Malu dan Jijik, Sejumlah Perwira Polisi di AS Mengundurkan Diri
D'On, Amerika Serikat,- Gelombang protes di Amerika Serikat atas kejadian meninggalnya George Floyd karena melakukan kekerasan saat menangkap disikapi oleh para perwira dan petugas kepolisian di negara bagian Amerika Serikat.
Seperti diberitakan oleh CNN, Departemen Kepolisian Amerika Serikat harus kehilangan beberapa perwiranya karena mengundurkan diri. Sampai saat ini sudah ada 4 daerah yang yang dikabarkan mengalami kekurangan petugas kepolisian.
Diantaranya adalah kepolisian Minneapolis yang sudah menerima pengunduran diri sebanyak 7 petugas. Juru bicara kepolisian Minneapolis, John Elder mengatakan jumlah tersebut belum termasuk lebih dari enam petugas yang dalam proses berhenti.
"Orang-orang berusaha untuk meninggalkan pekerjaan (polisi) karena berbagai alasan," ujar Elder.
Selain itu, kasus terakhir tentang kematian Rayshard Brooks, pria kulit hitam yang ditembak polisi di Atlanta juga memicu aksi pengunduran diri petugas keamanan.
Dalam sebuah pernyataan, polisi Atlanta mengatakan ada delapan petugas kepolisian yang mengajukan pengunduran diri pada Juni.
"Data personel kami menunjukkan bahwa kami telah menerima pengunduran diri dari dua hingga enam orang per bulan pada 2020," tulis pernyataan resmi tersebut.
Sejak kabar kematian Floyd, Yayasan Kepolisian Atlanta mengatakan telah menerima laporan pengunduran diri 19 petugas.
Sementara itu di Florida Selatan sekitar 10 petugas dari unit SWAT mengajukan pengunduran diri lantaran khawatir dengan keselamatan diri.
Para petugas yang mengundurkan diri mengaku tidak memiliki perlengkapan dan kurang terlatih. Disamping itu, mereka juga mengatakan keberatan dengan cara polisi yang mengunci leher saat menindak warga dan demonstran.
Dibandingkan daerah lain, Buffalo, New York mencatat banyak polisi dari tim tanggap darurat, sebanyak 57 petugas polisi. Jumlah ini belum termasuk dua polisi yang diberhentikan setelah terekam kamera mendorong demonstran lansia hingga jatuh ke tanah.
"Sekitar 57 polisi mengundurkan diri karena merasa jijik dengan perlakuan dua polisi yang hanya melaksanakan perintah," ujar Presiden Asosiasi Kepolisian Buffalo, John Evans.
Kantor wali kota Buffalo mengatakan 57 perwira yang mengundurkan diri tidak keluar dari kepolisian, tetapi membentuk tim tanggap darurat.
(mond/LJC)
Seperti diberitakan oleh CNN, Departemen Kepolisian Amerika Serikat harus kehilangan beberapa perwiranya karena mengundurkan diri. Sampai saat ini sudah ada 4 daerah yang yang dikabarkan mengalami kekurangan petugas kepolisian.
Diantaranya adalah kepolisian Minneapolis yang sudah menerima pengunduran diri sebanyak 7 petugas. Juru bicara kepolisian Minneapolis, John Elder mengatakan jumlah tersebut belum termasuk lebih dari enam petugas yang dalam proses berhenti.
"Orang-orang berusaha untuk meninggalkan pekerjaan (polisi) karena berbagai alasan," ujar Elder.
Selain itu, kasus terakhir tentang kematian Rayshard Brooks, pria kulit hitam yang ditembak polisi di Atlanta juga memicu aksi pengunduran diri petugas keamanan.
Dalam sebuah pernyataan, polisi Atlanta mengatakan ada delapan petugas kepolisian yang mengajukan pengunduran diri pada Juni.
"Data personel kami menunjukkan bahwa kami telah menerima pengunduran diri dari dua hingga enam orang per bulan pada 2020," tulis pernyataan resmi tersebut.
Sejak kabar kematian Floyd, Yayasan Kepolisian Atlanta mengatakan telah menerima laporan pengunduran diri 19 petugas.
Sementara itu di Florida Selatan sekitar 10 petugas dari unit SWAT mengajukan pengunduran diri lantaran khawatir dengan keselamatan diri.
Para petugas yang mengundurkan diri mengaku tidak memiliki perlengkapan dan kurang terlatih. Disamping itu, mereka juga mengatakan keberatan dengan cara polisi yang mengunci leher saat menindak warga dan demonstran.
Dibandingkan daerah lain, Buffalo, New York mencatat banyak polisi dari tim tanggap darurat, sebanyak 57 petugas polisi. Jumlah ini belum termasuk dua polisi yang diberhentikan setelah terekam kamera mendorong demonstran lansia hingga jatuh ke tanah.
"Sekitar 57 polisi mengundurkan diri karena merasa jijik dengan perlakuan dua polisi yang hanya melaksanakan perintah," ujar Presiden Asosiasi Kepolisian Buffalo, John Evans.
Kantor wali kota Buffalo mengatakan 57 perwira yang mengundurkan diri tidak keluar dari kepolisian, tetapi membentuk tim tanggap darurat.
(mond/LJC)