Militer Houthi Klaim Tembak Jatuh Helikopter Saudi di Perbatasan Yaman
D'On, Sanaa (Yaman),- Yaman mengklaim menembak jatuh satu helikopter Apache milik di dekat perbatasan utara.
Akibatnya, dua pilot tewas seketika. Penembakan itu terjadi sehari setelah lebih dari 100 tahanan Houthi dibebaskan oleh koalisi pimpinan .
“Satu helikopter Apache Saudi ditembak jatuh dengan rudal darat ke udara dan dua pilotnya tewas saat helikopter terbakar habis,” ungkap juru bicara Houthi Yahya Sarea, dilansir Aljazeera.
Belum ada konfirmasi dari koalisi Saudi yang melancarkan operasi militer di Yaman selama lima tahun terakhir.
Pada Kamis (28/11), sebanyak 128 pemberontak Houthi yang ditahan di Saudi dibebaskan dan terbang ke ibu kota Yaman, Sanaa.
Mereka telah ditahan di berbagai tempat di Yaman antara 2015 dan awal tahun ini.
Bulan ini, pejabat senior di Riyadh menyatakan membuka saluran dengan para pemberontak saat upaya mengakhiri konflik itu mendapat momentum.
Konflik di Yaman dimulai pada 2014 dengan direbutnya Sanaa oleh Houthi yang kini mengontrol sebagian besar wilayah utara Yaman yang miskin.
Koalisi pimpinan Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan lagi pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan mengusir pergi Houthi.
Perang lima tahun itu mengakibatkan puluhan ribu orang tewas yang sebagian besar warga sipil. Jutaan warga Yaman juga terancam kelaparan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Meski demikian, belum ada titik terang kapan konflik itu akan berakhir.
Dua pihak yang bertikai di Yaman belum mencapai kata sepakat untuk negosiasi apapun. Selain itu, intervensi asing dalam konflik di Yaman semakin memperumit krisis tersebut.
Source: aljazeera
Akibatnya, dua pilot tewas seketika. Penembakan itu terjadi sehari setelah lebih dari 100 tahanan Houthi dibebaskan oleh koalisi pimpinan .
“Satu helikopter Apache Saudi ditembak jatuh dengan rudal darat ke udara dan dua pilotnya tewas saat helikopter terbakar habis,” ungkap juru bicara Houthi Yahya Sarea, dilansir Aljazeera.
Belum ada konfirmasi dari koalisi Saudi yang melancarkan operasi militer di Yaman selama lima tahun terakhir.
Pada Kamis (28/11), sebanyak 128 pemberontak Houthi yang ditahan di Saudi dibebaskan dan terbang ke ibu kota Yaman, Sanaa.
Mereka telah ditahan di berbagai tempat di Yaman antara 2015 dan awal tahun ini.
Bulan ini, pejabat senior di Riyadh menyatakan membuka saluran dengan para pemberontak saat upaya mengakhiri konflik itu mendapat momentum.
Konflik di Yaman dimulai pada 2014 dengan direbutnya Sanaa oleh Houthi yang kini mengontrol sebagian besar wilayah utara Yaman yang miskin.
Koalisi pimpinan Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan lagi pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan mengusir pergi Houthi.
Perang lima tahun itu mengakibatkan puluhan ribu orang tewas yang sebagian besar warga sipil. Jutaan warga Yaman juga terancam kelaparan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Meski demikian, belum ada titik terang kapan konflik itu akan berakhir.
Dua pihak yang bertikai di Yaman belum mencapai kata sepakat untuk negosiasi apapun. Selain itu, intervensi asing dalam konflik di Yaman semakin memperumit krisis tersebut.
Source: aljazeera