Kegagalan IT Bank Nagari Buat Nasabah Merugi
D'On, Padang (Sumbar),- Dampak virus corona atau COVID-19 semakin dirasakan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan pas-pasan atau kaum marjinal.
Saat ini kondisi mereka disebut semakin menderita dan kesulitan untuk memenuhi isi perut keluarganya.
Bagaimana masyarakat yang bergantung dengan bank. Dengan mempercayakan keamanan uang mereka dibank tersebut. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan mereka tinggal mengambil di mesin ATM milik bank terkait.
Namun saat pengambilan nasabah itu mengalami kesulitan akibat kesalahan yang bukan diperbuatnya. Akan tetapi pihak bank tidak serta memberikan solusi yang menyejukan bagi nasabahnya.
Hal ini diungkapkan Romi Yufendra, sebagai warga Kota Padang dan Ketua DPD Sumbar LSM KPK Nusantara, Sabtu, (02/05) dirumahnya.
Nada sumbang itu menyangkut pelayanan yang tidak bagus oleh pihak Bank Nagari terhadap nasabahnya beberapa waktu lalu.
Transaksi penarikan yang gagal dilakukan pada mesin ATM Bank Nagari jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi nasabah, kata Romi.
Bagi nasabah penggunaan ATM sebenarnya adalah untuk menikmati pelayanan perbankan sangat mudah kapan dan dimana saja.
"Akan tetapi belakangan sangat marak beredar informasi terjadi kegagalan pada IT Bank Nagari", sebutnya lagi.
Transaksi pada prinsipnya berhasil dan saldo pada rekening berkurang, akan tetapi nominal yang ditarik tidak kunjung keluar dari mesin ATM.
Bahkan kartu ATM pemilik rekening juga ikut tidak keluar dari mesin ATM setelah transaksi dilakukan.
Pada saat ini, nasabah tentu saja terkendala untuk melaksanakan transaksi keuangan yang telah direncanakan.
Lebih parah lagi tentu saja jika nasabah berada dalam perjalanan jauh, perjalanan pasti akan sangat terkendala.
Kondisi pelayanan yang buruk ini, bagi nasabah yang memiliki tabungan pada bank lainnya tentu saja bukanlah masalah yang besar, namun bagaimana bagi yang tidak ?.
Untuk pengurusan dan mendapatkan kartu pengganti akibat kesalahan Bank Nagari nasabah pun "dibebankan" lagi biaya sebesar Rp. 25.000.
Secara nasabah pasti kecewa dan ternyata Bank Nagari memperoleh dua keuntungan dari "kedok" kegagalan IT ini.
Bank Nagari mendapatkan keuntungan berupa pendapatan lainnya dari hasil pungutan penggantian kartu, dan kewajiban Bank Nagari untuk membayar bunga tabungan serta merta terhenti ketika saldo berkurang namun uang tidak keluar dari mesin ATM, tukasnya.
Berharap jangan sampai ada nasabah selanjutnya mengalami hal serupa, dan pihak bank terus berbenah agar berikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya, tutup Romi.
Sampai berita ini terbit, media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.
(roel)
Saat ini kondisi mereka disebut semakin menderita dan kesulitan untuk memenuhi isi perut keluarganya.
Bagaimana masyarakat yang bergantung dengan bank. Dengan mempercayakan keamanan uang mereka dibank tersebut. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan mereka tinggal mengambil di mesin ATM milik bank terkait.
Namun saat pengambilan nasabah itu mengalami kesulitan akibat kesalahan yang bukan diperbuatnya. Akan tetapi pihak bank tidak serta memberikan solusi yang menyejukan bagi nasabahnya.
Hal ini diungkapkan Romi Yufendra, sebagai warga Kota Padang dan Ketua DPD Sumbar LSM KPK Nusantara, Sabtu, (02/05) dirumahnya.
Nada sumbang itu menyangkut pelayanan yang tidak bagus oleh pihak Bank Nagari terhadap nasabahnya beberapa waktu lalu.
Transaksi penarikan yang gagal dilakukan pada mesin ATM Bank Nagari jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi nasabah, kata Romi.
Bagi nasabah penggunaan ATM sebenarnya adalah untuk menikmati pelayanan perbankan sangat mudah kapan dan dimana saja.
"Akan tetapi belakangan sangat marak beredar informasi terjadi kegagalan pada IT Bank Nagari", sebutnya lagi.
Transaksi pada prinsipnya berhasil dan saldo pada rekening berkurang, akan tetapi nominal yang ditarik tidak kunjung keluar dari mesin ATM.
Bahkan kartu ATM pemilik rekening juga ikut tidak keluar dari mesin ATM setelah transaksi dilakukan.
Pada saat ini, nasabah tentu saja terkendala untuk melaksanakan transaksi keuangan yang telah direncanakan.
Lebih parah lagi tentu saja jika nasabah berada dalam perjalanan jauh, perjalanan pasti akan sangat terkendala.
Kondisi pelayanan yang buruk ini, bagi nasabah yang memiliki tabungan pada bank lainnya tentu saja bukanlah masalah yang besar, namun bagaimana bagi yang tidak ?.
Untuk pengurusan dan mendapatkan kartu pengganti akibat kesalahan Bank Nagari nasabah pun "dibebankan" lagi biaya sebesar Rp. 25.000.
Secara nasabah pasti kecewa dan ternyata Bank Nagari memperoleh dua keuntungan dari "kedok" kegagalan IT ini.
Bank Nagari mendapatkan keuntungan berupa pendapatan lainnya dari hasil pungutan penggantian kartu, dan kewajiban Bank Nagari untuk membayar bunga tabungan serta merta terhenti ketika saldo berkurang namun uang tidak keluar dari mesin ATM, tukasnya.
Berharap jangan sampai ada nasabah selanjutnya mengalami hal serupa, dan pihak bank terus berbenah agar berikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya, tutup Romi.
Sampai berita ini terbit, media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.
(roel)