Ngeri! Dunia Hadapi Krisis Pangan Terbesar Akibat Pandemi COVID-19
D'On, Amerika Serikat,- Dunia menghadapi krisis pangan yang “belum pernah terjadi sebelumnya" akibat pandemi COVID-19. Wabah ini telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan terjadinya gangguan besar dalam rantai pasokan makanan. Hal itu diungkapkan Arif Husain, Kepala Ekonom Program Pangan Dunia (World Food Programme) AS, dilansir dari Time.
"Ketika banyak orang kehilangan pekerjaan atau harus mengikuti lockdown, artinya orang-orang tersebut menjadi rentan," kata Arif Husain. Diperkirakan 265 juta orang bisa kelaparan pada tahun 2020, hampir dua kali lipat angka 2019, menurut proyeksi WFP pada bulan April.
Ketika jutaan orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan atau pendapatannya berkurang, maka akan semakin sulit bagi mereka untuk membeli makanan, kata Husain. Pada saat yang sama, lockdown dan pembatasan perdagangan membuat situasi lebih sulit untuk mengangkut makanan dari tempat produksi ke tempat yang membutuhkan, sehingga makanan akan terbuang percuma.
Pengungsi dan orang-orang di zona konflik seperti Yaman, Suriah, dan Burkina Faso dan mereka yang sudah hidup pas-pasan sebelum munculnya virus corona adalah orang-orang yang sangat rentan. Mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan atau bantuan pemerintah yang sebelumnya mungkin tidak diperlukan, lanjut Husain.
Pandemi juga mempengaruhi negara-negara yang mengandalkan pariwisata dan pengiriman uang. Ekonomi di mana sebagian besar penduduknya bergantung pada pekerjaan informal, dan juga mereka yang memiliki sektor jasa atau manufaktur besar kemungkinan akan terpukul, juga.
Dunia saat ini sebenarnya tidak kekurangan pangan, tetapi persediaan pangan global berisiko hampir habis, jika petani tidak dapat menanam tepat waktu atau menerima pupuk dan input lainnya dalam beberapa bulan mendatang.
“Inilah mengapa kita perlu memperlakukan sektor pertanian sebagai sektor penting seperti pekerja perawatan kesehatan,” kata Husain. Petani di negara-negara seperti India dan Filipina sedang berjuang untuk pulih dari kerugian yang mereka derita ketika diberlakukannya lockdown.
Beberapa negara, termasuk Rusia, membatasi ekspor komoditas pangan utama di berbagai titik dalam pandemi ini, tetapi Husain memperingatkan masalah hambatan perdagangan dan mendesak negara-negara untuk bekerja sama dalam kebijakan perdagangan dalam hal pangan.
“Kita perlu memastikan bahwa negara-negara tidak menggunakan penghalang buatan seperti larangan ekspor atau subsidi impor karena ketika mereka melakukan itu, terutama di saat daya beli sangat tertekan, mereka akan membuat harga-harga naik. Mereka membuat panik membeli, ”kata Husain.
(mond/time)