Dampak Lockdown, Ancaman Revolusi Kini Mengintai Italia
D'On, Italia,- Pemerintah Italia kini pusing tujuh keliling dengan situasi di negara tersebut karena pandemi Virus Corona. Kebijakan lockdown kini malah berdampak buruk pada kekacauan sosial dan ancaman revolusi.
Kegelisahan warga Italia sedang mencapai titik puncak selama penguncian (Lockdown) karena wabah corona. Kini seruan revolusi mulai menguat.
Setelah Italia menerapkan lockdown sejak dua pekan lalu, warga mulai kekurangan bahan makanan. Bisnis London melaporkan bahwa sejumlah warga di Negeri Pizza itu mulai menjarah supermarket.
Ribuan orang Italia kehilangan mata pencaharian dan kekurangan makanan di rumah, seorang ayah di Palermo mengaku stok makanan sudah hampi habis, bahkan untuk makan roti buat putrinya juga susah.
Dalam sebuah video yang ditujukan kepada Perdana Menteri Italia, Conte mengatakan: “Sudah 15 hingga 20 hari kita berada di dalam (rumah).
“Kami sudah berada di batas kesabaran kami.”
“Seperti putriku, anak-anak lain dalam beberapa hari tidak akan bisa makan roti ini. Yakinlah, kamu akan menyesali ini karena kita akan melakukan revolusi.”
Banyak negara di Eropa mengalami perpanjangan penguncian, khususnya di Spanyol dan Italia karena kasus Covid-19 meningkat dengan cepat di dua negara tersebut.
Seorang pejabat Palang Merah telah memperingatkan bahwa kota-kota Eropa akan segera meletus dengan kerusuhan sipil, karena ini adalah “bom sosial.”
Francesco Rocca, kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Masyarakat (IFRC) mengatakan kepada konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), “Banyak orang yang hidup sangat terpinggirkan, dalam apa yang disebut lubang hitam masyarakat.”
“Di lingkungan yang paling sulit di kota-kota terbesar saya khawatir bahwa dalam beberapa minggu kita akan menghadapi masalah sosial.”
“Ini adalah bom sosial yang bisa meledak kapan saja, karena mereka tidak punya cara untuk mendapatkan penghasilan.”
Rocca mengatakan bahwa puluhan ribu orang telah terkena dampak buruk dari penguncian untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Sebagai akibat dari penguncian, jutaan keluarga di seluruh Eropa mengalami penurunan pendapatan atau bergantung pada tunjangan negara.
Kepala Palang Merah memperingatkan bahwa kerusuhan sipil tinggal beberapa minggu lagi.
Sumber: PojokSatu
Kegelisahan warga Italia sedang mencapai titik puncak selama penguncian (Lockdown) karena wabah corona. Kini seruan revolusi mulai menguat.
Setelah Italia menerapkan lockdown sejak dua pekan lalu, warga mulai kekurangan bahan makanan. Bisnis London melaporkan bahwa sejumlah warga di Negeri Pizza itu mulai menjarah supermarket.
Ribuan orang Italia kehilangan mata pencaharian dan kekurangan makanan di rumah, seorang ayah di Palermo mengaku stok makanan sudah hampi habis, bahkan untuk makan roti buat putrinya juga susah.
Dalam sebuah video yang ditujukan kepada Perdana Menteri Italia, Conte mengatakan: “Sudah 15 hingga 20 hari kita berada di dalam (rumah).
“Kami sudah berada di batas kesabaran kami.”
“Seperti putriku, anak-anak lain dalam beberapa hari tidak akan bisa makan roti ini. Yakinlah, kamu akan menyesali ini karena kita akan melakukan revolusi.”
Banyak negara di Eropa mengalami perpanjangan penguncian, khususnya di Spanyol dan Italia karena kasus Covid-19 meningkat dengan cepat di dua negara tersebut.
Seorang pejabat Palang Merah telah memperingatkan bahwa kota-kota Eropa akan segera meletus dengan kerusuhan sipil, karena ini adalah “bom sosial.”
Francesco Rocca, kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Masyarakat (IFRC) mengatakan kepada konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), “Banyak orang yang hidup sangat terpinggirkan, dalam apa yang disebut lubang hitam masyarakat.”
“Di lingkungan yang paling sulit di kota-kota terbesar saya khawatir bahwa dalam beberapa minggu kita akan menghadapi masalah sosial.”
“Ini adalah bom sosial yang bisa meledak kapan saja, karena mereka tidak punya cara untuk mendapatkan penghasilan.”
Rocca mengatakan bahwa puluhan ribu orang telah terkena dampak buruk dari penguncian untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Sebagai akibat dari penguncian, jutaan keluarga di seluruh Eropa mengalami penurunan pendapatan atau bergantung pada tunjangan negara.
Kepala Palang Merah memperingatkan bahwa kerusuhan sipil tinggal beberapa minggu lagi.
Sumber: PojokSatu