Memasuki Etape IV, Jesse Ewart Masih Mempertahankan Tiga Jersey Bergengsi
D'On, Agam (SUMBAR),- Pebalap asal Australia dari tim Sapura Cyling Team Malaysia mampu mengumpulkan waktu tercepat pada etape IV Tour de Singkarak 2018 ini. Di etape yang memiliki tanjakan di 144 km di Ambun Pagi, Kenagarian Matur Mudik, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mampu ditaklukan oleh Jesse.
Sebelumnya melihat pada etape III dari Dermaga Singkarak Solok - Pagaruyung Tanah Datar, Jesse, memborong tiga jersey yakni yellow, green, dan Polka-Dot. Kini etape sepanjang 144 km yang dimulai dari Pantai Cimpago Padang - Ambun Pagi Agam, Jesse Ewart masih mempertahankan tiga jersey bergengsi tersebut.
Di etape IV ini, Jesse Ewart memang tidak finis di urutan pertama. Tapi dari hitungan waktunya, Jesse masih memegang waktu terbaik yaitu 15:51:32. Sementara di pebalap yang mencapai garis finish di urutan pertama Thanakhan Chaiyasombat dari Thailand Continental Cycling Team dengan catatan waktu 3:52:06.
Artinya, Thanakhan tidak berkesempatan mengenakan yellow jersey dan hanya mendapatkan hadiah uang tunai, karena telah mampu finis diurutan pertama. Persoalan waktu, hingga etape IV ini, Thanakhan baru pertama kali mencapai finis. Sedangkan Jesse, mampu membuktikan kecepatannya di etape yang cukup ekstrem ini.
Poin yang diperoleh oleh Jesse pada etape IV ini untuk Best Sprinters 28 poin. Lalu untuk King of Mountain, Jesse memperoleh poin 19 poin. Untuk poin KOM ini, Jesse memiliki poin yang sama dengan pebalap lainnya yakni Marcelo dari 7RP, Bambang Suryadi dari PGN Cyling Team Indonesia.
Sementara untuk Best Indonesian Rider juga masih dipegang oleh Muhammad Abdurrohman dari KFC Indonesia dengan catatan waktu 15:52:37. Waktu Abdurrohman ini sangat berbeda tipis dengan pabalap Indonesia lainnya yakni Abdul Soleh yang masih dari tim KFC, dengan perbedaan waktu 02:17 dari Abdurrohman.
Kemenangan yang diraih oleh sejumlah pebalap pada etape IV ini terbilang sulit. Karena di saat hendak melakukan KOM di Kelok 44, hujan beserta kabut tebal menyelimuti Kelok 44 hingga mencapai garis finish di Ambun Pagi.
Beruntung kabut tebal yang menghadang tidak menyulitkan pebalap untuk menaklukkan KOM yang ekstrem yang ada di Kabupaten Agam tersebut.
Sebelumnya, pada Etape IV yang mengambil rute Kota Padang - Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dengan total panjang lintasan 144 kilometer ini, hanya diikuti sebanyak 92 pembalap.
Usai bendera Start dikibarkan pada pukul 10.00 WIB di Pantai Cimpago, Kota Padang, ke 92 pembalap yang tersisa itu, akan melintas di kawasan S. Parman, UNP, Pasar Lubuk Buaya, Simpang BIM, Simpang Patung Ikan, Lubuk Alung, By pass Pariaman, Sungai Garingging, Kantor Bupati Agam, Lubuk Basung, dan Kelok 44, sebelum kemudian finish di Ambun Pagi, Kabupaten Agam.
Bentangan Danau Maninjau dan balutan warna hijau dan Kuning area persawahan disepanjang rute Kelok 44, dipastikan bakal memberikan sensasi tersendiri kepada masing-masing pembalap. Daya tarik keindahan panorama Danau Maninjau, diyakini mampu memberikan energi lebih kepada seluruh pembalap yang tersisa.
Sesuai dengan namanya Kelok 44, rute ini memiliki jumlah tikungan tajam dan mendaki sebanyak 44 buah. Sudut kemiringan jalur sekitar 45° hingga 60°, membuat jalur kelok 44 menjadi lintasan terekstrem dari seluruh jalur di Dekapan etape tour de singkarak 2018.
Bahkan tak hanya itu saja, sejumlah orang menyebutkan rute ini merupakan rute pembantaian. Tajamnya tikungan dan curamnya pendakian, membuat banyak tenaga pembalap yang terkuras habis di etape ini.
