Kepala Basarnas Tak Kuasa Menahan Tangis Dihadapan Keluarga Korban Lion Air
D'On, JAKARTA,- Tepat hari Senin (5/11/2018), seminggu sudah pasca jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat. Pesawat dengan jumlah 189 orang termasuk pilot dan kru Lion Air jatuh setelah 13 menit lepas landas dari Jakarta menuju Pangkal Pinang.
Sampai saat ini mulai terkuak satu persatu fakta mengenai jatuhnya pesawat. Fakta ini mulai terungkap dari penemuan potongan tubuh korban hingga badan pesawat.
Sampai hari ini Basarnas masih melakukan evakuasi, dari hasil evakuasi Basarnas berhasil menemukan potongan tubuh korban dan beberpa bagian badan ornamen pesawat. Bahkan ingga hari Senin ini, sudah 105 kantong jenazah yang diterima oleh RS Polri dari tim evakuasi.
Dari pernyataan Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri, Kombes Edy Purnomo, mengatakan bahwa nantinya seluruh kantong jenazah tersebut akan diperiksa dengan menggunakan DNA atau sidik jari.
Sementara itu dari pihak keluarga korban Lion Air JT 610 mengungkapkan curahan hati mereka di depan para petinggi, yakni Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT, dan DVI Polri, pada Senin (5/11/2018), ungkapan tersebut mereka curahkan pada konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610.
Dari beberapa poin yang ingin dikatakan keluarga korban. Salah satunya adalah masukan dan saran terkait tindakan yang harus dilakukan oleh tim penyelamat.
Alasan mereka mengatakannya adalah masih banyak korban Lion Air JT 610 yang belum ditemukan.
Walau sudah 105 kantong jenazah yang sudah diterima, namun pihak RS Polri mengatakan bahwa dalam satu kantong belum tentu hanya milik satu korban.
Bisa jadi itu merupakan milik beberapa korban Lion Air JT 610.
Balik ke konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610, sambil menangis anggota keluarga korban memohon agar anggota keluarganya yang menjadi korban segera ditemukan.
Usai mendengarkan curhatan dan masukan para keluarga korban, para petinggi pun memberikan tanggapannya.
Salah satu dari para petinggi yang memberikan tanggapan adalah Kepala Basarnas, Marsekal Madya M. Syaugi.
Tak bisa membendung air matanya, Marsekal Syaugi berjanji akan berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang masih belum ditemukan.
Syaugi, mengucapkan ribuan terima kasih atas support dan doa keluarga korban kepada timnya yang sedang berjuang untuk menemukan korban lainnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang anggota Basarnas tewas karena kelelahan saat melakukan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.
"Terima kasih kepada bapak ibu sekalian yang begitu perhatian dengan kami, khususnya dari Tim SAR gabungan," ujar M Syaugi dalam konfrensi persnya, Senin (5/11/2018).
Marsekal Syaugi melanjutkan bahwa ia dan timnya bukanlah tim yang sempurna. Karena mereka bukanlah manusia super. Namun dia berjanji akan mengevakuasi semua korban.
"Dengan segala keterbatasan, kami memahami, bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna yang mampu bekerja secara utuh.”
“Namun kami tetap berusaha sekuat tenaga. Dengan apa yang kami miliki. Kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban,” ucapnya
Setelah mengucapkan pernyataannya, terlihat Marsekal Syaugi berkaca-kaca. Dan tak lama, ia pun menangis.
Usai diam beberapa detik, Marsekal Syaugu melanjutkan pernyataannya dan juga meminta maaf kepada keluarga korban Lion Air JT 610.
"Mohon maaf. Bapak ibu setiap hari melihat saya di lapangan melihat di laut. Saya serius untuk melakukan pencarian ini. Saya tidak menyerah. Mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini, kami tetap all out.”
Setelahnya Kepala Basarna memberikan keterangannya, seluruh keluarga korban Lion Air JT 610 pun berdiri dan bertepuk tangan. Nampak mereka ingin menenangkan Kepala Basarnas tersebut dan memberi dukungan semangat kepada seluruh tim penyelamat gabungan.
Melihat pecahnya tangisan dari kepala Basarnas, keluarga korban Lion Air JT610 yang menyaksikan peristiwa itu pun langsung berdiri.
"Walaupun sampai 10 hari nanti, masih ada kemungkinan untuk bisa ditemukan.”
