Pemimpin ISIS Tewas Ditangan AS, Kepala BNPT : Kita Tidak Boleh 'Underestimate
D'On, Jakarta,- Kabar tewasnya pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi, dalam operasi khusus militer Amerika Serikat di Suriah barat laut, Sabtu (26/10/2019) malam, menjadi topik yang paling banyak dibicarakan dunia saat ini. Apalagi setelah presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan sendiri kabar tewasnya Baghdadi dalam operasi militer pasukan khusus negaranya.
Meski demikian, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, dunia tetap tidak boleh meremehkan berbagai dampak yang dikhawatirkan berpeluang terjadi, pasca tewasnya pemimpin ISIS itu.
"Kita sudah mendengar itu tetapi kita harus tetap tidak boleh "underestimate" (meremehkan), kita perhatikan apa yang akan terjadi setelah itu. Ya, kita harus hati-hati karenakan itu akan berdampak. Sekarang ini semua masalah sifatnya global ya. Kejadian di Timur-Tengah juga berdampaknya ke dalam negeri contohnya," ungkap Suhardi ketika ditemui usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman bersama menteri luar negeri Maroko, Nasser Bourita, Senin (28/10/2019), di kementerian luar negeri RI, Jakarta.
Lebih lanjut Suhardi menambahkan, pihaknya terus mengikuti perkembangan di lapangan, setelah pengumuman tewasnya Baghdadi akhir pekan lalu.
"Namanya ideologi itukan ada jadi kita sedang menanti progressnya, bagaimana di sana setelah yang diumumkan oleh Donald Trump, presiden Amerika Serikat itu kita juga akan mengikuti," imbuhnya.
Disisi lain Suhardi Alius menyatakan peningkatan kewaspadaan terhadap perkembangan radikalisme dan terorisme, dilakukan oleh pihak BNPT dengan menggandeng langsung perwakilan RI di luar negeri.
"Kita akan kerjasama terus dengan kementerian terkait termasuk perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri, yang di perbatasan Suriah, kemudian itukan ada Irak dan sebagainya kita akan kerjasama. Termasuk, nanti kita mau kirim tim mau menilai situasi terakhir gimana. " terang Suhardi.
Sementara, ramai diberitakan media internasional bahwa presiden Donald Trump mengumumkan kematian Abu Bakar Al Baghdadi dalam operasi khusus oleh militer Amerika Serikat. Badghdadi dikabarkan tewas bersama anggota keluarganya ketika terpojok di lorong buntu. Baghdadi menetapkan dirinya sebagai "Khalifah" pada 2014 lalu dan setelahnya memimpin sekitar 7 juta orang di wilayah Suriah dan Irak.
#KBRN
Meski demikian, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, dunia tetap tidak boleh meremehkan berbagai dampak yang dikhawatirkan berpeluang terjadi, pasca tewasnya pemimpin ISIS itu.
"Kita sudah mendengar itu tetapi kita harus tetap tidak boleh "underestimate" (meremehkan), kita perhatikan apa yang akan terjadi setelah itu. Ya, kita harus hati-hati karenakan itu akan berdampak. Sekarang ini semua masalah sifatnya global ya. Kejadian di Timur-Tengah juga berdampaknya ke dalam negeri contohnya," ungkap Suhardi ketika ditemui usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman bersama menteri luar negeri Maroko, Nasser Bourita, Senin (28/10/2019), di kementerian luar negeri RI, Jakarta.
Lebih lanjut Suhardi menambahkan, pihaknya terus mengikuti perkembangan di lapangan, setelah pengumuman tewasnya Baghdadi akhir pekan lalu.
"Namanya ideologi itukan ada jadi kita sedang menanti progressnya, bagaimana di sana setelah yang diumumkan oleh Donald Trump, presiden Amerika Serikat itu kita juga akan mengikuti," imbuhnya.
Disisi lain Suhardi Alius menyatakan peningkatan kewaspadaan terhadap perkembangan radikalisme dan terorisme, dilakukan oleh pihak BNPT dengan menggandeng langsung perwakilan RI di luar negeri.
"Kita akan kerjasama terus dengan kementerian terkait termasuk perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri, yang di perbatasan Suriah, kemudian itukan ada Irak dan sebagainya kita akan kerjasama. Termasuk, nanti kita mau kirim tim mau menilai situasi terakhir gimana. " terang Suhardi.
Sementara, ramai diberitakan media internasional bahwa presiden Donald Trump mengumumkan kematian Abu Bakar Al Baghdadi dalam operasi khusus oleh militer Amerika Serikat. Badghdadi dikabarkan tewas bersama anggota keluarganya ketika terpojok di lorong buntu. Baghdadi menetapkan dirinya sebagai "Khalifah" pada 2014 lalu dan setelahnya memimpin sekitar 7 juta orang di wilayah Suriah dan Irak.
#KBRN