke RSPAD untuk mendapat pertolongan. Setelah menjalani operasi, lima hari kemudian ia dipanggil Sang Maha Kuasa. Ia dimakamkan di Blok P Kebayoran diiringi ratusan tangis keluarga dan masyarakat.
Kematian Ade Irma Suryani tentu meninggalkan luka yang sangat dalam bagi diri Nasution. Di saat dirinya berhasil kabur, justru sang putri kesayangan harus merenggang nyawa menjadi perisainya.
“Anakku yang tercinta. Engkau telah gugur sebagai perisai untuk Ayahmu. Ya Allah, terimalah putri kami ini dengan segala kebaikannya. Kami mengantarkannya dengan ikhlas, mengembalikannya pada-Mu, karena Engkaulah yang empunya,” kata Nasution seperti dikutip dalam buku yang berjudul “Tujuh Prajurit TNI Gugur : 1 Oktober 1965”.
(Tulisan dikutip dari berbagai sumber)
Lantas, AH Nasution membuka pintu, kemudian diberondong oleh tembakan Cakrabirawa, dan pintu kembali ditutup. Pintu ditutup oleh istri AH Nasution, dan AH Nasution pun menjatuhkan diri gara-gara ada tembakan lagi dari Cakrabirawa.
Lantaran memikirkan yang harus diselamatkan adalah AH Nasution, Johana meminta adik perempuan AH Nasution memegang Ade Irma Suryani. Adik AH Nasution menggendong Ade Irma Suryani, namun panik dan membuka pintu yang diberondong oleh pasukan Cakrabirawa dan tiga peluru menembus punggung si kecil setelah menembus pula tangan dari tante nya.
Setelah Ade Irma Suryani tertembak, pintu ditutup kembali oleh Johanna Nasution. Istri AH Nasution pun menggendong tubuh Ade Irma Suryani yang sudah tertembak, sambil mengantar AH Nasution untuk menyelamatkan diri.
Ketika pasukan Tjakrabirawa meninggalkan rumah, Johanna dan keluarga langsung membawa Ade yang bersimbah ke RSPAD untuk mendapat pertolongan. Setelah menjalani operasi, lima hari kemudian ia dipanggil Sang Maha Kuasa. Ia dimakamkan di Blok P Kebayoran diiringi ratusan tangis keluarga dan masyarakat.
Kematian Ade Irma Suryani tentu meninggalkan luka yang sangat dalam bagi diri Nasution. Di saat dirinya berhasil kabur, justru sang putri kesayangan harus merenggang nyawa menjadi perisainya.
“Anakku yang tercinta. Engkau telah gugur sebagai perisai untuk Ayahmu. Ya Allah, terimalah putri kami ini dengan segala kebaikannya. Kami mengantarkannya dengan ikhlas, mengembalikannya pada-Mu, karena Engkaulah yang empunya,” kata Nasution seperti dikutip dalam buku yang berjudul “Tujuh Prajurit TNI Gugur : 1 Oktober 1965”.
(Tulisan dikutip dari berbagai sumber)