Kembali Sasar Idlib, Serangan Udara Rusia Tewaskan Belasan Warga Suriah termasuk Anak-anak
Dokumentasi: AP |
Serangan udara kali ini menghantam wilayah barat laut Idlib yang dikuasai jihadis. Mereka bertahan di benteng pertahanan oposisi utama Suriah. Pasukan sekutu rezim Rusia yang beroperasi bersama militer Assad menewaskan empat warga sipil termasuk seorang anak di desa Al-Bara. Demikian laporan The Syrian Observatory for Human Rights.
White Helmet berjibaku dititik serangan
Korban lainnya tercatat di desa Balyun di mana sembilan warga sipil termasuk tiga anak tewas. Bom barel yang dijatuhkan helikopter tempur juga menewaskan lima warga sipil dan tiga anak di desa Abadeeta. Sedangkan di tenggara sasaran serangan pesawat pembom menewaskan seorang anak di desa Bajghas.
Menyusul serangan yang juga melukai warga ini petugas penyelamat, termasuk anggota Pertahanan Sipil Suriah atau yang dikenal dengan White Helmet (Helm Putih) terpaksa menyisir puing-puing bangunan yang runtuh akibat hantaman bom. Pihak Observatory yang mengandalkan jaringan perwakilan di Suriah menyatakan dari amunisi yang digunakan dan jenis kerusakan warga dipastikan menjadi sasaran serangan udara.
Idlib yang menjadi rumah bagi tiga juta warga, di antaranya pengungsi perang sudara dari kota lain merupakan titik wilayah yang
dikendalikan mantan pendukung Al-Qaeda. Rezim Damaskus berulang kali bersumpah untuk mengambil alih kendali Idlib.
Pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad pun melancarkan kampanye militer berupa serangan keras pada bulan April yang menewaskan sekitar 1.000 warga sipil dan membuat 400.000 warga mengungsi. Sementara itu gencatan senjata yang diumumkan Moskow membuat warga bisa menjalani kehidupan tanpa waswas sejak akhir Agustus lalu.
Tetapi Observatory mengatakan pemboman mematikan dan pertempuran tetap terjadi dan sejauh ini telah menewaskan lebih dari 200 warga sipil di idlib saja baru-baru ini. Pecah lebih dari tujuh tahun lalu perang sipil Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 warga dan jutaan korban lainnya mengungsi sejak awal 2011 menyusul protes anti-Assad.
Source: DailyMail