Bandar Narkoba Dilumpuhkan BNN Dengan Timah Panas
D'On, Samarinda (KalTim),- Penyelundupan narkoba di Samarinda masuk radar Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltim. Sebanyak 1 kilogram dan 200 ekstasi yang hendak dikirim ke Sangatta, Kutai Timur (Kutim), digagalkan (20/9).
Dari informasi yang berhasil dihimpun dari BNN Kaltim mengatakan, perlu waktu berhari-hari bagi personel BNN Kaltim untuk membongkar jaringan narkoba tersebut.
“Kami dapat informasi soal penyelundupan narkoba ke Sangatta,” ujar Kabid Pemberantasan BNN Kaltim AKBP Halomoan Tampubolon ditemui media ini. Begitu menerima kabar dari tim intelijen BNN, tim khusus penindakan langsung disebar di beberapa ruas jalan ibu kota Kaltim.
Tim mendapat bocoran, mobil yang dikendarai pelaku adalah Daihatsu Ayla merah bernomor polisi KT 1971 RJ. “Ada yang melihat di Jalan Juanda,” bebernya. Tak ingin buru-buru, BNN membuntuti. Menggunakan sepeda motor dan mobil, tim khusus seolah seperti pengendara biasa. IW alias Daeng (35), yang mengemudikan mobil memacu mobilnya. Lalu melintas di bawah Flyover Air Hitam, sebuah plastik terlempar begitu saja dari jendela. Satu petugas berhenti mengamankan barang yang dibuang tersebut. Sementara petugas terus mengejar.
Tak mau buruannya lepas, akhirnya BNN Kaltim melepaskan lima tembakan peringatan. Namun pelaku terus melaju dan tidak mengindahkan tembakan peringatan tersebut. Dari hasil pantauan BNN diketahui bahwa pelaku bersama dua perempuan dan seorang laki-laki berada dalam mobil yang dikejar BNN Kaltim. IW mengarahkan mobil ke Jalan Lai. Lalu lintas sore semakin padat. Pukul 15.00 Wita, dia mengarah ke Jalan Wahid Hasyim I. “Mobil sudah berhenti karena macet di persimpangan Sempaja. Anggota saya sudah tangkap si sopir (IW),” ungkapnya.
Saat hendak ditangkap IW menginjak pedal gas mobilnya sehingga menyebabkan salah seorang anggota BNN yang menodongkan senjata api ke pelaku terseret. Karena panik dan takut IW tidak bisa mengendalikan mobilnya sehingga masuk parit sambung perwira yang pernah bertugas sebagai kasat Sabhara Polresta Samarinda itu.
Namun, salah seorang pelaku, berinisial SS, berhasil kabur. “Ya, benar. Menyelinap di kerumunan,” sambung Halomoan. Dijelaskan Holomoan, IW terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas petugas setelah mencoba merampas senjata api milik petugas. Timah panas bersarang di paha kanan.
Sementara dua perempuan yang duduk di kursi belakang, IK (23) dan MI (20), hanya bisa menangis. “Ya Allah, aku enggak mau begini,” ujarnya. IW tidak bisa melawan. Dia hanya bisa meringis kesakitan. “Diam, enggak usah melawan,” pekik seorang petugas. Cucuran darah mengalir deras dari kaki kanan pelaku yang mengendarai mobil tersebut. Seorang saksi mata, Wahid, mengatakan, ia terkejut mendengar suara benturan keras dan tembakan. “Iya tadi ditembak, yang nyetir itu,” ucap Wahid.
Sementara ini IW dan rekannya dibawa ke RSUD AW Sjahranie Samarinda. Beberapa petugas yang ditemui di lokasi kejadian enggan memberikan komentar terkait penangkapan tersebut. “Nanti saja, Mas, langsung ke kantor,” ucap petugas berpakaian sipil. Di rumah sakit pelat merah, penjagaan di ruang instalasi gawat darurat (IGD) diperketat. Sekuriti menutup rapat pintu IGD. Ketiga pelaku mengalami perawatan intensif. Adapun petugas yang sempat terseret mobil pelaku juga dirawat tim medis.
Barang bukti yang sempat dibuang tersangka di flyover telah diamankan. Dari bungkus plastik tersebut, didapatkan 11 paket sabu-sabu dengan berat 1.009,43 gram. Ada juga ekstasi mencapai 200 butir. Dari keterangan yang didapat media ini, pelaku akan membawa sabu-sabu dan ekstasi itu ke Sangatta. Lalu diperjualbelikan di sana. Soal asal-usul barang haram tersebut, pihaknya masih melakukan pendalaman.
Dari keterangan Humas RSUD AW Sjahranie dr Arysia Andhina menerangkan, IW masih dalam penanganan tim dokter. “Kondisinya masih kritis, Mas,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon tadi malam. Di media sosial, banyak menyebut jika petugas menembak IW di kepala. Hal itu tidak dibenarkan oleh dokter. “Di kepala luka sobek,” tegasnya.
Hingga malam tadi, kondisi pelaku masih koma dan dijaga ketat petugas. Terakhir sebelum meninggalkan rumah sakit, Halomoan menyebut, belum dapat memerinci terkait peredaran narkoba tersebut. Petugas masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan tersangka. Tadi malam, hingga pukul 22.00 Wita, seorang tersangka perempuan sudah dimintai penjelasan. Namun, yang melarikan diri masih dalam pengejaran. “Proses penyelidikan dan pengejaran. Saya jelaskan nanti jika sudah tertangkap semua,” pungkasnya. (wil)
Dari informasi yang berhasil dihimpun dari BNN Kaltim mengatakan, perlu waktu berhari-hari bagi personel BNN Kaltim untuk membongkar jaringan narkoba tersebut.
