Gabung Koalisi, Prabowo Bukan Pengkhianat
D'On, Jakarta,- Adanya tudingan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkhianat terhadap para pendukungnya bila bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dibantah Juru Bicara Partai Gerindra Kawendra Lukistian.
Menurutnya, merapatnya Gerindra justru menunjukkan Prabowo lebih mementingkan agenda kebangsaan, termasuk kehidupan para pendukung.
Pernyataan Kawendra tersebut, merupakan respons terhadap tudingan di media sosial. Terlebih, perwakilan PA 212, Asep Syaifudin, sempat menyebut Prabowo telah berkhianat.
"Prabowo tidak pernah berkhianat pada rakyat Indonesia, jelas itu, dan semua yang dilakukan adalah demi kepentingan bangsa dan negara," kata Kawendra di Jakarta, Senin (14/7/2019).
Ia menjelaskan, para ulama sebaiknya bisa menentukan sikap yang baik demi bangsa. Sikap itulah yang diharapkan dipilih oleh PA 212 dan ormas sejenis pada Ijtimak Ulama ke-IV.
"Mudah-mudahan di sana nanti ada arahan-arahan terbaik dari para ulama kita semua. Doakan saja semuanya tetap berjalan dengan spirit Keindonesiaan, spirit untuk membangun Indoneisa lebih baik," terangnya.
Jalin Komunikasi
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Hariyadi, menyarankan kepada Prabowo untuk segera menjalin komunikasi ke para pendukung.
Tujuannya, menjelaskan alasan di balik langkah-langkah strategis yang ditempuh.
"Termasuk pilihan bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi. Hal ini agar Prabowo tidak dianggap elitis dan hanya memanfaatkan dukungan pemilihnya saja," ungkapnya di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Untuk diketahui, pada Jumat (11/10/2019) lalu, Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo.
Ada banyak perbincangan di antara keduanya, mulai dari pemindahan ibukota hingga kemungkinan Gerindra merapat ke barisan pemerintah. Prabowo juga bertandang ke rumah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh di daerah Permata hijau dan bertemu Ketua Umum PKB Muhamimin Iskandar.
Kepentingan Rakyat
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan partainya kini belum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau tetap berada di jalur oposisi. Yang pasti, menurut Fadli Zon, apapun sikap politik Gerindra nanti, tujuannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa.
"Saya kira sikap kami mengedepankan kepentingan nasional. Itu sikap kami. Bahwa nanti ada di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, itu sudah ada mekanismenya, tergantung apakah kita berbuat di dalam atau lebih efektif di luar. Itu belum kami putuskan finalnya," kata Fadli di Jakarta, Senin (14/10/2019).
#han-ter