Berhasil Dibekuk, Kelompok Ekstremis Sayap Kanan Jerman Gagal Tiru Teror Christchurch
D'On, Berlin (Jerman),- Otoritas Jerman dilaporkan berhasil membekuk 12 anggota jaringan Terorisme sayap kanan setelah melakukan razia di sekitar enam negara bagian pada Jumat (14/2) pekan lalu. Mereka diketahui tengah merencanakan aksi Terorisme besar-besaran ke berbagai masjid seperti insiden teror Christchurch pada Maret tahun lalu.
Dalam laporannya, New York Times pada Sabtu (15/2) menuliskan bahwa salah satu anggota kelompok Ekstremis adalah seorang pegawai polisi. Mereka diduga akan menyerang sejumlah masjid saat umat muslim tengah melaksanakan salat Jumat pada pekan lalu.
Sementara, South China Morning pada Senin (17/2) menegaskan bahwa para tersangka berniat meniru teror Christchurch untuk melancarkan aksinya. Mereka berencana menggunakan senjata semi-otomatis untuk menembaki umat muslim.
Pemimpin kelompok disebutkan telah merinci rencananya dalam sebuah pertemuan dengan para kaki tangannya pada minggu lalu. Beruntung, sebelum beraksi, penyelidik sudah berhasil mengendus rencana tersebut, dan akhirnya sukses menyusup ke dalam kelompok.
Saat itu, pihak penyelidik juga diketahui sudah mulai meluncurkan penggerebekan untuk menentukan apakah para tersangka sudah memiliki senjata atau persediaan lain yang dapat digunakan dalam serangan.
Menanggapi penggerebekan ini, Menteri Kehakiman Jerman, Christine Lambrecht menjelaskan bahwa penangkapan ini adalah yang teranyar dari serangkaian upaya pemberantasan Ekstremis sayap kanan. Dalam pernyataannya, Lambrecht juga menuturkan bagaimana ancaman kelompok sayap kanan di Jerman dinilai sudah sangat mengkhawatirkan.
"Kita harus sangat waspada dan bertindak tegas terhadap ancaman ini," ucap Lambrecht dalam laman Twitternya.
Saat ini, otoritas Jerman dilaporkan tidak hanya tengah berupaya melawan berbagai aksi Terorisme yang menargetkan umat muslim, tetapi juga para politisi hingga pencari suaka.
Pasalnya, setelah bertahun-tahun berfokus pada perlawanan Ekstremis Islam serta kelompok asing, Jerman kini justru dilanda peningkatan kekerasan, ancaman, hingga inflitrasi layanan keamanan dari grup Ekstremis sayap kanan.
Pihak berwenang Jerman pun kini benar-benar telah mengalihkan perhatiannya pada berbagai kelompok ekstrem kanan terutama sejak insiden pembunuhan politisi lokal konservatif, Walter Luebcke serta serangan Oktober di sebuah sinagog di kota Halle.
Tidak hanya itu, Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer bahkan telah menyatakan sumpahnya untuk meningkatkan perang melawan ekstremisme sayap kanan dengan menciptakan sekitar 600 lapangan perkejaan baru di lembaga kepolisian federal serta agen intelijen.
Sumber: Akurat
Dalam laporannya, New York Times pada Sabtu (15/2) menuliskan bahwa salah satu anggota kelompok Ekstremis adalah seorang pegawai polisi. Mereka diduga akan menyerang sejumlah masjid saat umat muslim tengah melaksanakan salat Jumat pada pekan lalu.
Sementara, South China Morning pada Senin (17/2) menegaskan bahwa para tersangka berniat meniru teror Christchurch untuk melancarkan aksinya. Mereka berencana menggunakan senjata semi-otomatis untuk menembaki umat muslim.
Pemimpin kelompok disebutkan telah merinci rencananya dalam sebuah pertemuan dengan para kaki tangannya pada minggu lalu. Beruntung, sebelum beraksi, penyelidik sudah berhasil mengendus rencana tersebut, dan akhirnya sukses menyusup ke dalam kelompok.
Saat itu, pihak penyelidik juga diketahui sudah mulai meluncurkan penggerebekan untuk menentukan apakah para tersangka sudah memiliki senjata atau persediaan lain yang dapat digunakan dalam serangan.
Menanggapi penggerebekan ini, Menteri Kehakiman Jerman, Christine Lambrecht menjelaskan bahwa penangkapan ini adalah yang teranyar dari serangkaian upaya pemberantasan Ekstremis sayap kanan. Dalam pernyataannya, Lambrecht juga menuturkan bagaimana ancaman kelompok sayap kanan di Jerman dinilai sudah sangat mengkhawatirkan.
"Kita harus sangat waspada dan bertindak tegas terhadap ancaman ini," ucap Lambrecht dalam laman Twitternya.
Saat ini, otoritas Jerman dilaporkan tidak hanya tengah berupaya melawan berbagai aksi Terorisme yang menargetkan umat muslim, tetapi juga para politisi hingga pencari suaka.
Pasalnya, setelah bertahun-tahun berfokus pada perlawanan Ekstremis Islam serta kelompok asing, Jerman kini justru dilanda peningkatan kekerasan, ancaman, hingga inflitrasi layanan keamanan dari grup Ekstremis sayap kanan.
Pihak berwenang Jerman pun kini benar-benar telah mengalihkan perhatiannya pada berbagai kelompok ekstrem kanan terutama sejak insiden pembunuhan politisi lokal konservatif, Walter Luebcke serta serangan Oktober di sebuah sinagog di kota Halle.
Tidak hanya itu, Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer bahkan telah menyatakan sumpahnya untuk meningkatkan perang melawan ekstremisme sayap kanan dengan menciptakan sekitar 600 lapangan perkejaan baru di lembaga kepolisian federal serta agen intelijen.
Sumber: Akurat