Mahasiswa Tolak Audiensi di Fraksi Gerindra dan Nyatakan Mosi Tidak Percaya DPR
"Kami hari ini nyatakan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat," kata Ketua BEM UI Manik Marganamahendra di Ruang Rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Pada mulanya puluhan perwakilan mahasiswa itu diterima Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Gerindra di Ruang Rapat Fraksi Partai Gerindra di lantai 18 Gedung Nusantara.
Namun para mahasiswa menolak beraudiensi di ruang rapat Fraksi Partai Gerindra dan meminta pertemuan di tempat yang tidak ada logo partai politik.
Ketua BEM FISIP Universitas Indonesia, Thierry Ramadhan menjelaskan bahwa mereka ingin bertemu pimpinan DPR RI atau minimal bertemu dengan pimpinan Komisi III DPR RI.
"Kami minta tempat dipindahkan bukan di ruang fraksi. Kalau seandainya tidak ada ruangan, kami berharap di depan saja enggak apa yang penting bisa berdialog dengan wakil rakyat kami," kata Thierry.
Ketua BEM UI Manik Marganamahendra mempertanyakan keberadaan semua anggota Komisi III DPR karena dalam pertemuan itu hanya ada anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu.
Manik juga bertanya kepada Supratman, Masinton dan Heri Gunawan soal poin-poin kesepakatan yang telah dibuat para mahasiswa dengan Sekjen DPR RI Indra Iskandar, pada Kamis (19/9) namun Supratman menjawab tidak tahu ada kesepakatan antara mahasiswa dengan Sekjen DPR RI.
Namun Supratman bertanya balik terkait kesepakatan tersebut karena dirinya mengaku tidak tahu ada kesepakatan antara mahasiswa dengan Sekjen DPR tersebut.
Manik kaget mendengar jawaban Supratman dan menyimpulkan bahwa tuntutan mahasiswa yang ada di dalam kesepakatan itu tidak disampaikan Sekjen DPR RI ke anggota DPR.
Para mahasiswa menolak permintaan Supratman yang meminta menyampaikan tuntutannya kembali, karena sudah disampaikan pada Sekjen DPR RI.
Manik menilai para anggota DPR tidak mengetahui dan tidak mendengar tuntutan mereka yang sudah disampaikan pada pekan lalu.
Melihat kondisi tersebut, para mahasiswa pun mengeluarkan mosi tidak percaya kepada DPR RI.
"Hari ini kami merasa kecewa. Pertama, tidak boleh ada yang mempolitisir agenda kami dalam menuntaskan reformasi," katanya.
Kedua, menurut dia, DPR tidak mendengarkan aspirasi kami, padahal 19 September sudah mengirimkan surat hingga akhirnya diterima Sekjen, ternyata belum didengar. (IMC02)