Coba Lakukan Invasi Namun Gagal Dua Tentara Bayaran AS Ditahan di Venezuela
D'On, Caracas (Venezuela),- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan bahwa ada dua warga negara Amerika Serikat (AS) yang ambil bagian dalam sebuah kelompok tentara bayaran yang melancarkan serangan via laut ke negara Amerika Latin itu untuk membunuhnya.
Militer Venezuela pada Minggu (3/5/2020) menyatakan telah menggagalkan percobaan serbuan laut oleh "tentara bayaran" dari Kolombia. Caracas melaporkan 13 tersangka penyusup ditangkap setelah percobaan serangan yang gagal tersebut, sementara delapan lainnya ditembak mati dalam pertempuran yang terjadi.
"Di antara yang ditangkap adalah pengkhianat Antonio Sequea dan seorang warga negara dengan nama belakang Baduel, yang menyatakan bahwa dua orang Amerika dari tim keamanan Donald Trump berada dalam kelompok penyerbuan," demikian diumumkan kantor Maduro pada Senin malam (4/5/2020), merujuk pada kelompok penyusup.
Maduro tidak merinci pada badan pemerintah apa kedua warga AS itu mungkin bekerja, meskipun pernyataan yang dirilis kantornya tampaknya menunjukkan bahwa mereka mungkin telah bertugas pada detail keamanan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin, Maduro memperlihatkan apa yang dia katakan sebagai paspor dan identifikasi lain dari dua warga AS, yang disebut bernama Airan Berry dan Luke Denman. Keduanya dilaporkan telah ditahan.
Di hari yang sama seorang veteran militer AS yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bersenjata yang gagal ke Venezuela tersebut. Jordan Goudreau, yang memimpin Silvercorp USA, perusahaan keamanan yang berbasis di Florida mengatakan kepada Reuters bahwa Berry dan Luke turut bersamanya dalam serangan tersebut.
"Mereka bekerja denganku. Itu orang-orang saya,” katanya melalui telepon.
Presiden Nicolás Maduro sering menuduh musuh-musuhnya berusaha menggulingkannya dari kekuasaan dengan dukungan dari Amerika Serikat (AS).
Venezuela saat ini tengah dilanda krisis politik dengan dua tokoh mengklaim sebagai pemimpin sah negara itu.
Pemimpin Oposisi, Juan Guaido diakui oleh lebih dari 50 negara termasuk AS, sebagai Presiden Venezuela, sementara Maduro yang memenangi pemilihan presiden pada 2019 mendapat dukungan dari Rusia, China dan Turki.
(mond/okezone)