Ini Perbedaan Salaf, Salafi, dan Salafiyah
Dirgantaraonline.co.id,- Mungkin kamu sering mendengar kata atau istilah salaf, salafi, dan salafiyah. Istilah ini cukup populer, namun sering juga disalahpahami oleh sebagian orang. Akhir-akhir ini pula, banyak kelompok yang mendakwahkan dirinya sebagai pengikut salafi.
Jika ada sebagian orang desa mendengar istilah itu, maka langsung terbersit makna pesantren salafiyah yang tersebar di desa mereka atau santri-santri pondok tersebut. Padahal, yang dimaksud bukanlah itu. Berikut perbedaan salaf, salafi, dan salafiyah.
1. Salaf
Istilah "salaf" memiliki arti para sahabat Nabi, tabi’in dan tabi'ut tabiin yang hidup sampai batas 300 H. Tabi’in artinya pengikut, di mana adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para sahabat Nabi dan tik mengalami masa hidup Nabi Muhammad.
Sedangkan tabi'ut tabi’in artinya pengikut tabi’in. Mereka adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para tabi’in dan tidak mengalami masa hidup sahabat Nabi.
Merekalah sebaik-baiknya generasi, sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan sanad dari Abdullah bin Mas’ud dari nabi SAW:
Ø®َÙŠْرُ النَّاسِ Ù‚َرْÙ†ِÙŠ، Ø«ُÙ…َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَÙ„ُونَÙ‡ُÙ…ْ ، Ø«ُÙ…َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَÙ„ُونَÙ‡ُÙ…ْ، Ø«ُÙ…َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَÙ„ُونَÙ‡ُÙ…ْ، Ø«ُÙ…َّ ÙŠَجِئُ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ تَسْبِÙ‚ُ Ø´َÙ‡َادَØ©ُ Ø£َØَدِÙ‡ِÙ…ْ ÙŠَÙ…َÙŠْÙ†ُÙ‡ُ Ùˆَ ÙŠَÙ…َÙŠْÙ†ُÙ‡ُ Ø´َÙ‡َادَتُÙ‡ُ
Artinya:
“Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku (sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’in), kemudian yang setelahnya lagi (atba’it tabi’in), kemudian akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya.”
2. Salafi
Para ulama maupun orang biasa yang datang setelah 300 H, yang menganut manhaj atau metode dari kaum salaf, disebut salafi. Semua orang yang mengikuti metode salaf dapat disebut salafi, termasuk kita.
Namun, itu jika kita memang benar-benar berperilaku dan menjalankan metode berdasarkan salaf. Bukan hanya menyandang titelnya saja, tapi juga perilakunya berbeda.
3. Salafiyah
Salafiyah merupakan metode yang mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan. Salafiyyah difondasikan dan disusun oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (728 H) dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (751H) dari Al-Qur'an, hadis, perbuatan serta perkataan ulama salaf.
Lalu pada 1206 H, Muhammad bin Abdil Wahab menyebarkan apa yang telah disusun oleh Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahumallah di jazirah Arab.
Mengutip dari kitab Nazarat fi Jauharatit Tauhid, terdapat catatan penting dari perkataan salah seorang peneliti di dalam kitab Al-Fikrul Islamy Al-Hadis karya Dr Abdul Maqshud Abdul Ghani,
“Jika kita membandingkan antara pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah akidah hampir keduanya sama dan tidak berbeda, kecuali Ibnu Taimiyyah telah merinci pendapatnya dan menguatkannya dengan dalil-dalil dan hujjah, serta membantah pendapat orang yang berseberangan dengannya dengan dalil dan sanad. Sedangkan Muhamad bin Abdul Wahhab hanya menyebutkan keterangannya secara singkat saja.”
Perbedaan yang menonjol dari salaf, salafi, dan salafiyah adalah hanya dari segi waktu dan pijakan dalam berpegang pendapat. Jika salafi itu memang orang-orang yang menisbahkan dirinya sebagai pengikut manhaj salaf atau Ahlussunah wal Jamaah, salafiyah lebih condongnya disebut usaha regenerasi.
(Abu Khalil)