Belum Fokus Cegah Covid-19 di Pasar Tradisional, Akademisi Ini Kritik Pemko Padang
D'On, Padang (Sumbar),- Dalam rangka pencegahan COVID-19 ini terutama untuk daerah keramaian seperti pasar, perlu mendapat perhatian serius. Kita tentu harus belajar dari kejadian ditemukannya penderita yang positif Covid-19 di Pasar Raya Padang atau Pasar Lubuk Buaya.
Pengamatan Saya ketika berbelanja di salah satu pasar di Padang selama PSBB ini adalah besarnya potensi terjadinya penularan virus ini jika ada penderita dengan status tanpa gejala (OTG) datang juga berbelanja.
Beberapa perilaku pedagang dan pembeli yang banyak saya amati seperti:
1. Tidak memakai masker. Kalaupun dipakai, hanya digantung dileher saja.
2. Tidak menjaga jarak minimal 1-2 m antar sesama. masih sering berkerumunan.
Apalagi banyak para pedagang yang merupakan ibu-bu usia lanjut yang merupakan kelompok yang sangat rentan tertular dengan COVID-19.
Untuk itu saya usulkan sbb:
1. Perlu ada petugas khusus di Pasar untuk pengawasan pedagang atau pembeli yang tidak pakai masker. Kalau bisa, pintu masuk ke dalam pasar dibatasi misalnya cukup 2 pintu saja, yaitu pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda. sehingga pengawasan pembeli yang datang dan keluar bisa terkendali.
Pembeli yang tidak pakai masker dilarang masuk pasar.
2. Harus disediakan tempat cuci tangan dengan sabun di pintu masuk dan keluar pasar. Setiap orang yg melaluinya, wajib melakukan cuci tangan tersebut. KARENA CUCI TANGAN DENGAN SABUN MERUPAKAN TINDAKAN PENCEGAHAN YANG SANGAT EFEKTIF DALAM MEMBUNUH VIRUS.
3. Perlu dipasang SPANDUK BESAR atau Poster yang menghimbau pedagang atau pembeli untuk tetap pakai masker, jaga jarak aman, selalu cuci tangan dengan sabun, dll.
4. Mungkin Pemko atau melalui Koperasi Pedagang Pasar, bisa menyediakan masker untuk para pedagang karena banyak yang pedagang terutama yang ibu-ibu yang menggunakan masker ala kadarnya yang bisa saja tidak diganti2 atau tidak standar.
Terima kasih. Semoga usul ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam memutus rantai penularan COVID-19
Sumber: Postingan Sidi Sofyan
Farmasi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Farmasi, Unand
Pengamatan Saya ketika berbelanja di salah satu pasar di Padang selama PSBB ini adalah besarnya potensi terjadinya penularan virus ini jika ada penderita dengan status tanpa gejala (OTG) datang juga berbelanja.
Beberapa perilaku pedagang dan pembeli yang banyak saya amati seperti:
1. Tidak memakai masker. Kalaupun dipakai, hanya digantung dileher saja.
2. Tidak menjaga jarak minimal 1-2 m antar sesama. masih sering berkerumunan.
Apalagi banyak para pedagang yang merupakan ibu-bu usia lanjut yang merupakan kelompok yang sangat rentan tertular dengan COVID-19.
Untuk itu saya usulkan sbb:
1. Perlu ada petugas khusus di Pasar untuk pengawasan pedagang atau pembeli yang tidak pakai masker. Kalau bisa, pintu masuk ke dalam pasar dibatasi misalnya cukup 2 pintu saja, yaitu pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda. sehingga pengawasan pembeli yang datang dan keluar bisa terkendali.
Pembeli yang tidak pakai masker dilarang masuk pasar.
2. Harus disediakan tempat cuci tangan dengan sabun di pintu masuk dan keluar pasar. Setiap orang yg melaluinya, wajib melakukan cuci tangan tersebut. KARENA CUCI TANGAN DENGAN SABUN MERUPAKAN TINDAKAN PENCEGAHAN YANG SANGAT EFEKTIF DALAM MEMBUNUH VIRUS.
3. Perlu dipasang SPANDUK BESAR atau Poster yang menghimbau pedagang atau pembeli untuk tetap pakai masker, jaga jarak aman, selalu cuci tangan dengan sabun, dll.
4. Mungkin Pemko atau melalui Koperasi Pedagang Pasar, bisa menyediakan masker untuk para pedagang karena banyak yang pedagang terutama yang ibu-ibu yang menggunakan masker ala kadarnya yang bisa saja tidak diganti2 atau tidak standar.
Terima kasih. Semoga usul ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam memutus rantai penularan COVID-19
Sumber: Postingan Sidi Sofyan
Farmasi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Farmasi, Unand