4 Rekomendasi Vaksin untuk Wanita Sebelum Hamil
D'On, Jakarta,- Merencanakan kehamilan bukanlah perkara yang mudah, apalagi bagi wanita. Banyak hal yang mesti diperhatikan agar segala rencana mencapai target yang telah ditentukan. Satu dari sekian banyak pembenahan yang termasuk adalah mendapatkan vaksin sebelum hamil.
Berikut adalah empat jenis vaksin yang sangat dianjurkan untuk didapatkan oleh wanita sebelum hamil:
Vaksin varicella
Varicella atau lebih dikenal dengan penyakit cacar air bisa menimbulkan komplikasi berbahaya jika dialami oleh ibu hamil.
Jika cacar air terjadi saat kehamilan muda, janin dapat mengalami kecacatan berupa kebutaan, gangguan fungsi saraf atau gangguan pendengaran. Bila cacar air terjadi saat kehamilan tua, bayi bisa mengalami infeksi cacar air yang berat saat dilahirkan.
Oleh sebab itu, jika Anda ingin hamil dan belum pernah mengalami cacar air, berkonsultasilah pada dokter untuk mendapatkan vaksin varicella.
Vaksin ini diberikan sebanyak dua kali, dengan jarak antara vaksin pertama dan kedua selama 4–8 minggu. Setelah vaksin yang kedua, Anda sebaiknya menunggu setidaknya satu bulan untuk merencanakan kehamilan.
Vaksin measles, mumps, dan rubella (MMR)
Rubella merupakan penyakit yang memiliki gejala ringan, berupa demam tak terlalu tinggi dan ruam pada kulit. Bahkan, pada sebagian orang yang daya tahan tubuhnya baik, penyakit ini tidak memunculkan gejala apa pun.
Namun, jika rubella terjadi pada ibu hamil, penyakit ini bisa menyebabkan janin mengalami sindrom rubella kongenital. Sindrom ini ditandai dengan adanya penyakit jantung bawaan, tuli, katarak pada bayi, retardasi mental dan keterlambatan tumbuh kembang.
Rubella bisa dicegah dengan vaksin MMR. Jika sudah pernah mendapatkannya saat masih anak-anak, Anda tidak perlu lagi mendapat vaksin tersebut saat mempersiapkan kehamilan.
Namun, jika belum pernah menerima vaksin ini atau ragu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan vaksin MMR. Sama halnya dengan vaksin varicella, Anda perlu menunggu setidaknya satu bulan untuk merencanakan kehamilan setelah mendapat suntikan vaksin MMR.
Vaksin hepatitis B
Lebih dari 70 persen kasus hepatitis B kronik di Indonesia terjadi karena penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak saat proses persalinan. Hepatitis B yang ’diwariskan’ dapat mengakibatkan dampak jangka panjang pada anak, berupa risiko gagal hati dan kanker hati.
Oleh sebab itu, sebelum hamil, Anda perlu melakukan skrining hepatitis B terlebih dahulu untuk memeriksa ada atau tidaknya kehadiran virus tersebut di dalam tubuh.
Selain itu, skrining hepatitis B sebelum hamil juga bertujuan untuk mendeteksi apakah antibodi di dalam tubuh Anda mumpuni untuk melawan virus tersebut.
Jika infeksi hepatitis B tidak ditemukan dan Anda tidak memiliki antibodi yang cukup untuk melawan virus tersebut, mendapatkan vaksinasi hepatitis B adalah sebuah kewajiban yang mesti Anda lakoni selanjutnya.
Vaksin hepatitis B diberikan sebanyak tiga kali dalam waktu enam bulan. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai waktu yang tepat untuk merencanakan kehamilan selama masih harus menerima vaksinasi hepatitis B.
Vaksin human papillomavirus (HPV)
Vaksin HPV berguna untuk melindungi Anda dari kanker serviks. Vaksin ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan kehamilan. Hanya saja, vaksin ini memiliki efektivitas paling baik jika diberikan sebelum seorang wanita melakukan hubungan seksual.
Jadi, bagi wanita yang akan menikah, Anda dianjurkan untuk mendapatkan vaksin HPV sebelum mulai melakukan hubungan intim. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali pada orang dewasa.
Wanita yang sedang dalam program hamil, apakah tubuh Anda sudah mendapatkan kekebalan dari vaksin yang telah disebutkan? Jika belum, segera konsultasikan dengan dokter kandungan agar Anda sepenuhnya paham waktu untuk mendapat vaksin sebelum hamil dan memulai program kehamilan. Dengan persiapan matang seperti ini, kehamilan yang dijalankan nantinya niscaya akan aman dan sehat.
(NB/ RH)