WNI Eks ISIS Ditolak Pulang ke Indonesia, PKS: Biarkan Mereka Ditangani PBB
D'On, Jakarta,- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat dengan keputusan pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak akan memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) mantan pengikut Islamic State Iraq and Syria (ISIS). Menurut PKS, mantan pengikut ISIS tersebut biarkan ditangani oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Setuju, kita harus hati-hati terhadap mereka, apalagi mereka scara demontratif pernah merobek-merobek paspor Indonesia dan menyatakan gabung dengan ISIS, biarkan mereka ditangani PBB," kata Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini dilansir okezone, Kamis (13/2/2020).
Langkah yang diambil oleh pemerintah, dikatakan Jazuli, sudah tepat. Penolakan mantan pengikut ISIS untuk kembali Indonesia, menurut Jazuli, dilakukan agar tidak ada penyebaran paham-paham yang bertolakbelakang dengan ideologi Indonesia.
"Agar mereka tidak menularkan pahamnya yang bertentangan dengan ideologi NKRI," ujarnya.
Jazuli menjelaskan, persoalan pemulangan mantan pengikut ISIS itu tidak sederhana karena menyangkut orang-orang yang sejak awal memilih keluar dari Indonesia untuk mengikuti paham gerakan yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Bahkan, sambungnya, sebagian dari mereka secara demonstratif merobek paspor Indonesia hingga menyatakan perang atau permusuhan kepada Indonesia.
"Permasalahan ini perlu dikaji secara hati-hati, cermat, dan terukur. Jangan sampai dampak negatif justru menimpa negara kita akibat penyebaran paham mereka di tanah air. Padahal kenyataannya mereka yang terpapar bahkan pernah menjadi kombatan ISIS ini tidak mau secara tegas kembali taat dan tunduk pada Pancasila dan UUD1945," bebernya.
"Kalau mereka tidak mau taat dan tunduk pada Pancasila, UUD 1945, serta semua aturan yang berlaku atau istilahnya menolak NKRI ya itu pilihan mereka untuk tidak bisa kembali ke Indonesia apakah menjadi stateless atau apapun namanya. Apalagi dikabarkan ada yang merobek paspor dan bahkan menyatakan perang dan permusuhan kepada Indonesia," sambung dia.