Waspada Obesitas Pada Anak Picu Penyakit Hati Sejak Dini
D'On, Padang,- Banyak orang yang menganggap anak gemuk nan montok itu sehat dan menggemaskan. Padahal, gemuk tak selalu artinya sehat. Januari 2017 silam, Kementerian Kesehatan lewat rilis medianya melaporkan bahwa kasus obesitas pada anak Indonesia meningkat hingga tiga kali lipat. Jangan sepelekan risiko obesitas pada anak. Anak yang obesitas berpotensi mengidap berbagai jenis penyakit kronis setelah mereka dewasa, sebut saja diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Obesitas juga meningkatkan risiko penyakit hati pada anak-anak bangsa kita di kemudian hari.
Obesitas pada anak sebabkan perlemakan hati
Timbunan lemak berlebih akan disimpan di berbagai bagian tubuh. Misalnya di bawah kulit, di rongga sekitar perut, pinggang dan pinggul, hingga di bagian dada. Selain itu, kelebihan lemak juga dapat disimpan di hati (liver). Ini kemudian menyebabkan sebuah kondisi yang disebut perlemakan hati (fatty liver).
Perlemakan hati dulu lebih umum ditemukan pada orang obesitas di usia lanjut, tapi kini trennya tampak berubah. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa setidaknya 5 – 17% populasi anak di dunia menderita fatty liver di usia yang bahkan semuda belasan tahun.
Apabila perlemakan hati terus dibiarkan berlanjut, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko anak terhadap dua penyakit hati kronis yang dapat berakibat fatal, yaitu sirosis hati dan kanker hati. Sirosis merupakan infeksi peradangan kronis yang menyebabkan hati membentuk banyak luka parut. Akibatnya, ukuran hati akan menjadi ciut dan disertai dengan penurunan berbagai fungsi terlalu dini.
Sementara itu, penurunan fungsi hati yang terjadi berkelanjutan tanpa dibarengi dengan perubahan gaya hidup berisiko tinggi untuk menyebabkan munculnya tumor ganas pada hati yang jadi cikal bakal kanker. Kanker hati sampai beberapa dekade terakhir masih dikategorikan sebagai “penyakitnya orang tua”. Namun dalam beberapa tahun terakhir justru terjadi peningkatan kasus pada orang-orang berusia 20 hingga 30-an.
Bagaimana mencegahnya?
1. Mengenalkan gaya hidup sehat sedini mungkin
Usia anak dan remaja adalah masa-masa proses tumbuh kembang sedang paling optimal. Asupan nutrisi dari makanan memang sangat dibutuhkan untuk menunjang proses tersebut, tapi tentu ada aturan mainnya.
Biasakan anak untuk makan teratur dan isi piring makanannya dengan gizi yang seimbang dari variasi sumber makanan sehat. Biasakan juga anak untuk mengimbangi kebiasaan makannya dengan aktivitas fisik teratur untuk membakar kalori yang berlebih.
Pola gaya hidup sehat yang diterapkan sedini mungkin membantu anak lebih disiplin hingga dewasa nanti.
2. Mengubah persepsi masyarakat bahwa anak gemuk tidak selalu sehat
Seringkali kita mendengar bahwa anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Pandangan tersebut tidak tidak salah total, tetapi kita tetap harus mempertimbangkan dampak kesehatan dari obesitas pada anak.
Hal yang penting diperhatikan adalah pertambahan berat badan anak yang ideal sesuai usia. (dinda)