Kisah Masjid Qiblatain di Madinah yang Punya Dua Arah Kiblat
Dirgantaraonline.co.id,- Arah kiblat merupakan hal penting yang terlebih dahulu harus diketahui seorang muslim ketika akan melaksanakan salat.
Dalam sebuah masjid biasanya bangunan dibuat mengarah ke Ka’bah atau ke Kota Makkah di mana Ka’bah berada. Lalu bagaimana jika sebuah masjid memiliki dua kiblat yang berlawanan arah?
Adalah Masjid Qiblatain, saksi sejarah awal mula perubahan kiblat mengarah ke Ka’bah. Kiblat masjid ini pada mulanya mengarah ke Masjidilaqsa atau Baitulmaqdis di Yerusalem, Palestina.
Alkisah Nabi Muhammad saw mendapatkan cemoohan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani bahwa peribadatan umat Islam terkesan meniru kaum Yahudi dan Nasrani yang mengarahkan kiblat mereka ke Masjidilaqsa di Palestina. Nabi Muhammad pun meminta kepada Allah agar mengubah arah kiblat menuju ke Ka’bah yang berada di Makkah.
Sampai pada akhirnya Allah Swt menurunkan firman-Nya untuk menjawab permohonan Rasulullah saw tersebut.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu (Muhammad) menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya, orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram adalah benar dari Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS Al-Baqarah ayat 144).
Pada saat itu Rasulullah sedang mengimami salat Zuhur di Masjid Qiblatain, di pertengahan salat tepatnya rakaat kedua, wahyu turun untuk mengubah arah kiblat. Maka bersama-sama Rasulullah memimpin para sahabat yang menjadi makmum untuk berputar menuju ke arah Ka’bah.
Peristiwa tersebut yang mengubah nama masjid ini dari semula bernama Bani Salamah menjadi Qiblatain yang berarti masjid yang memiliki dua kiblat.
Tertarik mengunjungi masjid bersejarah ini ketika sedang berziarah dalam perjalanan menunaikan ibadah haji atau umrah? Masjid ini terletak di Kota Madinah, di tepi jalan menuju Madinah University, dekat dengan Istana Raja, di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah.
(AK)