Tak Kalah Fantastis dari Skandal Jiwasraya, Ini Profil BUMN Asabri
D'On, Jakarta,- PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri disebut memiliki skandal yang tak kalah fantastis dibanding PT Asuransi Jiwasraya. Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku sempat mendengar ada isu korupsi di perusahaan asuransi pelat merah itu. Nilainya bahkan disebut di atas Rp10 triliun.
Mengutip laman resmi Asabri, perusahaan ini bermula dari pembentukan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) pada 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963. Pesertanya adalah prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Dephan/Polri.
Kemudian pada tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan Umum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus 1971, dan selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Asabri.
Lantas pada 1991 status Perum Asabri berubah menjadi Perusahaan Perseroan atau Persero untuk meningkatkan operasional dan hasil usaha.
Asabri yang dikenal saat ini merupakan BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara yang diwakili oleh Menteri BUMN selaku pemegang saham.
Logo Asabri sendiri menampilkan seekor burung biru yang mengepakkan sayap dengan perisai bergambar bintang di depannya. Di laman awal web-nya dituliskan slogan “Kami Melindungi Keluarga Anda Saat Anda Melindungi Bumi Pertiwi, sahabat perjuangan anda sepanjang masa”.
Masih mengutip dari laman perseroan, hanya ada tiga direksi di Asabri saat ini. Posisi Direktur Utama Asabri diisi oleh Sonny Widjaja, Direktur SDM dan Umum Herman Hidayat, lalu Direktur Keuangan dan Investasi adalah Roni Hanityo Apriyanto.
Sedangkan Komisaris Utama Asabri saat ini adalah Didit Herdiawan, yang didampingi oleh tiga komisaris lainnya yaitu Harry Susetyo Nugroho (Komisaris Independen), Achmad Syukrani dan Rofyanto Kurniawan.
Sementara itu, laporan keuangannya yang tertera di laman tersebut masih memuat laporan tahun 2017. Di mana saat itu aset perusahaan tercatat sebesar Rp44,8 triliun atau meningkat dari 2016 yang sebesar Rp36,5 triliun.
Adapun laba bersih perseroan pada 2017 tercatat sebesar Rp943,8 miliar meningkat dibanding 2016 yang hanya Rp116,4 miliar.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkap skandal yang ia sebut jumlah penyalahgunaannya lebih fantastis dibanding kasus Jiwasraya. Skandal tersebut melibatkan PT Asabri.
(WE)
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku sempat mendengar ada isu korupsi di perusahaan asuransi pelat merah itu. Nilainya bahkan disebut di atas Rp10 triliun.
Mengutip laman resmi Asabri, perusahaan ini bermula dari pembentukan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) pada 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963. Pesertanya adalah prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Dephan/Polri.
Kemudian pada tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan Umum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus 1971, dan selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Asabri.
Lantas pada 1991 status Perum Asabri berubah menjadi Perusahaan Perseroan atau Persero untuk meningkatkan operasional dan hasil usaha.
Asabri yang dikenal saat ini merupakan BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara yang diwakili oleh Menteri BUMN selaku pemegang saham.
Logo Asabri sendiri menampilkan seekor burung biru yang mengepakkan sayap dengan perisai bergambar bintang di depannya. Di laman awal web-nya dituliskan slogan “Kami Melindungi Keluarga Anda Saat Anda Melindungi Bumi Pertiwi, sahabat perjuangan anda sepanjang masa”.
Masih mengutip dari laman perseroan, hanya ada tiga direksi di Asabri saat ini. Posisi Direktur Utama Asabri diisi oleh Sonny Widjaja, Direktur SDM dan Umum Herman Hidayat, lalu Direktur Keuangan dan Investasi adalah Roni Hanityo Apriyanto.
Sedangkan Komisaris Utama Asabri saat ini adalah Didit Herdiawan, yang didampingi oleh tiga komisaris lainnya yaitu Harry Susetyo Nugroho (Komisaris Independen), Achmad Syukrani dan Rofyanto Kurniawan.
Sementara itu, laporan keuangannya yang tertera di laman tersebut masih memuat laporan tahun 2017. Di mana saat itu aset perusahaan tercatat sebesar Rp44,8 triliun atau meningkat dari 2016 yang sebesar Rp36,5 triliun.
Adapun laba bersih perseroan pada 2017 tercatat sebesar Rp943,8 miliar meningkat dibanding 2016 yang hanya Rp116,4 miliar.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkap skandal yang ia sebut jumlah penyalahgunaannya lebih fantastis dibanding kasus Jiwasraya. Skandal tersebut melibatkan PT Asabri.
(WE)