Tim DVI Berhasil Identifikasi 14 Jenazah Korban Lion Air, Berikut Nama-nama Korban
D'On, JAKARTA,- Tim DVI berhasil mengindentifikasi 14 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, yang berhasil dievakuasii oleh Tim SAR. Daftar 14 korban Lion Air yang teridentifikasi secara bertahap diumumkan ke publik.
Sepekan sejak kejadian nahas tersebut, belum ada kepastian mengenai penyebab jatuhnya pesawat, meski telah berseliweran kabar bahwa mesin pesawat mengalami malafungsi dan mati sekitar lima hingga 10 menit sejak lepas landas.
Total 105 kantong jenazah telah masuk ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Jakarta.
Di rumah sakit ini tim memeriksa sampel khas korban setelah meninggal (postmortem) dan dicocokkan dengan sampel fisik khas korban sebelum meninggal (antemortem) yang dibawa keluarga korban.
Hingga saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengumpulkan dan memeriksa sebanyak 306 sampel DNA korban. Tim DVI juga telah mengumpulkan semua sampel DNA keluarga inti (anak atau orang tua) korban dari penumpang pesawat yang berjumlah 189 jiwa tersebut.
“Dari pemeriksaan 73 kantung jenazah kami berhasil kumpulkan sampel DNA totalnya 306 sampel, sementara 32 sisanya baru diambil untuk dimasukkan ke laboratorium. Sedangkan sampel keluarga sudah semua terkumpul,” ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Pol Putut Tjahjo Widodo.
Daftar 14 Korban Lion Air JT-610 yang TeridentifikasiSalah satu tim penyelam yang turut mengevakuasi Lion Air JT-610. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Berikut daftar 14 penumpang Lion Air yang berhasil teridentifikasi:
– Jannatun Cintya Dewi, perempuan 24 tahun, teridentifikasi lewat sidik jari tangan kanan.
– Candra Kirana, pria 29 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
– Monni, perempuan 41 tahun, teridentifikasi dari tanda medis.
– Hizkia Jorry Saroinsong, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Endang Sri Bagusnita, perempuan 20 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Wahyu Susilo, pria 31 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
– Fauzan Azima, pria 25 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Rohmanir Pandi Sagala, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Dodi Junaidi, pria 40 tahun teridentifikasi dari sampel DNA.
– Muhammad Nasir, pria 29 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Janry Efriyanto Sianturi, pria 26 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA dan tanda medis.
– Karmin, pria 68 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Hawinoko, pria 54 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Verian Utama, pria 31 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
Pemeriksaan untuk identifikasi mengacu pada data primer yakni sidik jari dengan kecocokan 12 titik, gerigi gigi dan sampel DNA yang ditambah oleh data sekunder seperti tanda operasi, tato khas, hingga properti yang dipakai korban sebagai penguat pemeriksaan.
“Jenazah bisa teridentifikasi itu pertama berdasarkan data primer, yakni sidik jari, gerigi gigi dan DNA. Setelah itu tanda sekunder yaitu tanda medis, contohnya tato, bekas operasi hingga properti yang digunakan korban dan dicocokkan dengan data antemortem dari keluarga dan data dari pihak lain. Ini jadi pedoman sesuai DVI Polri,” kata Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kombes Pol Musyafak.
Pemerintah memperpanjang waktu evakuasi tiga hari terhitung mulai Senin (5/11/2018). Dengan sisa waktu evakuasi yang akan selesai dalam tiga hari mendatang, tim DVI Polri berharap 175 jenazah korban yang belum teridentifikasi bisa dituntaskan. (ning/mond/geo)
Sepekan sejak kejadian nahas tersebut, belum ada kepastian mengenai penyebab jatuhnya pesawat, meski telah berseliweran kabar bahwa mesin pesawat mengalami malafungsi dan mati sekitar lima hingga 10 menit sejak lepas landas.
Total 105 kantong jenazah telah masuk ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Jakarta.
Di rumah sakit ini tim memeriksa sampel khas korban setelah meninggal (postmortem) dan dicocokkan dengan sampel fisik khas korban sebelum meninggal (antemortem) yang dibawa keluarga korban.
Hingga saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengumpulkan dan memeriksa sebanyak 306 sampel DNA korban. Tim DVI juga telah mengumpulkan semua sampel DNA keluarga inti (anak atau orang tua) korban dari penumpang pesawat yang berjumlah 189 jiwa tersebut.
“Dari pemeriksaan 73 kantung jenazah kami berhasil kumpulkan sampel DNA totalnya 306 sampel, sementara 32 sisanya baru diambil untuk dimasukkan ke laboratorium. Sedangkan sampel keluarga sudah semua terkumpul,” ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Pol Putut Tjahjo Widodo.
Daftar 14 Korban Lion Air JT-610 yang TeridentifikasiSalah satu tim penyelam yang turut mengevakuasi Lion Air JT-610. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Berikut daftar 14 penumpang Lion Air yang berhasil teridentifikasi:
– Jannatun Cintya Dewi, perempuan 24 tahun, teridentifikasi lewat sidik jari tangan kanan.
– Candra Kirana, pria 29 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
– Monni, perempuan 41 tahun, teridentifikasi dari tanda medis.
– Hizkia Jorry Saroinsong, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Endang Sri Bagusnita, perempuan 20 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Wahyu Susilo, pria 31 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
– Fauzan Azima, pria 25 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Rohmanir Pandi Sagala, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
– Dodi Junaidi, pria 40 tahun teridentifikasi dari sampel DNA.
– Muhammad Nasir, pria 29 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Janry Efriyanto Sianturi, pria 26 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA dan tanda medis.
– Karmin, pria 68 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Hawinoko, pria 54 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
– Verian Utama, pria 31 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
Pemeriksaan untuk identifikasi mengacu pada data primer yakni sidik jari dengan kecocokan 12 titik, gerigi gigi dan sampel DNA yang ditambah oleh data sekunder seperti tanda operasi, tato khas, hingga properti yang dipakai korban sebagai penguat pemeriksaan.
“Jenazah bisa teridentifikasi itu pertama berdasarkan data primer, yakni sidik jari, gerigi gigi dan DNA. Setelah itu tanda sekunder yaitu tanda medis, contohnya tato, bekas operasi hingga properti yang digunakan korban dan dicocokkan dengan data antemortem dari keluarga dan data dari pihak lain. Ini jadi pedoman sesuai DVI Polri,” kata Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kombes Pol Musyafak.
Pemerintah memperpanjang waktu evakuasi tiga hari terhitung mulai Senin (5/11/2018). Dengan sisa waktu evakuasi yang akan selesai dalam tiga hari mendatang, tim DVI Polri berharap 175 jenazah korban yang belum teridentifikasi bisa dituntaskan. (ning/mond/geo)