“Kami dapat informasi soal penyelundupan narkoba ke Sangatta,” ujar Kabid Pemberantasan BNN Kaltim AKBP Halomoan Tampubolon ditemui media ini. Begitu menerima kabar dari tim intelijen BNN, tim khusus penindakan langsung disebar di beberapa ruas jalan ibu kota Kaltim.
Tim mendapat bocoran, mobil yang dikendarai pelaku adalah Daihatsu Ayla merah bernomor polisi KT 1971 RJ. “Ada yang melihat di Jalan Juanda,” bebernya. Tak ingin buru-buru, BNN membuntuti. Menggunakan sepeda motor dan mobil, tim khusus seolah seperti pengendara biasa. IW alias Daeng (35), yang mengemudikan mobil memacu mobilnya. Lalu melintas di bawah Flyover Air Hitam, sebuah plastik terlempar begitu saja dari jendela. Satu petugas berhenti mengamankan barang yang dibuang tersebut. Sementara petugas terus mengejar.
Tak mau buruannya lepas, akhirnya BNN Kaltim melepaskan lima tembakan peringatan. Namun pelaku terus melaju dan tidak mengindahkan tembakan peringatan tersebut. Dari hasil pantauan BNN diketahui bahwa pelaku bersama dua perempuan dan seorang laki-laki berada dalam mobil yang dikejar BNN Kaltim. IW mengarahkan mobil ke Jalan Lai. Lalu lintas sore semakin padat. Pukul 15.00 Wita, dia mengarah ke Jalan Wahid Hasyim I. “Mobil sudah berhenti karena macet di persimpangan Sempaja. Anggota saya sudah tangkap si sopir (IW),” ungkapnya.
Saat hendak ditangkap IW menginjak pedal gas mobilnya sehingga menyebabkan salah seorang anggota BNN yang menodongkan senjata api ke pelaku terseret. Karena panik dan takut IW tidak bisa mengendalikan mobilnya sehingga masuk parit sambung perwira yang pernah bertugas sebagai kasat Sabhara Polresta Samarinda itu.
Namun, salah seorang pelaku, berinisial SS, berhasil kabur. “Ya, benar. Menyelinap di kerumunan,” sambung Halomoan. Dijelaskan Holomoan, IW terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas petugas setelah mencoba merampas senjata api milik petugas. Timah panas bersarang di paha kanan.
Sementara dua perempuan yang duduk di kursi belakang, IK (23) dan MI (20), hanya bisa menangis. “Ya Allah, aku enggak mau begini,” ujarnya. IW tidak bisa melawan. Dia hanya bisa meringis kesakitan. “Diam, enggak usah melawan,” pekik seorang petugas. Cucuran darah mengalir deras dari kaki kanan pelaku yang mengendarai mobil tersebut. Seorang saksi mata, Wahid, mengatakan, ia terkejut mendengar suara benturan keras dan tembakan. “Iya tadi ditembak, yang nyetir itu,” ucap Wahid.
Sementara ini IW dan rekannya dibawa ke RSUD AW Sjahranie Samarinda. Beberapa petugas yang ditemui di lokasi kejadian enggan memberikan komentar terkait penangkapan tersebut. “Nanti saja, Mas, langsung ke kantor,” ucap petugas berpakaian sipil. Di rumah sakit pelat merah, penjagaan di ruang instalasi gawat darurat (IGD) diperketat. Sekuriti menutup rapat pintu IGD. Ketiga pelaku mengalami perawatan intensif. Adapun petugas yang sempat terseret mobil pelaku juga dirawat tim medis.
Barang bukti yang sempat dibuang tersangka di flyover telah diamankan. Dari bungkus plastik tersebut, didapatkan 11 paket sabu-sabu dengan berat 1.009,43 gram. Ada juga ekstasi mencapai 200 butir. Dari keterangan yang didapat media ini, pelaku akan membawa sabu-sabu dan ekstasi itu ke Sangatta. Lalu diperjualbelikan di sana. Soal asal-usul barang haram tersebut, pihaknya masih melakukan pendalaman.
Dari keterangan Humas RSUD AW Sjahranie dr Arysia Andhina menerangkan, IW masih dalam penanganan tim dokter. “Kondisinya masih kritis, Mas,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon tadi malam. Di media sosial, banyak menyebut jika petugas menembak IW di kepala. Hal itu tidak dibenarkan oleh dokter. “Di kepala luka sobek,” tegasnya.
Hingga malam tadi, kondisi pelaku masih koma dan dijaga ketat petugas. Terakhir sebelum meninggalkan rumah sakit, Halomoan menyebut, belum dapat memerinci terkait peredaran narkoba tersebut. Petugas masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan tersangka. Tadi malam, hingga pukul 22.00 Wita, seorang tersangka perempuan sudah dimintai penjelasan. Namun, yang melarikan diri masih dalam pengejaran. “Proses penyelidikan dan pengejaran. Saya jelaskan nanti jika sudah tertangkap semua,” pungkasnya. (wil)