UIN IB Padang Dukung Pemko Sikapi Dampak Covid-19
D'On, Padang,- Dalam penanganan dampak penyebaran virus corona atau covid-19 di Kota Padang, Pemerintah Kota Padang juga dibantu berbagai pihak termasuk kalangan akademisi.
Salah satunya dilakukan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN-IB Padang).
Hal itu terungkap saat digelarnya pertemuan antara Dekan FDIK Dr. H. Wakidul Kohar, M.Si bersama Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa di Ruang Kerja Wakil Wali Kota Padang, Senin (6/4/2020).
Wakil Wali Kota Hendri Septa mengatakann atas nama Pemerintah Kota Padang tentu sangat menyambut baik niatan dukungan FDIK UIN IB tersebut.
Sebagaimana ungkap Hendri, dalam mengantisipasi covid-19 Pemko Padang sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak. Apalagi saat ini bahkan sampai beberapa waktu ke depan, dampak penyebaran virus tersebut diprediksi akan luar biasa salah satunya terhadap sosial ekonomi masyarakat.
"Alhamdulillah, kita sangat mengapresiasi FDIK UIN IB Padang yang ikut memikirkan dampak wabah covid-19. Sekaligus berupaya agar masyarakat tidak tedampak secara sosial ekonomi terutama untuk kebutuhan pangan sehari-hari," ujar Hendri Septa.
Sementara itu Wakidul Kohar menyampaikan, sesuai paradigma menara gading menjadi mitra bersanding, FDIK UIN IB Padang ingin bersanding dan bersama-sama dengan pemerintah daerah menghadapi model penanggulangan pandemi covid-19.
"Di FDIK ada juga para dosen kita yang terkait dengan bidang kesehatan masyarakat. Untuk itu kita mencoba memberikan masukan dan menawarkan kepada Pemko Padang untuk bisa bersama-sama menghadapi dampak covid-19 ini," sebutnya.
Kemudian sambung Wakidul, dukungan selanjutnya yaitu dari sisi komunikasi komunikator agama. Sebagaimana diharapkan para mubaligh atau komunikator agama semuanya bisa mematuhi arahan dan seruan pemimpin dan menyampaikan pesan kebijakan pemerintah kepada jamaah.
"Sehingga dengan itu tidak terjadi perbedaan ataupun pertengkaran dalam memberikan arahan kepada jamaah. Terutama seperti hal larangan sementara yang tidak membolehkan jamaah beribadah ke masjid demi mengantisipasi penyebaran covid-19," imbuhnya.
"Sementara ada sebahagian yang bilang di pasar dan terminal orang masih ramai juga saat ini. Padahal sebenarnya sama saja, karena di pasar dan tempat umum juga harus kita hindari karena berpeluang menjadi tempat penularan wabah covid-19 ini," tuturnya.
Lebih lanjut Wakidul Kohar pun menyerahkan kajian kepada Pemko Padang melalui Wawako Hendri Septa dikesempatan itu. Kajian itu diantaranya berisi informasi terkait daerah yang sudah zona merah di Kota Padang dan grafik kasus covid-19 terus naik di Sumatera Barat.
"Kita tentu berharap, seiring naiknya grafik kasus covid-19 di Sumbar dan juga Kota Padang harus seimbang antara upaya dengan pencegahan demi menghentikan penularannya.
Kemudian isi kajian selanjutnya terang Wakidul, yaitu upaya membentuk posko atau Satuan Tugas (Satgas) pengawasan dan penanggulangan Covid-19 di masjid-masjid se-Kota Padang sampai ke tingkat RT dan RW.
"Kita juga diberikan tantangan oleh bapak Wawako yaitu bagaimana FDIK bersinergi melakukan penanggulangan bahaya covid-19 dari sisi dampak sosial dan ekonomi. Sebagaimana masjid menjadi posko yang memiliki data warga yang terdampak dan bisa melihat warga yang memiliki sisi ekonomi yang rendah dan tinggi. Hal ini juga memudahkan pemerintah untuk melihat siapa yang layak untuk dibantu akibat pandemi covid-19 ini. Jadi saatnya masjid mengambil peran dalam kondisi wabah ini, sehingga masjid tidak saja berfungsi dalam urusan keagamaan, namun juga terhadap sosial ekonomi masyarakat," pungkas muballigh kondang itu mengakhiri.
