Petugas Protek Berlebaran di Posko Perbatasan
D'On, Padang,- Takbir kemenangan berkumandang Minggu (24/5/2020) pagi itu di Anak Aie, Padang. Bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid lain.
Hari itu adalah hari kemenangan suci di tengah pandemi virus corona.
Agaknya, suasana lebaran tak begitu memengaruhi kesibukan di posko protek perbatasan Anak Aie. Seluruh petugas sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang duduk mencatat kendaraan yang lewat. Menyetop kendaraan yang datang, serta memeriksa suhu tubuh pengendara.
Meski tak berlebaran bersama keluarga, suasana kekeluargaan dan kegembiraan pun tetap terlihat jelas di wajah para petugas. Mereka saling bersenda gurau sambil menghilangkan suntuk dan jenuh, merintang-rintang waktu.
Tak lama handphone seorang petugas berdering. Bergegas diterimanya telepon masuk itu.
"Sama-sama, Dek. Abang juga mengucapkan maaf lahir batin," katanya kepada seseorang di seberang telepon sana.
Di suasana lebaran kali ini, petugas di posko perbatasan Anak Aie mesti berpisah dengan keluarga. Mereka harus "berperang" dengan Covid-19. Meninggalkan rumah dan orang-orang dicintai. Demi kesehatan orang banyak.
"Tugas negara yang paling utama, beruntung handphone bisa mendekatkan kita semua," kata petugas yang tak mau disebutkan namanya itu lirih.
Lebaran kali ini terasa berbeda bagi mereka. Seharusnya mereka berada di rumah bersama orang-orang terkasih, mengucapkan maaf. Menyambung silaturahmi ke sanak saudara dan karib kerabat
"Lebaran kali ini memang berbeda suasananya. Biasanya pagi kita salat Ied, lalu jalan ke tempat saudara sambil makan ketupat atau rendang. Sekarang tidak, mereka di rumah saja. Saya berjaga," sebut petugas lain.
Beruntung lalulalang kendaraan tak begitu ramai pada pukul 07.30 Wib pagi itu. Para petugas meluangkan waktu dengan menelepon orang terdekat, membalas pesan di media sosial sambil mengucapkan maaf.
Pejabat Pemko Padang yang kebagian jadwal bertugas di posko perbatasan Anak Aie juga ikut merasakan berlebaran tanpa keluarga. Pagi itu dua srikandi di Pemko Padang kebagian tugas jaga. Kabag Perekonomian dan SDA Swesti Fanloni serta Kabag Pemerintahan Rachmadenny Dewi Putri berada di posko sejak pukul 08.00 hingga pukul 11.00 Wib.
Keduanya datang membawa buah tangan. Petugas di posko disuguhi ketupat opor ayam dan minuman kaleng. Makanan yang wajib ada di saat lebaran.
"Alhamdulillah, suasana lebaran di rumah begitu terasa di posko ini, ada ketupat opor ayam dan minuman," sebut Mulyadi petugas dari Tagana itu senang.
Tak lama makanan dan minuman datang mengalir dari dermawan-dermawan yang datang ke posko tersebut. Nasi bungkus, soto dan air mineral datang menemani lebaran mereka di posko itu. Lebaran kali ini memang berbeda. Namun hati dan silaturahim petugas posko tetap terjaga.
(Charlie Ch. Legi)
Hari itu adalah hari kemenangan suci di tengah pandemi virus corona.
Agaknya, suasana lebaran tak begitu memengaruhi kesibukan di posko protek perbatasan Anak Aie. Seluruh petugas sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang duduk mencatat kendaraan yang lewat. Menyetop kendaraan yang datang, serta memeriksa suhu tubuh pengendara.
Meski tak berlebaran bersama keluarga, suasana kekeluargaan dan kegembiraan pun tetap terlihat jelas di wajah para petugas. Mereka saling bersenda gurau sambil menghilangkan suntuk dan jenuh, merintang-rintang waktu.
Tak lama handphone seorang petugas berdering. Bergegas diterimanya telepon masuk itu.
"Sama-sama, Dek. Abang juga mengucapkan maaf lahir batin," katanya kepada seseorang di seberang telepon sana.
Di suasana lebaran kali ini, petugas di posko perbatasan Anak Aie mesti berpisah dengan keluarga. Mereka harus "berperang" dengan Covid-19. Meninggalkan rumah dan orang-orang dicintai. Demi kesehatan orang banyak.
"Tugas negara yang paling utama, beruntung handphone bisa mendekatkan kita semua," kata petugas yang tak mau disebutkan namanya itu lirih.
Lebaran kali ini terasa berbeda bagi mereka. Seharusnya mereka berada di rumah bersama orang-orang terkasih, mengucapkan maaf. Menyambung silaturahmi ke sanak saudara dan karib kerabat
"Lebaran kali ini memang berbeda suasananya. Biasanya pagi kita salat Ied, lalu jalan ke tempat saudara sambil makan ketupat atau rendang. Sekarang tidak, mereka di rumah saja. Saya berjaga," sebut petugas lain.
Beruntung lalulalang kendaraan tak begitu ramai pada pukul 07.30 Wib pagi itu. Para petugas meluangkan waktu dengan menelepon orang terdekat, membalas pesan di media sosial sambil mengucapkan maaf.
Pejabat Pemko Padang yang kebagian jadwal bertugas di posko perbatasan Anak Aie juga ikut merasakan berlebaran tanpa keluarga. Pagi itu dua srikandi di Pemko Padang kebagian tugas jaga. Kabag Perekonomian dan SDA Swesti Fanloni serta Kabag Pemerintahan Rachmadenny Dewi Putri berada di posko sejak pukul 08.00 hingga pukul 11.00 Wib.
Keduanya datang membawa buah tangan. Petugas di posko disuguhi ketupat opor ayam dan minuman kaleng. Makanan yang wajib ada di saat lebaran.
"Alhamdulillah, suasana lebaran di rumah begitu terasa di posko ini, ada ketupat opor ayam dan minuman," sebut Mulyadi petugas dari Tagana itu senang.
Tak lama makanan dan minuman datang mengalir dari dermawan-dermawan yang datang ke posko tersebut. Nasi bungkus, soto dan air mineral datang menemani lebaran mereka di posko itu. Lebaran kali ini memang berbeda. Namun hati dan silaturahim petugas posko tetap terjaga.
(Charlie Ch. Legi)