Sebut Utang AS 2 Miliar ke PBB, China Serang Balik AS
D'On, China,- China dan Amerika Serikat kembali bersiteru. Kali ini terjadi setelah Pemerintah China menyentil perihal utang Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang nilainya 2 miliar dolar AS.
Karena tahu AS punya utang, China pun langsung menyerukan semua negara anggota PBB untuk memenuhi kewajiban finansial mereka ke badan dunia tersebut. Secara tidak langsung, China mengarahkan seruannya tersebut kepada negara yang dipimpin Donald Trump itu.
Atas langkah China itu, Kantor misi AS untuk PBB langsung meresponnya.
"Amerika Serikat baru-baru ini melakukan pembayaran US$ 726 juta untuk penilaian pemeliharaan perdamaiannya, dan akan membayar sebagian besar penilaiannya pada akhir tahun kalender," imbuh kantor misi AS untuk PBB seperti dilansir dari detikcom, Sabtu (16/5/2020).
AS menyebutkan bahwa total tunggakan pemeliharaan perdamaian adalah senilai US$ 888 juta, seraya menambahkan: "Sekitar dua pertiga dari jumlah ini adalah hasil pembayaran pada tingkat 25 persen dari 2017 hingga sekarang."
Sementara itu, dalam pernyataan China yang mengutip laporan dari kantor Sekretaris Jenderal PBB dan pertemuan yang diadakan pada Kamis (14/5) waktu setempat, Beijing mengungkapkan bahwa pemerintah AS berutang lebih dari US$ 2 miliar ke PBB.
Hal itu dikarenakan adanya tunggakan sejak beberapa tahun ke belakang.
"Amerika Serikat adalah debitur terbesar, berutang masing-masing 1,165 miliar dan 1,332 miliar dolar AS," demikian pernyataan China.
Atas dasar itu, China pun menyerukan semua negara anggota PBB untuk secara aktif memenuhi kewajiban finansial mereka ke PBB.
"Hingga 14 Mei, total penilaian yang belum dibayar di bawah anggaran rutin PBB dan anggaran pemeliharaan perdamaian masing-masing mencapai 1,63 miliar dan 2,14 miliar dolar AS," demikian disampaikan China.
Untuk diketahui, AS merupakan kontributor terbesar untuk anggaran PBB, dengan membayar 22 persen dari biaya pengelolaan tahunan badan dunia tersebut, yakni sekitar US$ 3 miliar dan 25 persen dari operasi pemeliharaan perdamaian PBB, yang mencapai sekitar US$ 6 miliar per tahun.
Dalam pertemuan pada Kamis (14/5), sekitar 50 dari 193 negara anggota PBB, termasuk China, membayarkan kontribusi mereka secara penuh. Beijing merupakan kontributor terbesar kedua bagi PBB, jauh di bawah Amerika Serikat.
(mond/LJC)
Karena tahu AS punya utang, China pun langsung menyerukan semua negara anggota PBB untuk memenuhi kewajiban finansial mereka ke badan dunia tersebut. Secara tidak langsung, China mengarahkan seruannya tersebut kepada negara yang dipimpin Donald Trump itu.
Atas langkah China itu, Kantor misi AS untuk PBB langsung meresponnya.
"Amerika Serikat baru-baru ini melakukan pembayaran US$ 726 juta untuk penilaian pemeliharaan perdamaiannya, dan akan membayar sebagian besar penilaiannya pada akhir tahun kalender," imbuh kantor misi AS untuk PBB seperti dilansir dari detikcom, Sabtu (16/5/2020).
AS menyebutkan bahwa total tunggakan pemeliharaan perdamaian adalah senilai US$ 888 juta, seraya menambahkan: "Sekitar dua pertiga dari jumlah ini adalah hasil pembayaran pada tingkat 25 persen dari 2017 hingga sekarang."
Sementara itu, dalam pernyataan China yang mengutip laporan dari kantor Sekretaris Jenderal PBB dan pertemuan yang diadakan pada Kamis (14/5) waktu setempat, Beijing mengungkapkan bahwa pemerintah AS berutang lebih dari US$ 2 miliar ke PBB.
Hal itu dikarenakan adanya tunggakan sejak beberapa tahun ke belakang.
"Amerika Serikat adalah debitur terbesar, berutang masing-masing 1,165 miliar dan 1,332 miliar dolar AS," demikian pernyataan China.
Atas dasar itu, China pun menyerukan semua negara anggota PBB untuk secara aktif memenuhi kewajiban finansial mereka ke PBB.
"Hingga 14 Mei, total penilaian yang belum dibayar di bawah anggaran rutin PBB dan anggaran pemeliharaan perdamaian masing-masing mencapai 1,63 miliar dan 2,14 miliar dolar AS," demikian disampaikan China.
Untuk diketahui, AS merupakan kontributor terbesar untuk anggaran PBB, dengan membayar 22 persen dari biaya pengelolaan tahunan badan dunia tersebut, yakni sekitar US$ 3 miliar dan 25 persen dari operasi pemeliharaan perdamaian PBB, yang mencapai sekitar US$ 6 miliar per tahun.
Dalam pertemuan pada Kamis (14/5), sekitar 50 dari 193 negara anggota PBB, termasuk China, membayarkan kontribusi mereka secara penuh. Beijing merupakan kontributor terbesar kedua bagi PBB, jauh di bawah Amerika Serikat.
(mond/LJC)