Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Ingatkan Perkuat Persatuan dan Kesatuan Bagi Aparatur Pemko Padang
D'On, Padang,- Sejumlah aparatur diantaranya para pejabat termasuk camat di lingkup Pemerintah Kota Padang mendengarkan pemaparan tentang kebangsaan dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid (HNW).
Hal itu dilakukan Hidayat dalam acara Diskusi Kebangsaan yang digelar Pemko Padang melalui Kantor Kesbangpol di Gedung Serba Guna Balai Kota Padang, Jumat (3/1/2020).
Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan Diskusi Kebangsaan itu adalah "Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Demi Keutuhan NKRI".
Hidayat menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan semua pihak terkait terutama unsur pemerintah di Kota Padang dapat senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI.
Berbicara dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurutnya adalah bahagian dari peran yang sudah sangat bersejarah. Makanya ia mengimbau kepada generasi saat ini dan masa mendatang harus mengambil keteladanan yang luar biasa dari tokoh-tokoh dari Ranah Minang pada masanya.
"Dalam sejarah ada dua tokoh utama Minang yang berperan sentral di masanya yaitu Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir," sebutnya.
Ia menceritakan, dari sejarah Indonesia Mohammad Hatta sang proklamator Kemerdekaan RI telah tercatat berperan besar dalam menjaga NKRI. Ketika diproklamasikan supaya tidak pecah karena adanya tuntutan dari Indonesia bagian timur kala itu, maka ia segera langsung mengkomunikasikan pada tokoh-tokoh umat Islam dan pendiri bangsa sehingga dengan cepat dan sigap mengamankan keutuhan bangsa.
"Sehingga selamatlah Pancasila dan NKRI kita olehnya," cetusnya menceritakan.
Selanjutnya kata HNW, untuk Mohammad Natsir yaitu berperan pasca kemerdekaan RI sewaktu NKRI hanya diakui penjajah Belanda sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun dengan kenegarawanannya melupakan latar belakang politik, agama dan apapun ia langsung bertindak dan menyampaikan pidatonya tahun 1950 yang disebut Mosi Integral guna menyatukan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Apa yang dilakukannya itu diterima baik oleh Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri RIS kala itu serta tokoh Minang lainnya. Dan kembalilah Indonesia menjadi NKRI dan tidak lagi menjadi RIS.
Jadi karenanya tegas HNW, sejarah adalah pengulangan sehingga dari Ranah Minang ini atau pun tokoh-tokoh Minang tetap bisa melakukan peran yang bersejarah untuk dalam mengokohkan NKRI ini.
"Ketika saat sekarang ini banyak warga negara kita yang khawatir dari adanya perobahan UUD, akibat daripada politik pembelahan, politik identitas dan lain sebagainya itu maka tokoh-tokoh Minang saat ini diharapkan bisa memberikan kelanjutan peran itu. Sambil juga saya kritisi bahwa, apabila kalau kita ingin tetap dalam konteks NKRI, janganlah bangsa ini dipecah belah."
"Misalnya seperti membiarkan tindakan sparatis serta tindakan atau perpecahan melalui penyebaran isu radikalisme terhadap suatu agama yang sangat mengkhawatirkan. Sementara beragam hal yang justru dapat memecah belah atau pun menghancurkan bangsa termasuk LGBT malah seperti mendapat dukungan dan atau komunisme kayaknya dibiarkan. Padahal juga saya ingin tegaskan bahwa dalam kerangka untuk mengokohkan NKRI ini mestinya janganlah kita ada yang membuat tindakan yang memecah belah persatuan dan kesatuan," ujarnya mengakhiri.
Dalam kesempatan itu hadir Sekda Kota Padang Amasrul, para Asisten dan kepala OPD di lingkup Pemko Padang.
(hms pdg/david)
Hal itu dilakukan Hidayat dalam acara Diskusi Kebangsaan yang digelar Pemko Padang melalui Kantor Kesbangpol di Gedung Serba Guna Balai Kota Padang, Jumat (3/1/2020).
Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan Diskusi Kebangsaan itu adalah "Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Demi Keutuhan NKRI".
Hidayat menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan semua pihak terkait terutama unsur pemerintah di Kota Padang dapat senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI.
Berbicara dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurutnya adalah bahagian dari peran yang sudah sangat bersejarah. Makanya ia mengimbau kepada generasi saat ini dan masa mendatang harus mengambil keteladanan yang luar biasa dari tokoh-tokoh dari Ranah Minang pada masanya.
"Dalam sejarah ada dua tokoh utama Minang yang berperan sentral di masanya yaitu Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir," sebutnya.
Ia menceritakan, dari sejarah Indonesia Mohammad Hatta sang proklamator Kemerdekaan RI telah tercatat berperan besar dalam menjaga NKRI. Ketika diproklamasikan supaya tidak pecah karena adanya tuntutan dari Indonesia bagian timur kala itu, maka ia segera langsung mengkomunikasikan pada tokoh-tokoh umat Islam dan pendiri bangsa sehingga dengan cepat dan sigap mengamankan keutuhan bangsa.
"Sehingga selamatlah Pancasila dan NKRI kita olehnya," cetusnya menceritakan.
Selanjutnya kata HNW, untuk Mohammad Natsir yaitu berperan pasca kemerdekaan RI sewaktu NKRI hanya diakui penjajah Belanda sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun dengan kenegarawanannya melupakan latar belakang politik, agama dan apapun ia langsung bertindak dan menyampaikan pidatonya tahun 1950 yang disebut Mosi Integral guna menyatukan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Apa yang dilakukannya itu diterima baik oleh Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri RIS kala itu serta tokoh Minang lainnya. Dan kembalilah Indonesia menjadi NKRI dan tidak lagi menjadi RIS.
Jadi karenanya tegas HNW, sejarah adalah pengulangan sehingga dari Ranah Minang ini atau pun tokoh-tokoh Minang tetap bisa melakukan peran yang bersejarah untuk dalam mengokohkan NKRI ini.
"Ketika saat sekarang ini banyak warga negara kita yang khawatir dari adanya perobahan UUD, akibat daripada politik pembelahan, politik identitas dan lain sebagainya itu maka tokoh-tokoh Minang saat ini diharapkan bisa memberikan kelanjutan peran itu. Sambil juga saya kritisi bahwa, apabila kalau kita ingin tetap dalam konteks NKRI, janganlah bangsa ini dipecah belah."
"Misalnya seperti membiarkan tindakan sparatis serta tindakan atau perpecahan melalui penyebaran isu radikalisme terhadap suatu agama yang sangat mengkhawatirkan. Sementara beragam hal yang justru dapat memecah belah atau pun menghancurkan bangsa termasuk LGBT malah seperti mendapat dukungan dan atau komunisme kayaknya dibiarkan. Padahal juga saya ingin tegaskan bahwa dalam kerangka untuk mengokohkan NKRI ini mestinya janganlah kita ada yang membuat tindakan yang memecah belah persatuan dan kesatuan," ujarnya mengakhiri.
Dalam kesempatan itu hadir Sekda Kota Padang Amasrul, para Asisten dan kepala OPD di lingkup Pemko Padang.
(hms pdg/david)