Saking beratnya lintasan pada Etape IV, terutama di rute atau jalur Kelok 44 ini, kategori Best Climber Classification hanya ada satu titik yakni di Kelok 44 atau 144 kilometer dari lokasi start. Sedangkan untuk Best Sprint Classification terdapat Tiga titik di Lubuk Alung, Sungai Limau dan Lubuk Basung. (***)
Sebelumnya melihat pada etape III dari Dermaga Singkarak Solok - Pagaruyung Tanah Datar, Jesse, memborong tiga jersey yakni yellow, green, dan Polka-Dot. Kini etape sepanjang 144 km yang dimulai dari Pantai Cimpago Padang - Ambun Pagi Agam, Jesse Ewart masih mempertahankan tiga jersey bergengsi tersebut.
Di etape IV ini, Jesse Ewart memang tidak finis di urutan pertama. Tapi dari hitungan waktunya, Jesse masih memegang waktu terbaik yaitu 15:51:32. Sementara di pebalap yang mencapai garis finish di urutan pertama Thanakhan Chaiyasombat dari Thailand Continental Cycling Team dengan catatan waktu 3:52:06.
Artinya, Thanakhan tidak berkesempatan mengenakan yellow jersey dan hanya mendapatkan hadiah uang tunai, karena telah mampu finis diurutan pertama. Persoalan waktu, hingga etape IV ini, Thanakhan baru pertama kali mencapai finis. Sedangkan Jesse, mampu membuktikan kecepatannya di etape yang cukup ekstrem ini.
Poin yang diperoleh oleh Jesse pada etape IV ini untuk Best Sprinters 28 poin. Lalu untuk King of Mountain, Jesse memperoleh poin 19 poin. Untuk poin KOM ini, Jesse memiliki poin yang sama dengan pebalap lainnya yakni Marcelo dari 7RP, Bambang Suryadi dari PGN Cyling Team Indonesia.
Sementara untuk Best Indonesian Rider juga masih dipegang oleh Muhammad Abdurrohman dari KFC Indonesia dengan catatan waktu 15:52:37. Waktu Abdurrohman ini sangat berbeda tipis dengan pabalap Indonesia lainnya yakni Abdul Soleh yang masih dari tim KFC, dengan perbedaan waktu 02:17 dari Abdurrohman.
Kemenangan yang diraih oleh sejumlah pebalap pada etape IV ini terbilang sulit. Karena di saat hendak melakukan KOM di Kelok 44, hujan beserta kabut tebal menyelimuti Kelok 44 hingga mencapai garis finish di Ambun Pagi.
Beruntung kabut tebal yang menghadang tidak menyulitkan pebalap untuk menaklukkan KOM yang ekstrem yang ada di Kabupaten Agam tersebut.
Sebelumnya, pada Etape IV yang mengambil rute Kota Padang - Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dengan total panjang lintasan 144 kilometer ini, hanya diikuti sebanyak 92 pembalap.
Usai bendera Start dikibarkan pada pukul 10.00 WIB di Pantai Cimpago, Kota Padang, ke 92 pembalap yang tersisa itu, akan melintas di kawasan S. Parman, UNP, Pasar Lubuk Buaya, Simpang BIM, Simpang Patung Ikan, Lubuk Alung, By pass Pariaman, Sungai Garingging, Kantor Bupati Agam, Lubuk Basung, dan Kelok 44, sebelum kemudian finish di Ambun Pagi, Kabupaten Agam.
Bentangan Danau Maninjau dan balutan warna hijau dan Kuning area persawahan disepanjang rute Kelok 44, dipastikan bakal memberikan sensasi tersendiri kepada masing-masing pembalap. Daya tarik keindahan panorama Danau Maninjau, diyakini mampu memberikan energi lebih kepada seluruh pembalap yang tersisa.
Sesuai dengan namanya Kelok 44, rute ini memiliki jumlah tikungan tajam dan mendaki sebanyak 44 buah. Sudut kemiringan jalur sekitar 45° hingga 60°, membuat jalur kelok 44 menjadi lintasan terekstrem dari seluruh jalur di Dekapan etape tour de singkarak 2018.
Bahkan tak hanya itu saja, sejumlah orang menyebutkan rute ini merupakan rute pembantaian. Tajamnya tikungan dan curamnya pendakian, membuat banyak tenaga pembalap yang terkuras habis di etape ini.
Saking beratnya lintasan pada Etape IV, terutama di rute atau jalur Kelok 44 ini, kategori Best Climber Classification hanya ada satu titik yakni di Kelok 44 atau 144 kilometer dari lokasi start. Sedangkan untuk Best Sprint Classification terdapat Tiga titik di Lubuk Alung, Sungai Limau dan Lubuk Basung. (***)