Gempa 5,5 SR Guncang Mamasa, Getaran Hingga Polewali Mandar
D'On, Mamasa (Sulsel),- Wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan subuh tadi diguncang gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter (SR), Selasa (6/10). Getaran gempa tersebut sempat dirasakan masyarakat Polewali Mandar.
Dari keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,93 LS dan 119,42 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, melalui keterangan tertulisnya.
Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Mamasa dalam skala intensitas IV MMI, dan di daerah Mamuju, Toraja, Polewali, dan Majene III-IV MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," terangnya. (daeng)
Dari keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,93 LS dan 119,42 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, melalui keterangan tertulisnya.
Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Mamasa dalam skala intensitas IV MMI, dan di daerah Mamuju, Toraja, Polewali, dan Majene III-IV MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," terangnya. (daeng)