"Orang" Bupati Dituding Memukul Wartawan, Begini Kronologis Kejadian Sebenarnya
D'On, Padang pariaman (Sumbar),- Kepala Bagian Humas pemkab Padangpariaman, Anton Wira Tanjung membantah pemberitaan media portal Okeline asal Riau yang menyebut bodyguard bupati Padangpariaman memukul salah seorang wartawan bernama Artman. Menurut Anton berita tersebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya yang terjadi lapangan.
Anton menjelaskan yang terjadi sebenarnya adalah oknum wartawan tersebut pada awalnya mewawancarai wakil bupati Padangpariaman, Suhatri Bur. Setelah beberapa lama Suhatri Bur kemudian mengakhiri wawancara dan bergegas pergi.
Artman yang merasa belum puas tetap bersikeras ingin melanjutkan wawancara, sehingga terjadi cekcok. Melihat kejadian tersebut datanglah beberapa pemuda setempat untuk mengamankan Artman.
"Jadi begini, setelah kegiatan peringatan HUT Padangpariaman di kantor bupati, Sabtu, (11/1), sekira pukul 15.30 WIB, Arman, bersama beberapa orang wartawan mewawancarai bupati dengan suasana enjoy dan berlangsung akrab. Usai wawancara dengan bupati, Artman kemudian wawancara dengan wakil bupati Suhatri Bur. Saya tidak tahu persis apa yg ditanyakan ke pak wabup tapi saya lihat ada sedikit kesalahpahaman antara Artman dan pak Wabup. Lalu, saya meminta Artman untuk menyudahi wawancara, tapi Arman tidak mau dan bersikeras tetap lanjut. Kemudian terjadi cekcok antara keduanya. Melihat kejadian tersebut datanglah beberapa warga setempat. Dan terjadilah tarik-menarik baju. Lalu Satpol PP mengamankan Artman menuju parkiran depan kantor bupati. Jadi urusannya bukan dengan bupati atau wakil bupati, tapi warga setempat," beber Anton yang berada di lokasi pada saat kejadian.
Anton juga membantah bupati dan wakil bupati memiliki bodyguard.
"Bupati dan wakil bupati tidak punya bodyguard, malahan bupati dan wakil bupati terkadang ke lapangan siang malam tidak ditemani ajudan dan hanya bersama sopir," tegas Anton.
Pemda Padangpariaman kata Anton sedang mengkaji kejadian tersebut dan membuka peluang melaporkan oknum wartawan tersebut ke pihak kepolisian.
"Kita sedang mengkaji dan mengumpulkan bukti bukti, ada kemungkinan kita akan ambil langkah hukum," ujarnya.
Sementara itu ketua PWI Pariaman, Tuangku Damanhuri, ketika dikonfirmasi menegaskan Artman bukanlah anggota PWI Pariaman. Ia mempersilahkan pemkab Padangpariaman jika ingin melaporkan wartawan yang bersangkutan.
"Yang bersangkutan bukan anggota PWI Pariaman. Jika pemkab Padangpariaman ingin melaporkan oknum wartawan tersebut silakan," tegasnya.
Menurut Damanhuri, Artman diketahui memang sudah berulangkali membuat ulah dengan banyak pihak sehingga kerap meresahkan OPD dan masyarakat. PWI Pariaman berencana akan memanggil yang bersangkutan karena ikut mencoreng profesi wartawan dan nama PWI Pariaman.
"Yang bersangkutan memang sering bermasalah, kita sudah pernah memperingatkan tapi tidak ada perubahan, nanti kita panggil karena ini mencoreng nama baik wartawan dan PWI," tutup wartawan Singgalang tersebut.
Sebelumnya wartawan portal Okeline, Artman megaku ia mengalami tindak kekerasan oleh bodyguard bupati Padangpariaman saat mewawanca soal gizi buruk. Belakang diketahui Arman telah merevisi berita tersebut dan menyebut yang memukulnya "orang" wakil bupati, bukan bupati seperti berita sebelumnya.
(*/Jep)
Anton menjelaskan yang terjadi sebenarnya adalah oknum wartawan tersebut pada awalnya mewawancarai wakil bupati Padangpariaman, Suhatri Bur. Setelah beberapa lama Suhatri Bur kemudian mengakhiri wawancara dan bergegas pergi.
Artman yang merasa belum puas tetap bersikeras ingin melanjutkan wawancara, sehingga terjadi cekcok. Melihat kejadian tersebut datanglah beberapa pemuda setempat untuk mengamankan Artman.
"Jadi begini, setelah kegiatan peringatan HUT Padangpariaman di kantor bupati, Sabtu, (11/1), sekira pukul 15.30 WIB, Arman, bersama beberapa orang wartawan mewawancarai bupati dengan suasana enjoy dan berlangsung akrab. Usai wawancara dengan bupati, Artman kemudian wawancara dengan wakil bupati Suhatri Bur. Saya tidak tahu persis apa yg ditanyakan ke pak wabup tapi saya lihat ada sedikit kesalahpahaman antara Artman dan pak Wabup. Lalu, saya meminta Artman untuk menyudahi wawancara, tapi Arman tidak mau dan bersikeras tetap lanjut. Kemudian terjadi cekcok antara keduanya. Melihat kejadian tersebut datanglah beberapa warga setempat. Dan terjadilah tarik-menarik baju. Lalu Satpol PP mengamankan Artman menuju parkiran depan kantor bupati. Jadi urusannya bukan dengan bupati atau wakil bupati, tapi warga setempat," beber Anton yang berada di lokasi pada saat kejadian.
Anton juga membantah bupati dan wakil bupati memiliki bodyguard.
"Bupati dan wakil bupati tidak punya bodyguard, malahan bupati dan wakil bupati terkadang ke lapangan siang malam tidak ditemani ajudan dan hanya bersama sopir," tegas Anton.
Pemda Padangpariaman kata Anton sedang mengkaji kejadian tersebut dan membuka peluang melaporkan oknum wartawan tersebut ke pihak kepolisian.
"Kita sedang mengkaji dan mengumpulkan bukti bukti, ada kemungkinan kita akan ambil langkah hukum," ujarnya.
Sementara itu ketua PWI Pariaman, Tuangku Damanhuri, ketika dikonfirmasi menegaskan Artman bukanlah anggota PWI Pariaman. Ia mempersilahkan pemkab Padangpariaman jika ingin melaporkan wartawan yang bersangkutan.
"Yang bersangkutan bukan anggota PWI Pariaman. Jika pemkab Padangpariaman ingin melaporkan oknum wartawan tersebut silakan," tegasnya.
Menurut Damanhuri, Artman diketahui memang sudah berulangkali membuat ulah dengan banyak pihak sehingga kerap meresahkan OPD dan masyarakat. PWI Pariaman berencana akan memanggil yang bersangkutan karena ikut mencoreng profesi wartawan dan nama PWI Pariaman.
"Yang bersangkutan memang sering bermasalah, kita sudah pernah memperingatkan tapi tidak ada perubahan, nanti kita panggil karena ini mencoreng nama baik wartawan dan PWI," tutup wartawan Singgalang tersebut.
Sebelumnya wartawan portal Okeline, Artman megaku ia mengalami tindak kekerasan oleh bodyguard bupati Padangpariaman saat mewawanca soal gizi buruk. Belakang diketahui Arman telah merevisi berita tersebut dan menyebut yang memukulnya "orang" wakil bupati, bukan bupati seperti berita sebelumnya.
(*/Jep)