Lockdown 70 Hari Berakhir, Begini Situasi di Wuhan Sekarang
D'On, Wuhan (Tiongkok),- Pemerintah Tiongkok mengakhiri lockdown kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang telah berlangsung selama 70 hari pada akhir bulan Maret lalu. Meski begitu, masih banyak fasilitas publik yang masih belum dibuka, misalnya sekolah dan sejumlah restoran.
Sarana transportasi publik seperti kereta api sudah beroperasi walau tetap banyak warga yang belum berani menggunakannya. Mulai Rabu (8/4) tengah malam, masyarakat diizinkan meninggalkan Wuhan selama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pemerintah.
1. Wuhan menjadi episentrum virus corona di Tiongkok
Pada akhir Desember lalu, kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan. Perlahan-lahan jumlah warga yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona tersebut mulai meningkat pesat. Sekitar 23 Januari, pemerintah pusat di Beijing memutuskan memberlakukan lockdown di 11 kota, salah satunya Wuhan.
Sekitar 11 juta warga diwajibkan untuk tinggal di rumah. Semua bisnis dan fasilitas publik dihentikan. Aktivitas bepergian dibatasi. Ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang menjangkit lebih dari 80.000 orang di Tiongkok. Dari total 3.335 kematian di seluruh negeri, sebanyak 3.212 di antaranya terjadi di Provinsi Hubei.
2. Pemerintah mengizinkan masyarakat yang dinyatakan sehat meninggalkan Wuhan
Salah satu kebijakan utama pemerintah begitu lockdown berakhir adalah memperbolehkan warga untuk pergi dari Wuhan. Seperti dilaporkan BBC, syaratnya adalah aplikasi kesehatan yang sudah mereka pasang di smartphone memperlihatkan kode warna hijau yang berarti aman.
Pemerintah sendiri telah mewajibkan penduduk menggunakan aplikasi itu selama Wuhan berjuang melawan wabah virus corona. Minggu lalu, penduduk yang tinggal pemukiman "bebas epidemik" diizinkan meninggalkan rumah selama dua jam.
Salah satu yang membagikan cerita kebebasan singkat itu adalah advokat hak perempuan bernama Guo Jing. Saat bisa ke luar rumah untuk pertama kali sejak lockdown, Guo memutuskan berjalan kaki di sepanjang sebuah sungai dan berteriak sekencang-kencangnya.
"Saya sedikit ragu dan kemudian menghadap sungai, saya berteriak: 'Ahhhh!' Dua orang lainnya mengikuti. Salah satu bahkan berteriak tiga kali. Kami terperangkap terlalu lama. Kami menderita. Saya berteriak beberapa kali lagi. Saya merasa bersemangat," tulisnya di The Guardian.
3. Wuhan berjuang kembali ke situasi normal
Menurut laporan media pemerintah, operator kereta api nasional memprediksi akan ada lebih dari 55.000 orang yang meninggalkan Wuhan pada hari ini. Sebanyak 200 penerbangan juga dijadwalkan tinggal landas dari kota tersebut dengan membawa kurang lebih 10.000 penumpang.
Namun, tentu tidak mudah bagi sebuah kota yang selama 10 minggu seperti kawasan mati untuk serta-merta kembali hidup normal. Kota yang sama juga menyaksikan bagaimana kematian begitu mudah menjemput. Apalagi kini mata dunia akan menyoroti Wuhan untuk dijadikan contoh.
"Masyarakat Wuhan mengalami [wabah] secara langsung," kata seorang warga, Yan Hui, yang sembuh dari virus corona kepada The New York Times. "Teman-teman mereka sakit. Teman-teman dan keluarga teman-teman mereka meninggal. Tepat di depan mata mereka, satu demi satu, mereka meninggalkan kita."
"Pemahaman mereka soal bencana ini lebih dalam dibandingkan orang-orang di kota lain," tambahnya. Wabah virus corona pun membuat Yan mengubah prioritas hidupnya. Kini, ia mengaku mengutamakan kesehatan dan keluarga. Sedangkan pekerjaan, karir dan kesuksesan adalah nomor dua.
Pemerintah dan warga dengan sendirinya berhati-hati dalam menyikapi situasi ini. Walau semakin banyak pertokoan dibuka, taman-taman kian ramai, tapi di sejumlah area polisi masih berjaga untuk membatasi aktivitas warga. Mereka tidak ingin virus corona kembali menerjang setelah perjuangan selama lebih dari dua bulan.
(mond/IDN)