Khamenei: Trump Permalukan Dirinya Dimata Dunia
D'On, Teheran (IRAN),– Ayatullah Ali Khamenei Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, menyebutan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan sanksi ekspor minyak dan keuangan terhadap Iran, telah menempatkan dirinya berada di pihak berseberangan dengan mayoritas negara di dunia.
Dalam sebuah siaran di televisi lokal, Khamenei mengatakan AS telah gagal menegaskan dominasinya atas Iran pasca Revolusi Islam di negara tersebut pada 1979 silam.
“Keputusan yang diambil Trump sangat ditentang dunia,” tegas Khamenei dilansir dari Reuters pada Sabtu (3/11).
“Sebenarnya tujuan Amerika ialah untuk membangun kembali dominasi yang dimilikinya sebelum 1979, tapi gagal. Amerika telah dikalahkan oleh Republik Islam selama 40 tahun terakhir,” ucap Khamenei.
Sama diketahui bahwa pada Senin, 5 November 2018 mendatang, AS resmi memberlakukan sanksi ekspor minyak dan keuangan terhadap Iran. Kebijakan ini lahir setelah AS menarik diri dari Pakta Nuklir 2015 pada Mei lalu.
Ditegaskan Khamenei, bahwa tak seluruh negara harus menjalankan sanksi AS. Setidaknya, delapan negara dikecualikan boleh melakukan transaksi minyak dengan Teheran, di saat kini Iran menjadi eksportir minyak nomor tiga terbesar di dunia. (mond/reuters)
Dalam sebuah siaran di televisi lokal, Khamenei mengatakan AS telah gagal menegaskan dominasinya atas Iran pasca Revolusi Islam di negara tersebut pada 1979 silam.
“Keputusan yang diambil Trump sangat ditentang dunia,” tegas Khamenei dilansir dari Reuters pada Sabtu (3/11).
“Sebenarnya tujuan Amerika ialah untuk membangun kembali dominasi yang dimilikinya sebelum 1979, tapi gagal. Amerika telah dikalahkan oleh Republik Islam selama 40 tahun terakhir,” ucap Khamenei.
Sama diketahui bahwa pada Senin, 5 November 2018 mendatang, AS resmi memberlakukan sanksi ekspor minyak dan keuangan terhadap Iran. Kebijakan ini lahir setelah AS menarik diri dari Pakta Nuklir 2015 pada Mei lalu.
Ditegaskan Khamenei, bahwa tak seluruh negara harus menjalankan sanksi AS. Setidaknya, delapan negara dikecualikan boleh melakukan transaksi minyak dengan Teheran, di saat kini Iran menjadi eksportir minyak nomor tiga terbesar di dunia. (mond/reuters)