Keadaan Sudah Genting, PKS Minta Jokowi Tetapkan Lockdown, Korban Corona Meningkat Tajam
D'On, Jakarta,- Inisiator gerakan #KamiOposisi Mardani Ali Sera meminta Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan opsi lockdown ketimbang rapid test dalam menghadapi serangan wabah Covid-19 di Indonesia.
Ia menilai opsi rapid test tidak efektif melihat femomena statistik yang berkembang.
“Saya mendesak Pemerintah menggunakan opsi lockdown untuk mencegah korban yang semakin banyak. Rapid test tidak efektif melihat statistik yang berkembang saat ini, “ kata Mardani, Selasa (24/3).
Pada saat yang sama, Mardani melihat kurangnya kesadaran physical distancing dari masyarakat karena minimnya sosialisasi dan komunikasi bencana yang tidak baik.
“Pemerintah seharusnya lihat ke lapangan langsung, kesadaran physical distancing yang diimbau kurang direspon oleh masyarakat dan masih banyak yang menyepelekan virus Covid-19,” ujar legislator Fraksi PKS DPR RI ini.
Lebih lanjut, menurut Anggota Komisi II DPR RI ini, ketidaktegasan pemerintah memilih opsi Lockdown berimbas masih banyak perusahaan yang tidak membuat kebijakan Work From Home (WFH) kepada pegawainya, menjadikan Indonesia memiliki angka kematian tertinggi dari pada rata-rata negara ASEAN.
“Kebijakan yang tanggung-tanggung dampaknya seperti sekarang. Pengusaha dan masyarakat juga harus ditegaskan untuk #WFH #StayAtHome,” tandas Mardani.
Apalagi menurut pria kelahiran Betawi itu sebentar lagi bulan Ramadhan, Pemerintah akan lebih kewalahan dengan tradisi di nusantara.
“Semakin tidak tegas pemerintah untuk melakukan opsi Lockdown, penyebaran wabah ini akan semakin tak terkendali dan korban yang lebih besar,” ujar Anggota Komisi II DPR RI ini.
“Memang kebijakan ini pasti tidak populer, tapi tidak ada pilihan lain untuk kondisi pandemik Global ini. Pak Presiden Yth. Kita perlu belajar dari negara-negara di Eropa, selain kita punya kekhasan negara kepulauan, jumlah penduduk kita juga terbesar ke-4 di dunia. Kita terus berkejaran dengan waktu. Semoga Indonesia bisa pulih dan bangkit dari wabah ini,” pungkasnya.
Jumlah kasus positif infeksi virus corona atau Covid-19 kembali bertambah.
Hingga Selasa (24/3) siang jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 686 orang.
Jumlah ini dikuti oleh angka kematian karena infeksi corona, yang juga bertambah sebanyak 7 orang.
(sta/rmol/pojoksatu)
Ia menilai opsi rapid test tidak efektif melihat femomena statistik yang berkembang.
“Saya mendesak Pemerintah menggunakan opsi lockdown untuk mencegah korban yang semakin banyak. Rapid test tidak efektif melihat statistik yang berkembang saat ini, “ kata Mardani, Selasa (24/3).
Pada saat yang sama, Mardani melihat kurangnya kesadaran physical distancing dari masyarakat karena minimnya sosialisasi dan komunikasi bencana yang tidak baik.
“Pemerintah seharusnya lihat ke lapangan langsung, kesadaran physical distancing yang diimbau kurang direspon oleh masyarakat dan masih banyak yang menyepelekan virus Covid-19,” ujar legislator Fraksi PKS DPR RI ini.
Lebih lanjut, menurut Anggota Komisi II DPR RI ini, ketidaktegasan pemerintah memilih opsi Lockdown berimbas masih banyak perusahaan yang tidak membuat kebijakan Work From Home (WFH) kepada pegawainya, menjadikan Indonesia memiliki angka kematian tertinggi dari pada rata-rata negara ASEAN.
“Kebijakan yang tanggung-tanggung dampaknya seperti sekarang. Pengusaha dan masyarakat juga harus ditegaskan untuk #WFH #StayAtHome,” tandas Mardani.
Apalagi menurut pria kelahiran Betawi itu sebentar lagi bulan Ramadhan, Pemerintah akan lebih kewalahan dengan tradisi di nusantara.
“Semakin tidak tegas pemerintah untuk melakukan opsi Lockdown, penyebaran wabah ini akan semakin tak terkendali dan korban yang lebih besar,” ujar Anggota Komisi II DPR RI ini.
“Memang kebijakan ini pasti tidak populer, tapi tidak ada pilihan lain untuk kondisi pandemik Global ini. Pak Presiden Yth. Kita perlu belajar dari negara-negara di Eropa, selain kita punya kekhasan negara kepulauan, jumlah penduduk kita juga terbesar ke-4 di dunia. Kita terus berkejaran dengan waktu. Semoga Indonesia bisa pulih dan bangkit dari wabah ini,” pungkasnya.
Jumlah kasus positif infeksi virus corona atau Covid-19 kembali bertambah.
Hingga Selasa (24/3) siang jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 686 orang.
Jumlah ini dikuti oleh angka kematian karena infeksi corona, yang juga bertambah sebanyak 7 orang.
(sta/rmol/pojoksatu)