Sempat Ditolak Warga, Patung Dewa Tertinggi di Asia Tenggara Akhirnya Roboh
D'On, Tuban (Jatim),- Kong Coo Kwan Sing Tee Koen tinggal kerangka dan pedang. Dewa perang tertinggi di Asia Tenggara itu roboh di tengah wabah corona.
Sebuah video menunjukkan detik-detik robohnya patung yang dibangun dengan biaya Rp2,5 miliar itu. Hanya dalam hitungan detik.
Patung itu menghadap ke arah laut. Berdiri di kompleks Kelenteng Kwan Sing Bio, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dibangun pada Juli 2017. Disebut-sebut sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara.
Pendirian patung raksasa ini sempat ditolak sekelompok masyarakat dengan menggelar protes di gedung DPRD Jawa Timur.
Mereka mendesak patung itu segera dirobohkan karena tidak terkait dengan sejarah bangsa Indonesia. Pada Kamis (16/4/2020), patung itu roboh dengan sendirinya.
Robohnya patung raksasa itu sempat membuat masyarakat sekitar gempar. Suaranya seperti pesawat jatuh.
Polisi menduga patung dewa setinggi 30,4 meter itu roboh akibat cuaca. Konstruksi patung tidak bisa menahan tekanan angin.
"Saat ini, untuk kepentingan penyelidikan dan keselamatan orang, di lokasi kejadian kami pasang garis polisi," kata Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono.
Salah seorang penjaga kelenteng, Alim Sugiantoro mengaku terkejut dengan robohnya patung yang berada di halaman belakang klenteng tersebut.
"Memang dugaan awal karena cuaca dan saat ini kami membersihkan bekas puing-puing robohnya patung. Diharapkan bisa kembali cepat dibangun," katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Alim mengatakan pihak kelenteng masih melarang dan tidak bisa memberikan izin kepada siapa pun untuk masuk ke lokasi, kecuali para petugas yang sedang melakukan penyelidikan terkait robohnya patung tersebut.
(Nnk)
Sebuah video menunjukkan detik-detik robohnya patung yang dibangun dengan biaya Rp2,5 miliar itu. Hanya dalam hitungan detik.
Patung itu menghadap ke arah laut. Berdiri di kompleks Kelenteng Kwan Sing Bio, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dibangun pada Juli 2017. Disebut-sebut sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara.
Pendirian patung raksasa ini sempat ditolak sekelompok masyarakat dengan menggelar protes di gedung DPRD Jawa Timur.
Mereka mendesak patung itu segera dirobohkan karena tidak terkait dengan sejarah bangsa Indonesia. Pada Kamis (16/4/2020), patung itu roboh dengan sendirinya.
Robohnya patung raksasa itu sempat membuat masyarakat sekitar gempar. Suaranya seperti pesawat jatuh.
Polisi menduga patung dewa setinggi 30,4 meter itu roboh akibat cuaca. Konstruksi patung tidak bisa menahan tekanan angin.
"Saat ini, untuk kepentingan penyelidikan dan keselamatan orang, di lokasi kejadian kami pasang garis polisi," kata Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono.
Salah seorang penjaga kelenteng, Alim Sugiantoro mengaku terkejut dengan robohnya patung yang berada di halaman belakang klenteng tersebut.
"Memang dugaan awal karena cuaca dan saat ini kami membersihkan bekas puing-puing robohnya patung. Diharapkan bisa kembali cepat dibangun," katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Alim mengatakan pihak kelenteng masih melarang dan tidak bisa memberikan izin kepada siapa pun untuk masuk ke lokasi, kecuali para petugas yang sedang melakukan penyelidikan terkait robohnya patung tersebut.
(Nnk)