Pemerintah AS Larang Semua Negara Ekspor Teknologi Nuklir ke Tiongkok
D'On, AS,- Amerika Serikat (AS) menyatakan akan melarang ekspor nuklir untuk kepentingan sipil (non militer) dari negara mana pun ke China setelah Presiden Donald Trump berjanji akan memperketat perang dagang. Trump juga memperingatkan secara tegas agar jangan pernah berpikir bahwa orang Amerika itu ‘bodoh’. Menteri Energi AS mengatakan pihaknya akan mempersulit pengiriman teknologi nuklir ke China.
Teknologi nuklir adalah salah satu pasar yang tengah berkembang dan merupakan sektor baru yang sedang dikejar Asia karena meningkatnya kebutuhan listrik. Ekonomi Asia mengalami peningkatan yang pesat sehingga kebutuhan akan listrik dengan emisi karbon sedang tinggi.
“AS tidak dapat mengabaikan dampak keamanan nasional dari upaya China untuk memperoleh teknologi nuklir di masa tidak stabilnya hubungan kerjasama nuklir sipil AS-China,” papar Menteri Energi Rick Perry dikutip dari Channelnewsasia, Jumat (12/10). Langkah ini adalah serangan terbaru AS dalam menekan China setelah Pemerintahan Trump memukul dengan pajak impor sebesar 250 miliar dolar AS atau senilai Rp 3800 triliun.
Kementerian Energi mengatakan tidak akan menghentikan ekspor ke China namun akan meningkatkan kecermatan serta ‘akan bersikap dengan nada menolak’ pada setiap lisensi terkait badan usaha milik negara China di bidang tenaga nuklir. Perusahaan sejenis diduga mendapat status naturalisasi dan menyalahgunakan status untuk konspirasi pengembangan materi nuklir sensitif dan pengetahuan ‘know-how’ AS tanpa melalui proses persetujuan yang diwajibkan.
AS sendiri merasa sudah dengan hati-hati meninjau ekspor nuklir melalui peraturan menteri bernama ‘Part 810 authorisations’ yang memverifikasi apakah suatu teknologi dikembangkan dalam konteks damai dan tidak akan dikirim ke negara berkembang.
“Selama berpuluh-puluh tahun China menjalankan strategi yang diarahkan Pemerintah untuk memperoleh teknologi nuklir demi kepentingan ekonomi. Kami paham bahwa langkah ini merugikan ekonomi AS sendiri, namun upaya China untuk menandingi produk nuklir AS akan menyebabkan kerugian pasar global dan ketenagakerjaan dalam negeri dalam jangka panjang,” papar Perry menambahkan. (mond/net)