Breaking News

Ngalau Talago, Pesona Tersembunyi di Puncak Rimbaraya


D'On, Sijunjung,- Sumatera Barat negeri penuh pesona berbalut budaya nan elok memiliki keindahan alam surgawi sehingga menarik minat para wisatawan untuk berkunjung kenegeri nan beradat ini. Selain budaya kesopanan dan relijiusan insannya, Sumatera Barat menyimpan destinasi wisata alam terbaik bagi para petualang dan penikmat jalur ekstrim nan memicu adrenalin.

Salah satunya Kabupaten Sijunjung, dengan kondisi geografis daerah pertambangan ini, kabupaten Sijunjung juga memiliki pesona tersembunyi dibalik kawasan tersebut. Banyak tempat untuk bisa dikunjungi dikawsan "Lansek Manih" ini, seperti ; Pulau Andam Dewi, Ngalau Talago, Air Terjun Pelukahan, Kolam Air Panas dan sepenggal kisah sejarah jaman penjajahan Jepang yang terlihat dari monumen Kereta Uap yang masih terpampang di kawasan Kanagarian Silokek.


Sehari sebelumnya, Jum'at (5/10/2018) Ikatan Kekeluargaan Wartawan (IKW) yang diundang oleh Bupati Kabupaten Sijunjung Yuswir Arifin diprakarsai PPWI, menginap di perkampungan adat Sijunjung. Kawasan ini memiliki 56 "Rumah Gadang" dari enam suku besar Minangkabau yaitu Malayu, Chaniago, Piliang, Patopang, Panai dan Tobo. Rumah Gadang di Sijunjung ini memang dijadikan kawasan cagar budaya, selain itu para tamu undangan Bupati pun banyak menginap diperkampungan adat setempat, dan esok harinya barulah rombongan IKW menjelajahi kawasan Geopark Silokek.

Setelah bermalam di Rumah Gadang Rang Chaniago, Rombongan yang berjumlah 31 orang inipun berangkat menuju kawasan Geopark Silokek. Mengingat jalur cukup terjal dan ekstrim rombongan IKW diangkut menggunakan dua mobil double gardan milik BPBD dan satu mobil milik dinas Pariwisata Kabupaten Sijunjung.

Dalam perjalanan menuju lokasi, terlihat pemandangan yang masih alami dan asri, namun sayangnya kondisi jalan tidak semulus yang diperkirakan, jalur tanah dan bebatuan sedikit memperlambat laju kendaraan kami yang memiliki cabin terbuka dan berisikan 10 orang dengan dua pemandu kami dari Dinas Pariwisata.


Sesampai di kawasan Geopark Silokek, mobil terpaksa berhenti di kaki bukit karena kondisi jalan yang sempit dan jalur menanjak yang cukup ekstrim, rombongan IKW pun harus berjalan kaki menuju lokasi tujuan yang kurang lebih dua kilometer menuju ngalau talago yang berada di puncak bukit gunung barisan.

Sepanjang jalan menuju lokasi yang penuh dengan pohon karet dan semak belukar serta sahutan dari suara "siamang" sebangsang makhluk primata, meperlihatkan kealamian dan masih "perawannya" objek wisata ini.

Kondisi jalan menanjang dan terjal membuat beberapa orang dari rombongan IKW, tidak sanggup melanjutkan perjalanannya menuju puncak bukit dan balik ke titik point pertama tempat mobil terparkir. Dipandu penunjuk jalan rombongan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ada sekitar 12 orang. Sedangkan kelompok kedua ada sekitar 5 orang dari IKW.


Perjalan yang penuh perjuangan dan memacu adrenaline ini terbayar lunas dengan indahnya lokasi yang berada tepat diatas puncak bukit ini. Goa yang digenangi air bak kolam ini memiliki goa yang cukup panjanh untuk ditelusuri sampai kedalam. Namun karena rombongan tidak membawa alat penerangan sehingga hanya bisa berdiri dipintu goa saja.

Disarankan kepada para petualang rimba raya, jika tidak memiliki kesehatan terlalu fit sebaiknya tidak memaksakan keinginannya ke lokasi tersebut, karena medan yang dilalui cukup terjal dan dipenuhi semak belukar dan sedikit licin.

Lokasi ini sangat recommended bagi para penikmat adrenaline semacam saya dan beberapa rekan yang lainnya dari rombongan IKW.

Potensi alam nan eksotis ini harus dipelihara kealamiannya, karena sangat menantang dan memicu adrenaline. Bagi Pemkab Sijunjung potensi ini harus dipromosikan lagi agar kunjungan wisatawan semakin meningkat lagi. (mond)