Roket MLRS 122 Milik Korps Marinir Bisa Menjangkau 30 Km, Mariam Howitzer 105 Mm
D'On, Belitung,- Dua peralatan tempur yang spesial digunakan Korps Marinir TNI-AL.
Roket merk Roket Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 MM Vampir dan Meriam Howitzer 105 mm.
Roket itu bisa melakukan penembakan dengan maksimal sasaran hingga 30 kilometer (Km).
Namun ketika latihan tempur di Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung hanya membidik sasaran dari jarak 10 Km.
Roket buatan Ceko Slovakia itu dinilai senjata canggih yang sangat menggetarkan pihak lawan.
Jenis roket tersebut, merupakan roket terbaru dan sebelum latihan tempur di Belitung sempat ditembakan pada latihan tempur di Sukabumi.
Untuk satu unit MRLS itu, dikendalikan oleh 4 orang prajurit Korps Marinir TNI-AL, terdiri dari prajurit yang bertugas membidik sasaran, pemandu dan driver.
Roket ini bisa melakukan penembakan secara banyak, berdurasi tembakan antara satu roket dengan roket selanjutnya hanya selisih 1 detik.
Pada latihan tempur di Belitung, roket tersebut ditembakan ke sasaran sebanyak 20 butir.
Sedangkan untuk senjata meriam Howitzer 105 mm, merupakan peralatan perang terbaru dengan maksimal sasaran menjangkau 17,5 Km.
Namun saat pelaksanaan di Belitung hanya ditembakan menjangkau sasaran 10 Km.
Alutsista satu ini, merupakan salah satu adalan korps Marinir dari segi persenjataan. Meriam yang dibuat oleh Prancis tahun 1995 tersebut, baru dimiliki oleh Indonesia tahun 1996.
Senjata yang terakhir di tembakan di Sukabumi sebelum pelaksanaan perang di Belitung hari ini merupakan senjata yang sangat ditakuti oleh dunia.
Butuh 8 orang prajurit Korps Marinir TNI-AL menggerakan peralatan tersebut. Yaitu mengisi posisi komandan pucuk, pembidik, pembantu pembidik, penembak, penyetel tabung, pengatur isian peluru, pendoring granat dan pengemudi.
Khusus untuk latihan perang di Kabupaten Belitung dari segi tekstur wilayah, sangat cocok menggunakan meriam ini, lantaran di nilai berlokasi sangat strategis dibandingkan daerah lain di Indonesia.
#PB
Roket merk Roket Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 MM Vampir dan Meriam Howitzer 105 mm.
Roket itu bisa melakukan penembakan dengan maksimal sasaran hingga 30 kilometer (Km).
Namun ketika latihan tempur di Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung hanya membidik sasaran dari jarak 10 Km.
Roket buatan Ceko Slovakia itu dinilai senjata canggih yang sangat menggetarkan pihak lawan.
Jenis roket tersebut, merupakan roket terbaru dan sebelum latihan tempur di Belitung sempat ditembakan pada latihan tempur di Sukabumi.
Untuk satu unit MRLS itu, dikendalikan oleh 4 orang prajurit Korps Marinir TNI-AL, terdiri dari prajurit yang bertugas membidik sasaran, pemandu dan driver.
Roket ini bisa melakukan penembakan secara banyak, berdurasi tembakan antara satu roket dengan roket selanjutnya hanya selisih 1 detik.
Pada latihan tempur di Belitung, roket tersebut ditembakan ke sasaran sebanyak 20 butir.
Sedangkan untuk senjata meriam Howitzer 105 mm, merupakan peralatan perang terbaru dengan maksimal sasaran menjangkau 17,5 Km.
Namun saat pelaksanaan di Belitung hanya ditembakan menjangkau sasaran 10 Km.
Alutsista satu ini, merupakan salah satu adalan korps Marinir dari segi persenjataan. Meriam yang dibuat oleh Prancis tahun 1995 tersebut, baru dimiliki oleh Indonesia tahun 1996.
Senjata yang terakhir di tembakan di Sukabumi sebelum pelaksanaan perang di Belitung hari ini merupakan senjata yang sangat ditakuti oleh dunia.
Butuh 8 orang prajurit Korps Marinir TNI-AL menggerakan peralatan tersebut. Yaitu mengisi posisi komandan pucuk, pembidik, pembantu pembidik, penembak, penyetel tabung, pengatur isian peluru, pendoring granat dan pengemudi.
Khusus untuk latihan perang di Kabupaten Belitung dari segi tekstur wilayah, sangat cocok menggunakan meriam ini, lantaran di nilai berlokasi sangat strategis dibandingkan daerah lain di Indonesia.
#PB