Pasca OTT KPK, Kantor Bupati Mendadak Sepi
D'On, Cirebon (JABAR),- Sejak terjadinya OTT terhadap Bupati Cirebon H Sunjaya Purwadisastra, suasana kantor bupati pada Kamis (25/10/2018), sejak pagi hingga siang terpantau sepi.
Pantauan wartawan dilokasi, di lobi tunggu menuju ruangan bupati, tidak ada satupun tamu yang biasanya memenuhi kursi tersebut. Ruangan bupati tertutup rapat, ruangan ini tidak disegel. Berdasarkan informasi, ruangan yang disegel hanya ruangan bupati di pendopo.
Selain itu, meja penerima tamu yang biasanya banyak petugas pun dalam keadaan kosong melompong.
ASN yang biasanya hilir mudik di depan ruangan bupati pun kini bisa dihitung dengan jari.
“Pintu diminta untuk ditutup, tidak boleh sembarang orang bisa masuk, harus minta izin dulu,” kata petugas penerima tamu yang enggan disebutkan namanya kepada media ini.
Sementara itu, Sekretaris Daerah H Rahmat Sutrisno mengatakan, tugasnya sebagai Sekda tetap berjalan, dan untuk pejabat pelaksana tugas untuk menggantikan posisi bupati belum dipikirkannya.
“Saat ini tugas saya tetap Sekda, menjalankan tugas bupati atas nama saja. Jadi seluruh tugas bisa dilakukan, dan pelayanan tetap berlaku,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, pihaknya akan mempertimbangkan proses open bidding atau seleksi terbuka bagi pejabat eselon II apakah akan tetap berlanjut atau tidak.
“Proses open bidding kan baru penutupan pendaftaran pada 23 Oktober kemarin. Berkas nya belum kami terima. Sedang kami pertimbangkan apakah akan dilanjutkan atau tidak,” tukasnya.
Dalam open bidding ini terdapat tujuh formasi eselon II yang dilelang secara terbuka.
Sementara untuk proses CPNS, menurutnya, dipastikan tidak akan terganggu.
“Karena CPNS merupakan program nasional, harus terus berlanjut, maka saya pastikan tidak akan terganggu prosesnya, akan berjalan sesuai jadwal,” kata Rahmat. (ning)
Pantauan wartawan dilokasi, di lobi tunggu menuju ruangan bupati, tidak ada satupun tamu yang biasanya memenuhi kursi tersebut. Ruangan bupati tertutup rapat, ruangan ini tidak disegel. Berdasarkan informasi, ruangan yang disegel hanya ruangan bupati di pendopo.
Selain itu, meja penerima tamu yang biasanya banyak petugas pun dalam keadaan kosong melompong.
ASN yang biasanya hilir mudik di depan ruangan bupati pun kini bisa dihitung dengan jari.
“Pintu diminta untuk ditutup, tidak boleh sembarang orang bisa masuk, harus minta izin dulu,” kata petugas penerima tamu yang enggan disebutkan namanya kepada media ini.
Sementara itu, Sekretaris Daerah H Rahmat Sutrisno mengatakan, tugasnya sebagai Sekda tetap berjalan, dan untuk pejabat pelaksana tugas untuk menggantikan posisi bupati belum dipikirkannya.
“Saat ini tugas saya tetap Sekda, menjalankan tugas bupati atas nama saja. Jadi seluruh tugas bisa dilakukan, dan pelayanan tetap berlaku,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, pihaknya akan mempertimbangkan proses open bidding atau seleksi terbuka bagi pejabat eselon II apakah akan tetap berlanjut atau tidak.
“Proses open bidding kan baru penutupan pendaftaran pada 23 Oktober kemarin. Berkas nya belum kami terima. Sedang kami pertimbangkan apakah akan dilanjutkan atau tidak,” tukasnya.
Dalam open bidding ini terdapat tujuh formasi eselon II yang dilelang secara terbuka.
Sementara untuk proses CPNS, menurutnya, dipastikan tidak akan terganggu.
“Karena CPNS merupakan program nasional, harus terus berlanjut, maka saya pastikan tidak akan terganggu prosesnya, akan berjalan sesuai jadwal,” kata Rahmat. (ning)