Semua Makhluk Allah Pasti Akan Mati, Bagaimana dengan Setan?
Dirgantaraonline,- Seperti yang telah kita ketahui, setan adalah makhluk Allah yang selalu menjerumuskan manusia agar menjauhi segala perintah-Nya. makhluk Allah yang diciptakan dari api ini pada mulanya adalah penghuni surga bersama malaikat dan Nabi Adam as.
Namun, karena kesombongannya yang tidak mau menghormati Nabi Adam, maka Allah murka kepada setan dan mengusirnya dari surga.
Kesombongan setan yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam itu karena mereka menilai bahwa derajat api lebih tinggi dari Nabi Adam yang hanya diciptakan dari tanah.
Para ulama sepakat bahwa pada dasarnya setan merupakan golongan jin sebagaimana yang dikatakan Allah dalam salah satu ayat-Nya.
Allah berfirman yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim." (QS. Al-Kahfi ayat 50)
Sebagai makhluk yang merasa dirinya hebat, setan nyatanya juga memiliki pemikiran bahwa meskipun dirinya terusir dari surga, ia harus tetap mendapat keistimewaan dari Allah.
Keistimewaan tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al-Hijr ayat 36-38 sebagai berikut:
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan," (QS. Al-Hijr:36)
Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh," (QS. Al-Hijr: 37)
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan," (QS. Al-Hijr: 38)
Ayat di atas menunjukkan bagaimana setan bersedia dikeluarkan dari surga dengan syarat agar hidupnya tidak akan mati sampai hari kiamat. Di dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa waktu kematian setan adalah saat tiupan sangkakala yang pertama.
Sementara dalam riwayat Ibnu Abbas ra, Nabi Muhammad saw pernah bersabda, "Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Zat yang tidak akan mati. Sementara jin dan manusia akan mati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Apa yang dikatakan Rasulullah saw di atas adalah salah satu bentuk doa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang senantiasa menyesatkan.
Hadis tersebut juga menegaskan bahwa semua makhluk Allah pasti akan bertemu dengan maut sedangkan hanya Allah semata yang akan terus menerus hidup.
Wallahu a'lam.
Namun, karena kesombongannya yang tidak mau menghormati Nabi Adam, maka Allah murka kepada setan dan mengusirnya dari surga.
Kesombongan setan yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam itu karena mereka menilai bahwa derajat api lebih tinggi dari Nabi Adam yang hanya diciptakan dari tanah.
Para ulama sepakat bahwa pada dasarnya setan merupakan golongan jin sebagaimana yang dikatakan Allah dalam salah satu ayat-Nya.
Allah berfirman yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim." (QS. Al-Kahfi ayat 50)
Sebagai makhluk yang merasa dirinya hebat, setan nyatanya juga memiliki pemikiran bahwa meskipun dirinya terusir dari surga, ia harus tetap mendapat keistimewaan dari Allah.
Keistimewaan tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al-Hijr ayat 36-38 sebagai berikut:
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan," (QS. Al-Hijr:36)
Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh," (QS. Al-Hijr: 37)
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan," (QS. Al-Hijr: 38)
Ayat di atas menunjukkan bagaimana setan bersedia dikeluarkan dari surga dengan syarat agar hidupnya tidak akan mati sampai hari kiamat. Di dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa waktu kematian setan adalah saat tiupan sangkakala yang pertama.
Sementara dalam riwayat Ibnu Abbas ra, Nabi Muhammad saw pernah bersabda, "Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Zat yang tidak akan mati. Sementara jin dan manusia akan mati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Apa yang dikatakan Rasulullah saw di atas adalah salah satu bentuk doa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang senantiasa menyesatkan.
Hadis tersebut juga menegaskan bahwa semua makhluk Allah pasti akan bertemu dengan maut sedangkan hanya Allah semata yang akan terus menerus hidup.
Wallahu a'lam.