Russia dan Indonesia Sejalan Terkait Konflik Antara Israel-Palestina
D'On, Jakarta,- Rusia menyatakan bahwa pemerintahannya tidak berniat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke sana.
Hal tersebut ditegaskan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyeva sebagai respons atas laporan yang menyebutkan PM Australia Scott Morrison tengah menimbang untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan misi diplomatiknya ke sana.
"Kami tidak merencanakan langkah yang sama," ujar Dubes Vorobyeva dalam konferensi pers reguler di Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Dubes Vorobyeva, pernyataan PM Morrison tidak membantu memecahkan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
"Kami pikir penyataan serta solusi atau keputusan semacam itu tidak membantu untuk memecahkan masalah yang rumit dan sensitif ini," ungkapnya.
Selanjutnya, Dubes Vorobyeva menegaskan bahwa posisi Rusia sampai kapan pun adalah mengupayakan solusi dua negara atau two state solutions.
"Posisi kami adalah solusi dua negara yang serupa dengan Indonesia," pungkasnya.
Terkait dengan isu yang sama, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P Marsudi pada Selasa (16/10) telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinla.
"Kemarin pukul 17.15 WIB, Menlu Retno memanggil Dubes Quinlan untuk menyampaikan posisi Indonesia terhadap pernyataan Australia tersebut. Hasil dari pertemuan itu akan langsung disampaikan Dubes Quinlan ke Australia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir atau yang akrab disapa Tata. (mi)
Hal tersebut ditegaskan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyeva sebagai respons atas laporan yang menyebutkan PM Australia Scott Morrison tengah menimbang untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan misi diplomatiknya ke sana.
"Kami tidak merencanakan langkah yang sama," ujar Dubes Vorobyeva dalam konferensi pers reguler di Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Dubes Vorobyeva, pernyataan PM Morrison tidak membantu memecahkan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
"Kami pikir penyataan serta solusi atau keputusan semacam itu tidak membantu untuk memecahkan masalah yang rumit dan sensitif ini," ungkapnya.
Selanjutnya, Dubes Vorobyeva menegaskan bahwa posisi Rusia sampai kapan pun adalah mengupayakan solusi dua negara atau two state solutions.
"Posisi kami adalah solusi dua negara yang serupa dengan Indonesia," pungkasnya.
Terkait dengan isu yang sama, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P Marsudi pada Selasa (16/10) telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinla.
"Kemarin pukul 17.15 WIB, Menlu Retno memanggil Dubes Quinlan untuk menyampaikan posisi Indonesia terhadap pernyataan Australia tersebut. Hasil dari pertemuan itu akan langsung disampaikan Dubes Quinlan ke Australia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir atau yang akrab disapa Tata. (mi)