Ditengah Pandemik dan Hujan Deras Petani Rumput Laut di Bantaeng Merugi
D'On, Bantaeng (Sulsel),- Harga rumput laut yang terus turun sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi masyarakat pesisir terkhusus mereka yang menggantungkan hidupnya sebagai pembudidaya rumput laut.
Selain sebagai pekerjaan utama pembudidayaan rumput laut ini juga diharapkan sebagai penyelamat ditengah pandemik Covid-19 atau Virus Corona. Hal tersebut disampaikan oleh Imran Daeng Situju salah satu warga Desa Papanloe Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng.
"Saya sangat berharap hasil dari rumput laut bisa menjadi penyelamat kebutuhan saat Virus Corona masih ada". Ujarnya (28/05/2020)
Di Desa Papanloe sendiri banyak masyarakat yang mengeluhkan harga rumput laut termasuk yang SP atau yang biasa dikenal agara pamburu. Selain masalah harga faktor cuaca dimasa sekarang kadang jadi penghambat aktivitas rumput laut.
"Dari pertengahan ramadhan hujan terus turun sampai sekarang sehingga beberapa rumput laut yang dijemur masyarakat harus membusuk bahkan ada juga setengahnya yang hilang". Sambungannya
Selain harga yang cukup redah persoalan cuaca juga kadang membuat petani rumput laut Daerah pesisir merugi apalagi masa sekarang adalah musim hujan. Sehingga aktivitas menjemur rumput laut berefek buruk.
Harga rumput laut SP atau agara pemburu saat ini berkisar rata-rata Rp.4.000 perkilonya, sehingga dimasa musim hujan seperti ini kerugian masyarakat yang telah panen bertambah. Seperti yang disampai oleh Bapak Agus.
"Harga rumput laut 4.000 ditambah hujan terus kemarin membuat rumput laut yang saya jemur banyak hilang sekitar 150 tali dari 200 lebih tali yang saya panen". Ujarnya (29/05/2020).
(Irwan Lawing)
Selain sebagai pekerjaan utama pembudidayaan rumput laut ini juga diharapkan sebagai penyelamat ditengah pandemik Covid-19 atau Virus Corona. Hal tersebut disampaikan oleh Imran Daeng Situju salah satu warga Desa Papanloe Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng.
"Saya sangat berharap hasil dari rumput laut bisa menjadi penyelamat kebutuhan saat Virus Corona masih ada". Ujarnya (28/05/2020)
Di Desa Papanloe sendiri banyak masyarakat yang mengeluhkan harga rumput laut termasuk yang SP atau yang biasa dikenal agara pamburu. Selain masalah harga faktor cuaca dimasa sekarang kadang jadi penghambat aktivitas rumput laut.
"Dari pertengahan ramadhan hujan terus turun sampai sekarang sehingga beberapa rumput laut yang dijemur masyarakat harus membusuk bahkan ada juga setengahnya yang hilang". Sambungannya
Selain harga yang cukup redah persoalan cuaca juga kadang membuat petani rumput laut Daerah pesisir merugi apalagi masa sekarang adalah musim hujan. Sehingga aktivitas menjemur rumput laut berefek buruk.
Harga rumput laut SP atau agara pemburu saat ini berkisar rata-rata Rp.4.000 perkilonya, sehingga dimasa musim hujan seperti ini kerugian masyarakat yang telah panen bertambah. Seperti yang disampai oleh Bapak Agus.
"Harga rumput laut 4.000 ditambah hujan terus kemarin membuat rumput laut yang saya jemur banyak hilang sekitar 150 tali dari 200 lebih tali yang saya panen". Ujarnya (29/05/2020).
(Irwan Lawing)