Dua Kubu PPP Nyaris Bentrok Perebutkan Kantor DPW
D'On, DIY,- Ribut terkait perebutan kantor DPW PPP Daerah Istimewa Jogyakarta (DIJ) antara kubu Romahurmuzy (Romi) dan Djan Faridz membuat Kapolresta Jogja Kombes Pol Armaini turun tangan.
Melihat situasi yang mulai memanas, Armaini masuk ke tengah-tengah massa yang saling berseteru. Ia berusaha mengamankan situasi yang mana massa kedua kubu sudah berhadap-hadapan dan siap saling serang.
Ditengah kepungan kerumunan massa, Armaini berbicara lantang. Ia berorasi dan meminta massa untuk tenang dan tidak saling serang.
“Rekan-rekan mengalami masalah internal, di sini lambangnya Kabah, di sana lambangnya Kabah. Rekan-rekan ini pada hakekatnya bersaudara. Baju sama. Ada persoalan di internal. Seharusnya diselesaikan dengan baik,” kata Armaini di depan massa.
“Mau hancur-hancuran? Mau tumpah darah? Di sini allahu akbar, sana juga allahu akbar. Allahu akbar yang mana ini? Sini allahu akbar, sana allahu akbar, saya juga allahu akbar,” ucapnya dengan suara lantang.
Armaini mengatakan, jika kedua kubu tidak ada yang mau mengalah, maka akan terjadi pertumpahan darah. Ia mengingatkan kedua kubu untuk menyelesaikan masalah internal dengan kepala dingin tidak dengan emosi.
“Kami di sini berupaya mencegah saudara-saudara jangan sampai terjadi pertikaian yang menyebabkan timbulnya tumpah darah. Ini masalah internal jadi tidak etis melakukan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat banyak akibat ulah masing-masing kubu. Kami menghimbau agar masalah ini diselesaikan dengan cara yang baik. Tanpa setetes darah pun keluar,” tegasnya.
“Kami sayang sama rekan-rekan. Kami juga sayang sama yang di sana. Kami tidak membela siapa pun. Kami netral di sini,” pungkasnya.
Aksi orasi Kapolres Jogja ceramahi massa PPP kubu Romi dan Djan Faridz viral di media sosial. Warganet memuji sikap tegas kapolres yang bersuara lantang, namun menyejukkan.
“Tegas, lantang, beretika, dan yang paling penting: tidak ada provokasi,” tulis akun @wiranggadirga.
“Mantap betul orasinya. Ini baru seorang pemimpin. Tidak memukul mundur salah satu atau kedua belah pihak tetapi beliau kumpulkan, di beri pencerahan. Sehat selalu komandan,” imbuh @muh_sultan_suhendar.
Seperti diketahui, aksi perebutan kantor DPW PPP Jogjakarta terjadi pada Minggu siang (4/11/2018). DPW PPP DIJ kubu Romahurmuzy (Romi) dipimpin oleh Amin Zakaria. Sedangkan DPW PPP kubu Djan Faridz diketuai HM Syukri Fadholi.
Aksi tersebut berawal dari adanya rencana pengaktifan kantor DPW PPP DIJ di jalan Tentara Rakyat Mataram 43 Jogja oleh pengurus DPW PPP pimpinan Amin Zakaria. Namun rencana dihalangi massa dari kubu Syukri Fadholi yang menuduki Kantor DPW PPP.
Massa kedua kubu masing-masing membawa bendera PPP dan atribut organisasi di bawah naungan partai berlambang Kabah tersebut.
Ketika dikonfirmasi Syukri mengatakan upayanya mempertahankan kantor DPW PPP DIJ yang akan diambil oleh kubu Amin Zakaria. Menurut dia kantor tersebut juga merupakan monumen sejarah perjuangan PPP.
“Kami akan jaga dan pertahankan kantor DPW PPP DIJ sebagai monumen sejarah perjuangan PPP dengan gugurnya syuhada Almarhum Agung Syahida pada 1982,” jelasnya.
Terpisah Amin Zakaria menilai langkah yang diambil kubu Syukri merupakan pelanggaran hukum. Itu karena PPP yang diakui KPU yaitu kubu Romi dan di DIJ DPW PPP yang diakui adalah kepemimpinanya.
“Jelas melanggar hukum karena menghalangi parpol peserta Pemilu dalam proses Pileg maupun Pilpres,” katanya.
Amin juga meminta supaya persoalan kantor DPW PPP DIJ tersebut tidak dibawa ke ranah perdata, persoalan antara dirinya dan Syukri. Amin menyebut jika bangunan di Badran itu diakui kantor DPW PPP DIJ, merupakan hak kubunya.
