Pemprov Sumbar Apresiasi Pemko Padang Terkait Pelaksanaan HBN 2019
D'On, Padang,- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberikan apresiasi setinggi-setingginya kepada Pemko Padang atas kesuksesan sejumlah rangkaian acara peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke 71 Tingkat Kota Padang yang dimulai sejak 16-20 Desember 2019.
“Dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, Kota Padang adalah yang terbanyak menambahkan rangkaian peringatan HBN ke 71,” ungkap Kepala Badan Kesbangpol Sumbar Nazwir saat membuka 'Seminar Bela Negara' di Convention Center STKIP PGRI Sumbar, Jumat (20/12/2019).
Ia menambahkan, pelbagai acara diantaranya, Napak Tilas menyusuri jejak pahlawan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Sumatera Barat, Mr. Syafruddin Prawiranegara mulai, Koto Tinggi Lima Puluh Kota, hingga ke Bidar Alam, Solok Selatan. Kemudian, upacara peringatan hari bela negara dan seminar yang diadakan saat sekarang ini.
“Bagi kami semua rangkaian acara ini mempunyai dampak yang sangat luar biasa, salah satunya memantik rasa bela negara sehingga eksislah bela negara di kabupaten/kota di Sumatera Barat,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah selaku narasumber dalam seminar tersebut menyampaikan ucapan terimah kasih atas dukungan Pemprov Sumbar. Sehingga rangkaian acara bela negara berjalan lancar dan sukses.
Selanjutnya, Ketua Forum Bela Negara Sumatera Barat itu menilai, peringatan hari bela negara memiliki arti yang sangat penting. Diantaranya, syarat berdiri suatu bangsa untuk melindungi harkat dan martabat serta mempertahankan keutuhan NKRI. “Maka sebab itu, siapapun memiliki hak dan kewajiban membela negara sesuai dengan profesi masing-masing sebagai warga negara,” jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Ketua Forum Bela Negara Pusat Laksda TNI (Purn) Setyo Harnowo menegaskan, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa membedakan antara ras, suku, agama dan status sosial. “Maka bela negara mengandung nilai cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara serta meyakini pancasila sebagai ideologi negara,” sebutnya.
Ia menambahkan, sikap bela negara harus mulai diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari secara berkesimbungan mulai antar lembaga, lintas kementerian hingga ke tingkat nasional. “Jika hal dilakukan maka bela negara sebagai kemakmuran rakyat dapat terwujud sebagaimana cita-cita bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemhan Provinsi Sumatera Barat Kolonel. Inf. Choirul Mustofa, menyampaikan, bela negara memiliki tiga komponen diantaranya, komponen utama, pendukung dan cadangan.
"Komponen utama adalah TNI yang disiapkan untuk melaksanakan tugas pertahanan. Kedua, komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang dipersiapkannya untuk dikerahkan guna memperkuat kompenen utama. Dan yang ketiga adalah sumber daya langsung yang dapat meningkatkan kekuatan komponen utama kompenen cadangan. Kesemua itu harus kita lakukan jika bela negara betul-betul terlaksana," imbuhnya.
(hms Pdg)
“Dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, Kota Padang adalah yang terbanyak menambahkan rangkaian peringatan HBN ke 71,” ungkap Kepala Badan Kesbangpol Sumbar Nazwir saat membuka 'Seminar Bela Negara' di Convention Center STKIP PGRI Sumbar, Jumat (20/12/2019).
Ia menambahkan, pelbagai acara diantaranya, Napak Tilas menyusuri jejak pahlawan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Sumatera Barat, Mr. Syafruddin Prawiranegara mulai, Koto Tinggi Lima Puluh Kota, hingga ke Bidar Alam, Solok Selatan. Kemudian, upacara peringatan hari bela negara dan seminar yang diadakan saat sekarang ini.
“Bagi kami semua rangkaian acara ini mempunyai dampak yang sangat luar biasa, salah satunya memantik rasa bela negara sehingga eksislah bela negara di kabupaten/kota di Sumatera Barat,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah selaku narasumber dalam seminar tersebut menyampaikan ucapan terimah kasih atas dukungan Pemprov Sumbar. Sehingga rangkaian acara bela negara berjalan lancar dan sukses.
Selanjutnya, Ketua Forum Bela Negara Sumatera Barat itu menilai, peringatan hari bela negara memiliki arti yang sangat penting. Diantaranya, syarat berdiri suatu bangsa untuk melindungi harkat dan martabat serta mempertahankan keutuhan NKRI. “Maka sebab itu, siapapun memiliki hak dan kewajiban membela negara sesuai dengan profesi masing-masing sebagai warga negara,” jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Ketua Forum Bela Negara Pusat Laksda TNI (Purn) Setyo Harnowo menegaskan, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa membedakan antara ras, suku, agama dan status sosial. “Maka bela negara mengandung nilai cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara serta meyakini pancasila sebagai ideologi negara,” sebutnya.
Ia menambahkan, sikap bela negara harus mulai diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari secara berkesimbungan mulai antar lembaga, lintas kementerian hingga ke tingkat nasional. “Jika hal dilakukan maka bela negara sebagai kemakmuran rakyat dapat terwujud sebagaimana cita-cita bangsa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemhan Provinsi Sumatera Barat Kolonel. Inf. Choirul Mustofa, menyampaikan, bela negara memiliki tiga komponen diantaranya, komponen utama, pendukung dan cadangan.
"Komponen utama adalah TNI yang disiapkan untuk melaksanakan tugas pertahanan. Kedua, komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang dipersiapkannya untuk dikerahkan guna memperkuat kompenen utama. Dan yang ketiga adalah sumber daya langsung yang dapat meningkatkan kekuatan komponen utama kompenen cadangan. Kesemua itu harus kita lakukan jika bela negara betul-betul terlaksana," imbuhnya.
(hms Pdg)