(hms pdg)
Salah satunya dilakukan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN-IB Padang).
Hal itu terungkap saat digelarnya pertemuan antara Dekan FDIK Dr. H. Wakidul Kohar, M.Si bersama Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa di Ruang Kerja Wakil Wali Kota Padang, Senin (6/4/2020).
Wakil Wali Kota Hendri Septa mengatakann atas nama Pemerintah Kota Padang tentu sangat menyambut baik niatan dukungan FDIK UIN IB tersebut.
Sebagaimana ungkap Hendri, dalam mengantisipasi covid-19 Pemko Padang sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak. Apalagi saat ini bahkan sampai beberapa waktu ke depan, dampak penyebaran virus tersebut diprediksi akan luar biasa salah satunya terhadap sosial ekonomi masyarakat.
"Alhamdulillah, kita sangat mengapresiasi FDIK UIN IB Padang yang ikut memikirkan dampak wabah covid-19. Sekaligus berupaya agar masyarakat tidak tedampak secara sosial ekonomi terutama untuk kebutuhan pangan sehari-hari," ujar Hendri Septa.
Sementara itu Wakidul Kohar menyampaikan, sesuai paradigma menara gading menjadi mitra bersanding, FDIK UIN IB Padang ingin bersanding dan bersama-sama dengan pemerintah daerah menghadapi model penanggulangan pandemi covid-19.
"Di FDIK ada juga para dosen kita yang terkait dengan bidang kesehatan masyarakat. Untuk itu kita mencoba memberikan masukan dan menawarkan kepada Pemko Padang untuk bisa bersama-sama menghadapi dampak covid-19 ini," sebutnya.
Kemudian sambung Wakidul, dukungan selanjutnya yaitu dari sisi komunikasi komunikator agama. Sebagaimana diharapkan para mubaligh atau komunikator agama semuanya bisa mematuhi arahan dan seruan pemimpin dan menyampaikan pesan kebijakan pemerintah kepada jamaah.
"Sehingga dengan itu tidak terjadi perbedaan ataupun pertengkaran dalam memberikan arahan kepada jamaah. Terutama seperti hal larangan sementara yang tidak membolehkan jamaah beribadah ke masjid demi mengantisipasi penyebaran covid-19," imbuhnya.
"Sementara ada sebahagian yang bilang di pasar dan terminal orang masih ramai juga saat ini. Padahal sebenarnya sama saja, karena di pasar dan tempat umum juga harus kita hindari karena berpeluang menjadi tempat penularan wabah covid-19 ini," tuturnya.
Lebih lanjut Wakidul Kohar pun menyerahkan kajian kepada Pemko Padang melalui Wawako Hendri Septa dikesempatan itu. Kajian itu diantaranya berisi informasi terkait daerah yang sudah zona merah di Kota Padang dan grafik kasus covid-19 terus naik di Sumatera Barat.
"Kita tentu berharap, seiring naiknya grafik kasus covid-19 di Sumbar dan juga Kota Padang harus seimbang antara upaya dengan pencegahan demi menghentikan penularannya.
Kemudian isi kajian selanjutnya terang Wakidul, yaitu upaya membentuk posko atau Satuan Tugas (Satgas) pengawasan dan penanggulangan Covid-19 di masjid-masjid se-Kota Padang sampai ke tingkat RT dan RW.
"Kita juga diberikan tantangan oleh bapak Wawako yaitu bagaimana FDIK bersinergi melakukan penanggulangan bahaya covid-19 dari sisi dampak sosial dan ekonomi. Sebagaimana masjid menjadi posko yang memiliki data warga yang terdampak dan bisa melihat warga yang memiliki sisi ekonomi yang rendah dan tinggi. Hal ini juga memudahkan pemerintah untuk melihat siapa yang layak untuk dibantu akibat pandemi covid-19 ini. Jadi saatnya masjid mengambil peran dalam kondisi wabah ini, sehingga masjid tidak saja berfungsi dalam urusan keagamaan, namun juga terhadap sosial ekonomi masyarakat," pungkas muballigh kondang itu mengakhiri.
(hms pdg)