Gedung Sarinah Sebuah Penghormatan Soekarno untuk Pengasuhnya
D'On, Jakarta,- Gedung Sarinah menjadi salah satu ikon bangunan penting di Jakarta. Letaknya strategis di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Gedung ini menjadi saksi bisu sejumlah peristiwa penting di Ibu Kota, di antaranya banjir besar, demonstrasi, sampai terorisme.
Kini semua tenant di Gedung Sarinah harus angkat kaki. Termasuk restoran cepat saji McDonald's atau McD Sarinah yang berpamitan dan menjadi perbincangan masyarakat beberapa hari belakangan. McD Sarinah yang buka 24 ini akan tutup hari ini, Minggu 10 Mei 2020 pukul 22.05.
Gedung Sarinah dikelola oleh PT Sarinah (Persero), sebuah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Manajemen memutuskan merenovasi Gedung Sarinah secara besar-besaran. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembaruan gedung itu tidak akan meninggalkan nilai sejarah.
"Renovasi ini perlu dilakukan untuk tetap dapat bersaing tanpa meninggalkan nilai sejarah dari Sarinah itu sendiri," kata Erick Thohir dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu 9 Mei 2020. Transformasi Gedung Sarinah, menurut dia, adalah kembali ke khitahnya. Perombakan dimulai pada Juni 2020 dan diperkirakan rampung Mei 2021.
Seperti diketahui, Sarinah adalah sebuah proyek yang digagas oleh Presiden Soekarno. Mengutip laman resmi Sarinah, tujuan awal pembentukannya adalah untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat, hingga produk Usaha Mikro, Kecil, Menengah atau UMKM, dan koperasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
PT Department Store Indonesia yang merupakan cikal bakal Sarinah berdiri pada 17 Agustus 1962. Adapun Gedung Sarinah diresmikan pada 15 Agustus 1966 dan menjadi pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Nama PT Department Store Indonesia kemudian berganti PT Sarinah (Persero) pada 10 April 1979.
Nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa pengasuh sang Proklamator menginspirasi penyematan nama tersebut.
Dalam buku berjudul Sarinah, Soekarno menyatakan mendapat pelajaran mencintai 'orang kecil' dari Mbok Sarinah.
"Ia orang kecil, tapi jiwanya selalu besar". Sebab itu, Presiden Soekarno ingin Sarinah menjadi tempat memamerkan atau etalase sekaligus perusahaan negara yang menaungi hasil karya anak bangsa.
(***)