“Saya yakin, saya akan terus mencari saudara saya ini. Kami mohon doanya. Untuk kita agar kuat melakukan tugas mulia ini," tutup Marsekal Syaugi. (ning/mond)
Sampai saat ini mulai terkuak satu persatu fakta mengenai jatuhnya pesawat. Fakta ini mulai terungkap dari penemuan potongan tubuh korban hingga badan pesawat.
Sampai hari ini Basarnas masih melakukan evakuasi, dari hasil evakuasi Basarnas berhasil menemukan potongan tubuh korban dan beberpa bagian badan ornamen pesawat. Bahkan ingga hari Senin ini, sudah 105 kantong jenazah yang diterima oleh RS Polri dari tim evakuasi.
Dari pernyataan Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri, Kombes Edy Purnomo, mengatakan bahwa nantinya seluruh kantong jenazah tersebut akan diperiksa dengan menggunakan DNA atau sidik jari.
Sementara itu dari pihak keluarga korban Lion Air JT 610 mengungkapkan curahan hati mereka di depan para petinggi, yakni Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT, dan DVI Polri, pada Senin (5/11/2018), ungkapan tersebut mereka curahkan pada konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610.
Dari beberapa poin yang ingin dikatakan keluarga korban. Salah satunya adalah masukan dan saran terkait tindakan yang harus dilakukan oleh tim penyelamat.
Alasan mereka mengatakannya adalah masih banyak korban Lion Air JT 610 yang belum ditemukan.
Walau sudah 105 kantong jenazah yang sudah diterima, namun pihak RS Polri mengatakan bahwa dalam satu kantong belum tentu hanya milik satu korban.
Bisa jadi itu merupakan milik beberapa korban Lion Air JT 610.
Balik ke konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610, sambil menangis anggota keluarga korban memohon agar anggota keluarganya yang menjadi korban segera ditemukan.
Usai mendengarkan curhatan dan masukan para keluarga korban, para petinggi pun memberikan tanggapannya.
Salah satu dari para petinggi yang memberikan tanggapan adalah Kepala Basarnas, Marsekal Madya M. Syaugi.
Tak bisa membendung air matanya, Marsekal Syaugi berjanji akan berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang masih belum ditemukan.
Syaugi, mengucapkan ribuan terima kasih atas support dan doa keluarga korban kepada timnya yang sedang berjuang untuk menemukan korban lainnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang anggota Basarnas tewas karena kelelahan saat melakukan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.
"Terima kasih kepada bapak ibu sekalian yang begitu perhatian dengan kami, khususnya dari Tim SAR gabungan," ujar M Syaugi dalam konfrensi persnya, Senin (5/11/2018).
Marsekal Syaugi melanjutkan bahwa ia dan timnya bukanlah tim yang sempurna. Karena mereka bukanlah manusia super. Namun dia berjanji akan mengevakuasi semua korban.
"Dengan segala keterbatasan, kami memahami, bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna yang mampu bekerja secara utuh.”
“Namun kami tetap berusaha sekuat tenaga. Dengan apa yang kami miliki. Kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban,” ucapnya
Setelah mengucapkan pernyataannya, terlihat Marsekal Syaugi berkaca-kaca. Dan tak lama, ia pun menangis.
Usai diam beberapa detik, Marsekal Syaugu melanjutkan pernyataannya dan juga meminta maaf kepada keluarga korban Lion Air JT 610.
"Mohon maaf. Bapak ibu setiap hari melihat saya di lapangan melihat di laut. Saya serius untuk melakukan pencarian ini. Saya tidak menyerah. Mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini, kami tetap all out.”
Setelahnya Kepala Basarna memberikan keterangannya, seluruh keluarga korban Lion Air JT 610 pun berdiri dan bertepuk tangan. Nampak mereka ingin menenangkan Kepala Basarnas tersebut dan memberi dukungan semangat kepada seluruh tim penyelamat gabungan.
Melihat pecahnya tangisan dari kepala Basarnas, keluarga korban Lion Air JT610 yang menyaksikan peristiwa itu pun langsung berdiri.
"Walaupun sampai 10 hari nanti, masih ada kemungkinan untuk bisa ditemukan.”
“Saya yakin, saya akan terus mencari saudara saya ini. Kami mohon doanya. Untuk kita agar kuat melakukan tugas mulia ini," tutup Marsekal Syaugi. (ning/mond)