MTsN Model Dipersiapkan Jadi Madrasah Cerdas Bencana
D'On, Padang,- MTsN 6 Model Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat dipersiapkan menjadi madrasah cerdas bencana. Sebanyak 1.502 siswa madrasah itu diberikan pembekalan terkait mitigasi bencana dan penyelamatan diri oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Kamis (18/10/2018).
Menurut Kepala MTsN 6 Model Padang Hj. Rifdawati, M.Pd, pengetahuan tentang penanggulangan bencana diperlukan bagi siswa. Hal ini karena Kota Padang merupakan daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami, termasuk kebakaran dan banjir.
"Dengan mendapatkan pembekalan dari BPBD terkait penanggulangan bencana, nantinya siswa memahami tindakan yang akan dilakukan jika bencana terjadi," kata Rifdawati.
Ia menambahkan, upaya menyelamatkan diri sendiri lebih efektif daripada menunggu tindakan penyelamatan dari orang lain. Apalagi ketika berada dalam ruangan belajar tiba-tiba terjadi gempa sehingga situasi kepanikan terjadi.
"Bila sudah mendapatkan pengetahuan bagaimana menyelamatkan diri, siswa tidak akan terjebak dalam kepanikan tetapi langsung melakukan tindakan melindungi diri sendiri," katanya.
Rifdawati berterimakasih kepada pihak BPBD dan Lurah Gunung Pangilun Andi Amir yang mendukung madrasah cerdas bencana. Terwujudnya madrasah atau sekolah cerdas bencana akan mengurangi risiko jatuhnya korban.
Lurah Gunung Pangilun Andi Amir menyebut MTsN 6 Model Padang sebagai sekolah yang responsif terhadap program pemerintah, baik berkaitan dengan program kemasyarakatan, lingkungan dan penanggulangan bencana.
"Dengan mewujudkan madrasah cerdas bencana, MTsN Model Padang turut mendukung pengurangan risiko bencana," sebutnya.
Andi Amir turut bangga karena MTsN 6 Model Padang yang berada di wilayah kerjanya adalah satu-satunya madrasah di Kota Padang yang memantapkan diri untuk cerdas bencana.
Sementara itu, Hendry dari BPBD menyampaikan, Kota Padang dengan penduduk 1 juta jiwa, 60 persennya beraktifitas di daerah zona merah, yaitu daerah yang diprediksi dilanda tsunami bila gempa besar terjadi.
"Untuk itu setiap individu harus memiliki kemampuan menyelamatkan diri sendiri guna mengurangi risiko bencana, termasuk para siswa di lingkungan sekolah," ujar Hendry.
Ia menambahkan, BPBD Kota Padang tengah mempersiapkan sekolah-sekolah cerdas bencana. Seluruh warga sekolah diberikan pembekalan tentang mitigasi dan penyelamatan diri.
"Pembekalan ini akan dilanjutkan dengan pelaksanaan simulasi untuk memaksimalkan edukasi terhadap siswa," tukuknya. (hms)
Menurut Kepala MTsN 6 Model Padang Hj. Rifdawati, M.Pd, pengetahuan tentang penanggulangan bencana diperlukan bagi siswa. Hal ini karena Kota Padang merupakan daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami, termasuk kebakaran dan banjir.
"Dengan mendapatkan pembekalan dari BPBD terkait penanggulangan bencana, nantinya siswa memahami tindakan yang akan dilakukan jika bencana terjadi," kata Rifdawati.
Ia menambahkan, upaya menyelamatkan diri sendiri lebih efektif daripada menunggu tindakan penyelamatan dari orang lain. Apalagi ketika berada dalam ruangan belajar tiba-tiba terjadi gempa sehingga situasi kepanikan terjadi.
"Bila sudah mendapatkan pengetahuan bagaimana menyelamatkan diri, siswa tidak akan terjebak dalam kepanikan tetapi langsung melakukan tindakan melindungi diri sendiri," katanya.
Rifdawati berterimakasih kepada pihak BPBD dan Lurah Gunung Pangilun Andi Amir yang mendukung madrasah cerdas bencana. Terwujudnya madrasah atau sekolah cerdas bencana akan mengurangi risiko jatuhnya korban.
Lurah Gunung Pangilun Andi Amir menyebut MTsN 6 Model Padang sebagai sekolah yang responsif terhadap program pemerintah, baik berkaitan dengan program kemasyarakatan, lingkungan dan penanggulangan bencana.
"Dengan mewujudkan madrasah cerdas bencana, MTsN Model Padang turut mendukung pengurangan risiko bencana," sebutnya.
Andi Amir turut bangga karena MTsN 6 Model Padang yang berada di wilayah kerjanya adalah satu-satunya madrasah di Kota Padang yang memantapkan diri untuk cerdas bencana.
Sementara itu, Hendry dari BPBD menyampaikan, Kota Padang dengan penduduk 1 juta jiwa, 60 persennya beraktifitas di daerah zona merah, yaitu daerah yang diprediksi dilanda tsunami bila gempa besar terjadi.
"Untuk itu setiap individu harus memiliki kemampuan menyelamatkan diri sendiri guna mengurangi risiko bencana, termasuk para siswa di lingkungan sekolah," ujar Hendry.
Ia menambahkan, BPBD Kota Padang tengah mempersiapkan sekolah-sekolah cerdas bencana. Seluruh warga sekolah diberikan pembekalan tentang mitigasi dan penyelamatan diri.
"Pembekalan ini akan dilanjutkan dengan pelaksanaan simulasi untuk memaksimalkan edukasi terhadap siswa," tukuknya. (hms)