“Kalau benar itu kantor DPW PPP DIJ, PPP yang sah secara hukum itu yang mana?” tegasnya. (cak)
Melihat situasi yang mulai memanas, Armaini masuk ke tengah-tengah massa yang saling berseteru. Ia berusaha mengamankan situasi yang mana massa kedua kubu sudah berhadap-hadapan dan siap saling serang.
Ditengah kepungan kerumunan massa, Armaini berbicara lantang. Ia berorasi dan meminta massa untuk tenang dan tidak saling serang.
“Rekan-rekan mengalami masalah internal, di sini lambangnya Kabah, di sana lambangnya Kabah. Rekan-rekan ini pada hakekatnya bersaudara. Baju sama. Ada persoalan di internal. Seharusnya diselesaikan dengan baik,” kata Armaini di depan massa.
“Mau hancur-hancuran? Mau tumpah darah? Di sini allahu akbar, sana juga allahu akbar. Allahu akbar yang mana ini? Sini allahu akbar, sana allahu akbar, saya juga allahu akbar,” ucapnya dengan suara lantang.
Armaini mengatakan, jika kedua kubu tidak ada yang mau mengalah, maka akan terjadi pertumpahan darah. Ia mengingatkan kedua kubu untuk menyelesaikan masalah internal dengan kepala dingin tidak dengan emosi.
“Kami di sini berupaya mencegah saudara-saudara jangan sampai terjadi pertikaian yang menyebabkan timbulnya tumpah darah. Ini masalah internal jadi tidak etis melakukan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat banyak akibat ulah masing-masing kubu. Kami menghimbau agar masalah ini diselesaikan dengan cara yang baik. Tanpa setetes darah pun keluar,” tegasnya.
“Kami sayang sama rekan-rekan. Kami juga sayang sama yang di sana. Kami tidak membela siapa pun. Kami netral di sini,” pungkasnya.
Aksi orasi Kapolres Jogja ceramahi massa PPP kubu Romi dan Djan Faridz viral di media sosial. Warganet memuji sikap tegas kapolres yang bersuara lantang, namun menyejukkan.
“Tegas, lantang, beretika, dan yang paling penting: tidak ada provokasi,” tulis akun @wiranggadirga.
“Mantap betul orasinya. Ini baru seorang pemimpin. Tidak memukul mundur salah satu atau kedua belah pihak tetapi beliau kumpulkan, di beri pencerahan. Sehat selalu komandan,” imbuh @muh_sultan_suhendar.
Seperti diketahui, aksi perebutan kantor DPW PPP Jogjakarta terjadi pada Minggu siang (4/11/2018). DPW PPP DIJ kubu Romahurmuzy (Romi) dipimpin oleh Amin Zakaria. Sedangkan DPW PPP kubu Djan Faridz diketuai HM Syukri Fadholi.
Aksi tersebut berawal dari adanya rencana pengaktifan kantor DPW PPP DIJ di jalan Tentara Rakyat Mataram 43 Jogja oleh pengurus DPW PPP pimpinan Amin Zakaria. Namun rencana dihalangi massa dari kubu Syukri Fadholi yang menuduki Kantor DPW PPP.
Massa kedua kubu masing-masing membawa bendera PPP dan atribut organisasi di bawah naungan partai berlambang Kabah tersebut.
Ketika dikonfirmasi Syukri mengatakan upayanya mempertahankan kantor DPW PPP DIJ yang akan diambil oleh kubu Amin Zakaria. Menurut dia kantor tersebut juga merupakan monumen sejarah perjuangan PPP.
“Kami akan jaga dan pertahankan kantor DPW PPP DIJ sebagai monumen sejarah perjuangan PPP dengan gugurnya syuhada Almarhum Agung Syahida pada 1982,” jelasnya.
Terpisah Amin Zakaria menilai langkah yang diambil kubu Syukri merupakan pelanggaran hukum. Itu karena PPP yang diakui KPU yaitu kubu Romi dan di DIJ DPW PPP yang diakui adalah kepemimpinanya.
“Jelas melanggar hukum karena menghalangi parpol peserta Pemilu dalam proses Pileg maupun Pilpres,” katanya.
Amin juga meminta supaya persoalan kantor DPW PPP DIJ tersebut tidak dibawa ke ranah perdata, persoalan antara dirinya dan Syukri. Amin menyebut jika bangunan di Badran itu diakui kantor DPW PPP DIJ, merupakan hak kubunya.
“Kalau benar itu kantor DPW PPP DIJ, PPP yang sah secara hukum itu yang mana?” tegasnya. (cak)